1.845 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Labuhan Dlepih Khayangan
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Perbukitan Dlepih Khayangan terletak di kecamatan Tirtamaya, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Selain Parangkusumo, Dlepih Khayangan merupakan tempat yang digunakan Panembahan Senopati untuk bertapa sebelum membangun kerajaan dan pemerintahan yang kuat. Selain Panembahan Senopati, tempat ini juga digunakan untuk bertapa raja-raja Mataram dan raja Kasultanan Yogyakarta, yaitu Sultan Agung Hanyakrakusumo dan Pangeran Mangkubumi (Sri Sultan Hamengku Buwono I).   Berbeda dengan upacara labuhan lainnya, upacara Labuhan Dlepih Khayangan hanya dilaksanakan delapan tahun sekali pada tahun Dal atau setiap sewindu penobatan Sultan. Upacara ini digolongkan dalam Labuhan Ageng , sedangkan upacara Labuhan yang lain digolongkan dalam Labuhan Alit yang digelar setiap tahun. Uborampe upacara Labuhan Dlepih Khayangan antara lain:   Sinjang Limar Sinjang Lurik Kepyur Sinjang Perkutut Pethak Seret Abrit Semekan Solok Semekan Dringi...

avatar
Aze
Gambar Entri
Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Hajad Kawula Dalem Mubeng Beteng yang menandai pergantian tahun Jawa.Prosesi ini merupakan sarana intropeksi atas apa yang terjadi di tahun lalu sembari memohon kepada Yang Maha Kuasa agar tahun yang akan datang lebih baik dari pada tahun yang telah lalu. sumber :https://kratonjogja.id/peristiwa/57/hajad-dalem-jamasan-pusaka-be-1952

avatar
Aze
Gambar Entri
Hajad Dalem Jamasan Pusaka.
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Prosesi Siraman atau Jamasan Pusaka diselenggarakan untuk membersihkan dan merawat pusaka-pusaka milik keraton.Berbeda dengan Jamasan di dalam kompleks Kedhaton yang bersifat tertutup bagi khalayak umum, Jamasan Rata (kereta) di Museum Kereta terbuka bagi siapa saja yang ingin menyaksikan. Seperti tahun-tahun sebelumnya, terdapat dua kereta yang dibersihkan. Abdi Dalem Kanca Rata Mas Wedana Rata Diwiryo selaku pemimpin prosesi Jamasan kereta menjelaskan, “Yang pertama (pokok) Kanjeng Nyai Jimat, lalu kereta pendampingnya Kanjeng Kiai Harsunaba, tapi setiap tahun harus diganti atau bergiliran sebagai pendherek .” Kereta Kanjeng Nyai Jimat adalah kereta tertua yang dimiliki Keraton Yogyakarta, pernah digunakan pada penobatan Sri Sultan Hamengku Buwono I sampai Sri Sultan Hamengku Buwono III. Kereta ini selalu mengikuti Jamasan tiap tahunnya. Sedangkan kereta Kanjeng Kiai Harsunaba merupakan peninggalan Sri Sultan Hamengku Buwono VI yang dibuat di...

avatar
Aze
Gambar Entri
Upacara Bethak
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bethak dan Pisowanan Garebeg Mulud Dal adalah dua upacara yang tidak terpisahkan satu sama lain. Keduanya hanya diselenggarakan tiap 8 tahun sekali, tepatnya pada tahun Dal . Dal adalah nama salah satu tahun dari siklus delapan tahunan (windu) pada sistem penanggalan Jawa. Dalam bahasa Jawa, bethak berarti menanak nasi. Sedang pisowanan , berasal dari kata sowan (menghadap), memiliki arti sebagai pertemuan menghadap raja. Bethak Prosesi Bethak dilaksanakan mulai petang hari pada tanggal 12 Mulud Tahun Dal di di kompleks Keputren, tepatnya di Bangsal Sekar Kedhaton . Sebelum upacara, para Putri Dalem (putri Sultan), Wayah Dalem Putri (cucu perempuan Sultan), Sentana Dalem Putri (kerabat perempuan Sultan), dan para petinggi Keputren telah berkumpul di Bangsal Sekar Kedhaton. Upacara dimulai dengan kehadiran Sri Sultan. Beliau miyos (hadir) untuk menyerahkan pusaka Kanjeng Nyai Mrica dan Kanjeng Kiai Blawong yang diambil dari Gedhong Prabayek...

avatar
Aze
Gambar Entri
Pisowanan Garebeg Mulud Dal
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Sejak pagi, tiga gamelan dimainkan bergantian di Plataran Kedhaton Keraton Yogyakarta. Ketiganya adalah Kanjeng Kiai Guntur Laut (Monggang), Kanjeng Kiai Surak, dan Kanjeng Kiai Kancil Belik. Para Abdi Dalem Sipat Bupati datang dan duduk bersila menunggu di kedua Bangsal Kotak yang berada di Plataran Kedhaton , tepat di depan Bangsal Kencana . Menjelang siang, terdengar teriakan, “Raaaussss,” sebagai penanda kehadiran Sultan, yang miyos dari arah Bangsal Prabayeksa . Gendhing Monggang segera dimainkan untuk mengiringi Miyos Dalem Sultan di Bangsal Kencana . Para Abdi Dalem yang telah menunggu di Bangsal Kotak kemudian diperkenankan maju dan duduk di kursi yang disediakan di tratag Bangsal Kencana . Para Sentana Dalem dan tamu kehormatan lain duduk di sebelah kanan dan kiri Sultan, dengan posisi menghadap beliau. Tidak lama kemudian, sebuah iringan datang membawa pusaka Kanjeng Nyai Mrica dan Kanjeng Kiai Blawong. Kedua pusaka kemudian dipeg...

avatar
Aze
Gambar Entri
Malem Selikuran
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tiap bulan Pasa atau Ramadhan , Keraton Yogyakarta selalu mengadakan acara Malem Selikur . Malem Selikur diadakan untuk menyambut malam Lailatul Qadar . Acara ini merupakan bagian dari kegiatan Kesultanan Yogyakarta sebagai kerajaan Islam untuk senantiasa menyebarkan ajaran Islam di tengah masyarakat Jawa. Agama Islam mengajarkan bahwa akan tiba suatu malam yang istimewa pada sepertiga akhir bulan Ramadhan . Malam yang disebut malam Lailatul Qadar ini dipercayai lebih mulia dibanding malam-malam lainnya sehingga digambarkan memiliki nilai yang lebih baik dari seribu bulan. Pada malam ini pula, Nabi Muhammad dahulu menerima Al Quran yang diturunkan oleh Allah. Untuk menyambut malam ini, umat Islam memperbanyak amal dan ibadah karena diyakini pula pahala yang didapat seribu kali lebih banyak dari hari-hari biasa. Malem Selikur , atau kadang dikenal juga dengan Selikuran , diyakini telah ada sejak awal penyebaran agama Islam di tanah Jawa. Tradisi ini diperkenalkan...

avatar
Aze
Gambar Entri
Garebeg
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Garebeg merupakan salah satu upacara yang hingga saat ini rutin dilaksanakan oleh Karaton Ngayogyakarta Hadiningrat . Kata Garebeg , memiliki arti diiringi atau diantar oleh orang banyak. Hal ini merujuk pada Gunungan yang diiringi oleh para prajurit dan Abdi Dalem dalam perjalanannya dari keraton menuju Masjid Gedhe . Dalam pendapat lain dikatakan bahwa Garebeg atau yang umumnya disebut “ Grebeg ” berasal dari kata “ gumrebeg ”, mengacu kepada deru angin atau keramaian yang ditimbulkan pada saat berlangsungnya upacara tersebut.     Besar kemungkinan bahwa Upacara Garebeg berasal dari tradisi Jawa kuno yang disebut Rajawedha . Pada upacara tersebut raja akan memberikan sedekah demi terwujudnya kedamaian dan kemakmuran di wilayah kerajaan yang dipimpinnya. Tradisi sedekah raja ini awalnya sempat terhenti ketika Islam masuk di Kerajaan Demak. Akibatnya masyarakat menjadi resah dan meninggalkan kerajaan yang baru berdiri terse...

avatar
Aze
Gambar Entri
Supitan
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Salah satu bagian dari upacara daur hidup masyarakat Jawa adalah upacara supitan , yakni upacara sunat atau khitan bagi anak laki-laki. Sunat adalah proses memotong kulit zakar sehingga kepala penisnya terlihat, dengan maksud untuk menghilangkan sesuker atau kotoran yang ada dalam penis. Bagi penganut agama Islam, proses ini adalah hal yang wajib dilakukan. Berikut adalah tahap-tahap pelaksanaan Supitan untuk Putra Dalem (anak Sultan) yang dilaksanakan di lingkungan Keraton Yogyakarta, berdasarkan Pranatan Lampah Lampah atau pedoman tata laksana pada tanggal 12 Mei 1975. Satu hari sebelum pelaksanaan upacara, gamelan Gangsa Slendro dan Pelog ditata di G edong Gangsa sebelah utara dan selatan sejak pukul 15.00, lalu mulai ditabuh hingga pukul 18.00 oleh Abdi Dalem Punakawan Kridamardawa . Sementara gamelan Kanjeng Kiai Kebo Ganggang ditata di Bangsal Mandalasana . Selain itu, krobongan , atau pekobongan (bangunan berbentuk bilik kecil non-permanen)...

avatar
Aze
Gambar Entri
Dhaup Ageng
Ritual Ritual
Daerah Istimewa Yogyakarta

Dhaup Ageng adalah hajad seorang raja ketika menikahkan anak perempuannya. Dalam tradisi Jawa, gelaran pernikahan diselenggarakan oleh pihak perempuan. Pada umumnya raja-raja jaman dahulu memiliki banyak istri dan anak, untuk itu Upacara Dhaup Ageng hanya digelar jika calon mempelai wanita merupakan putri raja yang lahir dari seorang permaisuri. Disamping itu, tidak jarang upacara pernikahan kerajaan pada jaman dahulu digelar sekaligus untuk beberapa putra-putri Sultan. Tercatat pada Tahun 1939 Sri Sultan Hamengku Buwono VIII menikahkan 7 pasang pengantin secara bersamaan.      Pada jaman dahulu Dhaup Ageng digelar dengan rangkaian prosesi yang dilakukan hingga berhari-hari. Bahkan pantangan yang harus dijalani oleh kedua mempelai berlangsung beberapa hari sebelum upacara pernikahan hingga 35 ( selapan ) hari setelahnya.     Dari masa ke masa, upacara Dhaup Ageng telah mengalami banyak penyederhanaan. Walaupun demikian inti da...

avatar
Aze