Salah satu bagian dari upacara daur hidup masyarakat Jawa adalah upacara supitan, yakni upacara sunat atau khitan bagi anak laki-laki. Sunat adalah proses memotong kulit zakar sehingga kepala penisnya terlihat, dengan maksud untuk menghilangkan sesuker atau kotoran yang ada dalam penis. Bagi penganut agama Islam, proses ini adalah hal yang wajib dilakukan.
Berikut adalah tahap-tahap pelaksanaan Supitan untuk Putra Dalem (anak Sultan) yang dilaksanakan di lingkungan Keraton Yogyakarta, berdasarkan Pranatan Lampah Lampah atau pedoman tata laksana pada tanggal 12 Mei 1975.
Satu hari sebelum pelaksanaan upacara, gamelan Gangsa Slendro dan Pelog ditata di Gedong Gangsa sebelah utara dan selatan sejak pukul 15.00, lalu mulai ditabuh hingga pukul 18.00 oleh Abdi Dalem Punakawan Kridamardawa. Sementara gamelan Kanjeng Kiai Kebo Ganggang ditata di Bangsal Mandalasana.
Selain itu, krobongan, atau pekobongan (bangunan berbentuk bilik kecil non-permanen) sudah mulai ditata di sebelah timur Bangsal Manis dan tetuwuhan (berwujud berbagai jenis daun, tandan pisang beserta batangnya, sebagai perlambang kesuburan) ditata di selatan Tratag Bangsal Kencana, sementara sesaji dipersiapkan oleh Abdi Dalem Wedana Keparak. Sesaji supitan ini berupa tumpeng rombyong, tumpeng gundul, pisang ayu, pisang pundutan peken, seekor ayam hidup dalam keranjang, dan sepasang kembar mayang.
Di hari yang sama pukul 15.00, para Bendara Putri beserta istri para Bendara (keluarga dekat Sultan) dipersilakan masuk ke dalam Kedhaton untuk menghias tempat tidur anak yang akan disunat, kemudian menempati Bangsal Pengapit. Lalu para Bendara yang akan disunat dipersilakan menempati Bangsal Kasatriyan ditemani para Bendara Putri dan istri Abdi Dalem Bupati yang sedang bertugas.
Sesampainya di Bangsal Kasatriyan, para Bendara yang akan disunat menjalani siraman (dimandikan). Usai siraman, para putri dipersilakan kembali ke Bangsal Pengapit. Pukul 19.00 para Bendara Pangeran, Bendara Kakung (yang sudah disunat), serta Mantu Dalem memasuki Gadri Kasatriyan melalui Regol Kemagangan dengan mengenakan pakaian peranakan. Setelah menyantap hidangan makan malam, acara pada hari itu pun berakhir.
Keesokan harinya, Senin, pukul 8.00 pagi gamelan sudah mulai ditabuh oleh Abdi Dalem Punakawan Kridamardawa. Putra Dalem yang akan disunat sudah mengenakan busana pukul 9.30 pagi dan para Bendara Putri serta istri para Bendara, Wayah Putri, dan istri Abdi Dalem Bupati menempati Bangsal Pengapit. Sementara itu para Bendara Pangeran dan para Bendara yang sudah disunat menempati sisi timur Tratag Bangsal Kencana di sebelah utara.
Abdi Dalem Pengulu, Abdi Dalem Bupati Mantu Dalem, Abdi Dalem Bupati Punakawan, Abdi Dalem Sipat Bupati, dan Abdi Dalem Bupati Pensiunan sesudah sowan caos bekti di keraton, kemudian menuju Bangsal Kotak. Ketika para Bendara Pangeran telah memasuki Bangsal Kencana, lalu mereka maju ke sisi utara Tratag Bangsal Kencana.
Jam 9.45 pagi, Sultan memasuki Bangsal Kencana megenakan pakaian takwa, kemudian memanggil Putra Dalem yang akan disunat yang sedang berada di Bangsal Kasatriyan. Setelah menempati Bangsal Kencana, para Putra Dalem yang akan disunat kemudian melakukan penghormatan sebagai tanda bakti, atau caos bekti kepada Sultan. Sultan kemudian mengutus salah satu Bendara Pangeran untuk memeriksa kesiapan ubarampe Supitan. Ketika Bendara Pangeran yang diutus telah kembali dan menyatakan bahwa sudah siap, Sultan kemudian memberi dhawuh (perintah) agar Putra Dalem yang akan disunat memasuki Pekobongan.
Setelah menempati pekobongan dan para Abdi Dalem telah berada di posisi masing-masing, Abdi Dalem Pengulu memimpin doa secara adat. Kemudian ditabuh gamelan Kanjeng Kiai Kebo Ganggang memainkan gending Kodok Ngorek. Seorang Pangeran Sepuh ditugaskan untuk memangku Putra Dalem yang disunat.
Putra Dalem yang telah selesai disunat kemudian duduk di kursi di Bangsal Kencana. Setelah minuman selesai disajikan, Sultan memberi dhawuh kepada para Bendara yang menemani Putra Dalem yang telah disunat untuk kembali ke Bangsal Kasatriyan, sementara para Abdi Dalem diperkenankan untuk mundur. Setelah Sultan meninggalkan tempat, upacara pun selesai.
Pada upacara-upacara daur hidup yang diselenggarakan untuk Putra Dalem (anak Sultan), termasuk Supitan, keraton selalu memberi kesempatan pada para kerabat dan Abdi Dalem apabila hendak ikut serta. Sentana Dalem (kerabat) atau Abdi Dalem yang turut disunat dalam upacara ini disebut dengan bela. Pekobongan untuk bela Wayah Dalem memiliki ukiran yang berbeda dan ditempatkan di dekat pekobongan untuk Putra Dalem. Sedang untuk bela dari Abdi Dalem tidak disunat di pekobongan, tapi cukup di kamar.
Bagi masyarakat Jawa, Supitan adalah upacara yang sangat penting dan menjadi perhatian istimewa. Tiap anak laki-laki harus disunat sebelum menginjak dewasa. Supitan dapat dimaknai sebagai upacara inisiasi, peralihan manusia yang berada dalam suatu krisis agar dapat berada dalam tingkatan kehidupan yang baru. Peralihan yang dimaksud dalam Supitan adalah peralihan seorang anak laki-laki ke masa dewasa, sehingga upacara Supitan dilakukan ketika anak berusia 10-16 tahun. Di samping itu, Supitan juga dianggap sebagai peresmian masuk agama Islam sehingga juga disebut ngislamke, atau mengislamkan.
sumber :https://kratonjogja.id/siklus-hidup/15/supitan-upacara-menuju-kedewasaan-bagi-lelaki
1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...
Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...
Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...
Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...