Batu Kursi Raja Siallagan Sebagai tempat musyawarah mufakat para tetua adat Batak Toba.
                    
            Tari Kejai atau Kejei adalah satu-satunya tarian adat Rejang,dalam membawakan tari Kejai/Kejei penari harus berpasangan ( laki-laki dan perempuan ),penari harus ganjil ( 5 pasang,7 pasang, atau 9 pasang ). hingga saat ini masih berkembang di Kabupaten Rejang Lebong, Lebong, Kepahiang dan Bengkulu Utara, serta sering dipentaskan dalam acara besar Adat dan Penyambutan Tamu. Tari Kejai/Kejei biasa ditampilkan di dalam ruangan atau diluar ruangan. Pada pergelaran tari Kejai/Kejei harus ada SUKUNG. Sukung adalah terbuat dari bambu dua potong yang melintas diatas Tiang Penei, Bambu ini dibungkus dengankertas guna memperindah bentuknya,sukung ini adalah tanda batas bahwa bujang gadis menari berpasangan,sewaktu menari,apabila penari melintas dibawah sukung penari harus melakukan gerakan matah dayung. Untuk Tari Kejai/Kejei di Rejang Lembak ada Tari Balai yang hampir sama bentuknya dengan Tari Kejai/Kejei,Sesuai kesepakatan Tari Balai diganti dengan Tari Kejai/Kejei Ada 2 sambei yan...
                    
            Purwaceng merupakan sejenis perdu yang hanya tumbuh di dataran tinggi Dieng. Tanaman ini dipercaya memiliki khasiat menambah stamina tubuh termasuk meningkatkan vitalitas kaum pria, sehingga disebut juga sebagai "Javanese Viagra". Masyarakat Dieng biasa mengolah purwaceng menjadi bubuk minuman dan disajikand dalam suhu panas, berupa kopi purwaceng ataupun susu purwaceng.
                    
            Diceritakan dahulu kala di langit ada 2 buah bulan yang menerangi dunia ini. Pada suatu hari salah satu bulan tersebut jatuh ke bumi, tepatnya di sebuah desa yang bernama Desa Pejeng. Di desa tersebut bulan tidak jatuh ketengah melainkan tersangkut diatas sebuah pohon besar (kira-kira seperti pohon beringin). Karena jatuhnya bulan tersebut, masyarakat pejeng menjadi panik karena mendapatkan sebuah kejadian besar dan tidak diduga-duga. Akibat bulan tersebut juga, keadaan alam Pejeng menjadi terang-benderang, bahkan tidak pernah ada malam dengan kata lain situasi desa Pejeng siang terus. Setelah sekian lama Kedaan Pejeng terang menderang, hal ini sangat tidak dikehendaki oleh para orang yang memilki niat buruk, khususnya para pencuri/maling. Para maling ini tidak bisa menjalankan misinya di tengah keadaan yang terang, karena mereka biasanya beraksi pada situasi yang gelap supaya tidak diketahui oleh masyarakat. Akhirnya para maling mengadakan suatu pertemuan di sebuah tempat untuk menga...
                    
            Roti Buaya khas Betawi Bahan-bahan: terigu, gula pasir, margarin, garam, ragi, susu bubuk, telur, pewarna adonan dibentuk sehingga menyerupai buaya. Catatan: Roti ini terinspirasi dari kebiasaan buaya yang hanya kawin sekali sepanjang hidupnya. Roti ini menjadi simbol kesetiaan pasangan yang telah menikah bagi kalangan suku betawi. Biasanya roti ini selalu ada pada tiap pernikahan acara adat betawi. RM/Toko yang Menyediakan : ROTI BUAYA JAKARTA Wholesale Bakery Address: Jl. Cidodol Raya, RT.5/RW.11, Grogol Sel., Kby. Lama, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12220 Phone: 0877-7455-1147
                    Sayur Laya khas Betawi berbahan dasar kerang dan secara tradisional merupakan makanan sehari-hari masyarakat Betawi yang tinggal di dekat sungai. Sayur dimasak tanpa membuang kulit kerang terlebih dulu, sehingga aroma dan rasa kerang sangat kuat tercampur dengan kuah bumbu yang kaya rasa. Dalam masyarakat tradisional betawi, masakan ini juga dikenal sebagai obat sakit kuning.
                    
            Ada satu Desa di jazirah Baguala namanya Desa Poka, biasanya disebut Desa Poka-Rumah Tiga. Dulu di Desa ini tinggal satu keluarga yang sangat sederhana namun mereka hidup bahagia. Kepala keluarga bernama Bapak Bram. Beliau bekerja sebagai petani dan biasanya mendayung perahu membawa penumpang dari Poka-Rumah Tiga ke Galala pulang pergi, sedangkan istrinya bernama Ibu Mina. Ibu Mina adalah wanita yang cantik, rajin dan bekerja membantu Bapak Bram menambah penghasilan keluarga yaitu dengan cara bakar sagu untuk dijual. Bapak Bram dan Ibu Mina mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik, saat itu berusia 16 tahun. Anak itu bernama Martha, berkulit hitam, rambutnya ikal panjang terurai hingga betis. Setiap sore sehabis Ibu Mina membakar sagu, biasanya Martha berjalan menjual sagu kepada orang-orang disekitar Desa Poka. Dia selalu memakai baju cele merah muda (baju adat wanita Ambon), dengan rambut yang dikonde, dan sagu ditaruh diatas baki. Martha berjalan menjual...
                    
            Sopi merupakan minuman khas dari Nusa Tenggara Timur. Terbuat dari fermentasi air nira yang diambil dari pohon aren/enau. Sopi mempunyai kadar alkohol yang tinggi sehingga minuman ini sulit untuk dijual bebas secara legal. Minuman ini selalu hadir pada setiap upacara-upacara adat. --- Sopi, minuman khas Flores dan Indonesia bagian timur lainnya. Sopi dihasilkan dari fermentasi enau atau aren, yang dalam bahasa ilmiah disebut arenga pinnata. Proses pembuatannya memakan waktu cukup panjang. Air pohon enau atau sageru, dimasukkan ke wadah, dicampur dengan bubuk akar husor. Gunanya, supaya air itu tidak mengental menjadi gula merah. Setelah itu, air sageru dimasak hingga keluar uap. Uap-uap yang jadi air dimasukkan ke bambu. Air itu didiamkan beberapa hari sampai kadar alkoholnya tinggi. Setelah dirasa cukup, air yang sudah menjadi sopi itu dipindahkan ke dalam botol. Sopi bagi masyarakat Flores layaknya sebuah simbol kebersamaan....
                    
            Compang Tugu yang dibuat di tengah halaman rumah yang berfungsi sebagai altar dalam upacara adat Manggarai. Altar terbuat dari tumpukan batu dan ditengahnya terdapat sebuah pohon. Altar tersebut dikelilingi halaman dan pemukiman penduduk. Lokasi compang biasanya merupakan pusat desa. Rumah adat dan kampung tradisional seperti ini, saat ini dapat ditemui di kampung Ru'I di Sano Nggoang, Kampung Balo di Kuwus, dan Pacang Pu'u di Macan Pacar, Nusa Tenggara Timur.