Ritual
Ritual
Ritual DKI Jakarta DKI Jakarta
Upacara Khataman Betawi
- 1 Juli 2014
Dalam ajaran agama Islam ada kebiasaan untuk melakukan upacara khusus bagi anak-anak yang sedang menjelang dewasa, yaitu upacara "khatam Quran", yakni upacara menyambut tamatnya seorang anak mempelajari cara-cara membaca Al-Quran dengan selamat. Demikian pula halnya dengan masyarakat Betawi.
"Khatam Al Quran" yang biasa juga disebut "Tamat Al Quran", adalah upacara yang diselenggarakan untuk menandai selesainya seorang anak belajar mengaji. Dalam upacara ini pesertanya terdiri dari anak-anak yang menyelesaikan Juz Amma. Upacara ini berlangsung dengan dilengkapi serangkaian acara yang sifatnya tradisional.
 

Upacara menyambut tamatnya seorang anak dalam mempelajari cara-cara membaca Al Qur'an dengan selamat. Dimaksudkan untuk menunjukkan rasa syukur ke hadirat illahi serta rasa bangga dan bahagia, karena anak-anak telah berhasil menyelesaikan pelajaran membaca kitab Juz Amma. Seperti halnya masyarakat Betawi di Kampung Bojong upacara ini diselenggarakan untuk menandai selesainya seorang anak belajar mengaji, sesuai dalam ajaran agama Islam berupa kebiasaan untuk melakukan upacara khusus bagi anak-anak ketika menjelang dewasa. Dalam upacara ini pesertanya terdiri dari anak-anak yang telah menyelesaikan kitab Juz 'aroma.

Upacara Khataman (Khatam Al Qur'an) berlangsung dengan dilengkapi serangkaian acara yang sifatnya tradisional. Dilakukan di dua tempat. Biasanya di tempat pengajian untuk upacara pelepasan dengan pembacaan Shalawat Dustur. Dan di rumah dengan upacara penyambutan, dibacakan l3 surah terakhir dari juz ke-30. Kemudian dilanjutkan dengan doa khatam Quran dan tahlilan/merowahan dengan pembacaan maulid Nabi Al-Barzanji lengkap. Orang tua si anak juga menyampaikan sambutan upacara tasyakur. Biasanya ada hiburan berupa kasidahan, orkes gambus, Shohibul Hikayat dan tari Zapin, tari Belenggo, atau Marawis.

Dalam penyelenggaraan Upacara Khatam Al Qur'an, tidak banyak pantangan-pantangan khusus, hanya saja dilarang memakan segala jenis makanan yang dilarang dan dihararnkan oleh agama Islam, seperti makan daging babi, dan jenis-jenis makanan yang diragukan haram tidaknya. Demikian pula halnya dengan perbuatan dan ucapan yang bertolak belakang dengan hukum Islam. Satu hal yang ditabukan selama upacara berlangsung, yaitu tabu mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan salah pengertian di antara para peserta upacara. Dengan demikian diharapkan terlihat suasana khidmat dan penuh rasa keagamaan pada saat upacara berlangsung.

 

Waktu Penyelenggaraan Upacara
Tidak ada waktu yang khusus untuk menyelenggarakan upaca¬ra "Khatam Al Quran". Biasa saja dalam waktu satu tahun terjadi dua atau tiga kali upacara Khatam Al Quran, apabila dalam kurun waktu tertentu minimal ada 8 anak yang sudah menyelesaikan pelajaran membaca kitab Jus Amma. Adapun waktu pelaksanaan upacara itu sendiri biasanya diselenggarakan semenjak sore hari hingga malam hari. Acara ini biasa juga diseling ceramah oleh seorang ulama, misalnya tentang sejarah Al Quran yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad SAW, atau kadang-kadang diisi acara Qasidah.
 
Tempat Penyelenggaraan Upacara
Sesuai dengan sifatnya, yaitu upacara keagamaan, maka upacara Khatam Al Quran selain diselenggarakan di masjid, juga bisa diselenggarakan di rumah si anak yang bersangkutan. Sebelum upacara dimulai, peserta upacara berkumpul di rumah guru ngaji yang disebut Ustadz bila laki-laki, dan Ustadzah bila perempuan. Upacara khatam bisa menggunakan beberapa tempat dalam penye¬lenggaraannya. Kadang-kadang upacara ini juga diselenggarakan di madrasah atau ruangan Majelis taklim. Jadi tergantung dari kesepakatan bersama.
 
Peserta Upacara
Upacara "Khatam Al Quran" diikuti oleh anak-anak, baik anak laki-laki maupun perempuan yang telah menyelesaikan pelajaran membaca kitab Juz Amma. Umur peserta kurang lebih antara 7-10 tahun.
 
Anak-anak yang akan diupacarakan itu dampingi oleh orang tua masing-masing dengan memakai pakaian adat, sekarang biasa memakai pakaian muslim, untuk laki-laki lengkap dengan peci, dan perempuan dengan memakai kerudung.
 
Penyelenggara Teknis Upacara 
Upacara "Khatam AI Quran" pada dasarnya diselenggarakan oleh orang tua anak yang tamat mengaji. Namun pada pelaksana¬annya upacara dipimpin oleh bapak/ibu guru ngaji dari kampung yang dan dibantu oleh beberapa orang yang telah dibentuk untuk kepentingan upacara. Adapun puncak acara yang diselenggarakan di dalam masjid atau rumah dan madrasah/majlis dipimpin oleh seorang ustadz yang dianggap sebagai sese-puh tokoh masyarakat dan telah berpredikat haji.
 
Selain penyelenggara teknis upacara yang dibantu oleh panitia, karena memerlukan bermacam-macam perlengkapan seperti makanan dan kue-kue tradisional untuk para undangan, maka kaum ibu pun ikut terlibat di dalaninya. Dengan demikian, penyelenggaraan upacara ini hampir melibatkan seluruh warga.
 
Persiapan Upacara
Beberapa, hari sebelum upacara dilangsungkan, masyarakat sudah mulai mempersiapkan semua keperluan upacara, mulai dari membersihkan tempat upacara, melabur dinding/ bilik yang sudah kotor, membersihkan semak-semak di halaman masjid atau rumah, membuang ranting-ranting kayu, member¬sihkan bagian langit-langit dan sebagainya. Rumah ustadz dan ustadzah pun ikut dibersihkan, karena para peserta upacara sebelumnya akan berkumpul dahulu di rumah itu. Selain itu para undangan yang akan menghadiri upacara dijamu terlebih dahulu dengan suguhan kue-kue lengkap dengan minumannya.
 
Dalam rangkaian acara ini selalu diselingi dengan acara ce¬ramah kerohanian. Misalnya dengan mendatangkan penceramah yang disebut juga "Mubaligh".
 
Dalam mengarak rombongan anak-anak nanti dipersiapkan pula kelompok musik "Qasidah" yang terdiri dari kelompok gadis-gadis remaja. Kaum ibu tidak ketinggalan ikut bergabung di rumah ustadz/ustadzah guna mempersiapkan jamuan kue-kue tradisional dan jamuan makan serta minumannya. Untuk anak-anak yang akan dipergunakan nanti. Anak wanita memakai pakai¬an adat atau busana muslim lengkap dengan kerudung dan tata riasnya. Begitu juga anak laki-laki memakai busana muslim pria lengkap dengan kopiahnya, dan adakalanya memakai busana haji.
 
Pihak-pihak yang Terlibat dalam Upacara
Dalam penyelenggaraan upacara ini melibatkan berbagai pihak, seperti famili atau kerabat dekat di lingkungan tempat tinggal, teman-teman peserta mengaji, kelompok ibil-ibu yang mengurus jamuan, juga kaum laki-laki yang membantu persiapan.
Jalannya Upacara :
 
Acara dimulai dengan sambutan-sambutan dari sesepuh masya¬rakat setempat. Pada dasarnya sambutan itu berisi wejangan-wejangan agar masyarakat selalu memperta¬hankan tradisi yang baik dan senantiasa memelihara kesatuan dan persatuan. Apabila acara sambutan telah selesai, guru mengaji Ustadz/Ustadzah tampil ke depan dan meminta anak-anak untuk membaca Salawat nabi secara bersama-sama, membaca Marhaban, don ayat-ayat Al Quran.
 
Satu persatu anak-anak diminta membacakan ayat-ayat suci Al Quran yang telah ditentukan sebelumnya. Dengan penuh kesungguhan anak-anak itu membaca sebaik-baiknya sebab pada saat itulah ditentukan khatam atau tidaknya seorang anak. Semua yang hadir mengikutinya dengan khidmat, dan tidak seorang pun diperkenankan berbicara apalagi bergurau.
 
Setisp anak mendapat giliran untuk membaca Al Quran sampai semuanya tidak ada yang ketinggalan. Upacara Khatam ini ditutup dengan acara jamuan makan yang telah disiapkan sebelumnya.
 
Pantangan-Pantangan
Dalam penyelenggaraan upacara “Khatam Al Quran” tidak banyak pantangan yang berlaku khusus. Hanya saja sebagaimana halnya penganut agama Islam, dan oleh karena upacara ini berkait¬an dengan keagamaan, maka yang patut diketahui sebagai suatu yang dipantangkan adalah : memakan segala jenis makanan yang dilarang dan diharamkan oleh agama Islam, seperti makan daging babi, dan jenis-jenis makanan yang diragukan haram tidaknya. Demikian pula halnya dengan perbuatan dan ucapan yang bertolak belakang dengan hukum Islam.
 
Satu hal yang ditabukan selama upacara berlangsung, yaitu tabu mengucapkan kata-kata yang bisa menimbulkan salah pengertian di antara para peserta upacara. Dengan demikian, maka tampaklah suasana yang khidmat dan penuh rasa keagamaan pada saat upacara berlangsung.
 

Sumber:

http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1460/Khataman-Upacara

http://wisatadanbudaya.blogspot.com/2010/11/upacara-khatam-al-quran-di-daerah.html

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline