Merupakan salah satu kesenian tradisional yang sudah langka, namun masyarakat Desa Kemuning, Kecamatan Kresek – Kabupaten Tangerang masih melestarikan kesenian Angklung Gubrag pada acara khitanan, perkawinan dan selamatan kehamilan. Pada masa lalu kesenian Angklung Gubrag dilaksanakan pada saat ritual penanaman padi dengan maksud agar hasil panen berlimpah. Instrumen yang digunakan 6 buah angklung menggunakan bambu hitam, masing-masing memiliki nama: bibit, anak bibit, engklok 1, engklok 2, gonjing dan panembal, dilengkapi dengan terompet kendang pencak dan seruling. Di atas angklung dikaitkan pita yang berasal dari kembang wiru, menurut kepercayaan kembang wiru dan air yang berasal dari angklung dipercaya dapat menjadi obat dan penyubur tanaman. Semua pemain berdiri tidak menari kecuali penabuh dogdog lojor menabuh sambil ngibing  diiringi beberapa penari perempuan dengan kostum kebaya dan kain.
Prasasti ini diperkirakan berasal dari masa Kesultanan Banten yang dibuat pada masa pemerintahan Sultan Muhammad Syifa Zaenal Arifin (1733-1750). Prasasti Muruy terbuat dari batu andesit dengan tinggi sekitar 140 cm dan lebar kurang lebih 200 cm. Pada salah satu sisinya terdapat ajsara arab dalam bentuk tulisan kaligrafi. Prasasti ini memuat aksara arab yang diduga sebagai candra sangkala (penanggalan) yang tetulis sebagai berikut : “ Athal haman khomsatun anabu sahra al-sanatun(1661 H) â€Â tertera dibatu tersebut. Berdasarkan aksara arab yang menunjukkan penanggalan Hijriyah, apabila dihitung ke dalam tahunan Masehi maka diperkirakan sekitar tahun 1741 Masehi, kurang lebih semasa dengan pemerintahan Sultan Muhammad Syifa Zaenal Arifin. Untuk sampai ke lokasi, yakni di Kampung Muruy, Desa Muruy Kecamatan Menes harus melewati jalan desa dan prasasti ini terletak di pinggir sebuah sungai. Lokasi Prasasti Muruy berjarak 58 Km...
Terbang gede merupakan salah satu kesenian tradisional Banten yang tumbuh dan berkembang pada waktu para penyebar agama islam menyebarkan ajarannya di Banten, oleh karena itu kesenian terbang gede berkembang secara pesat di lingkungan pesantren dan mesjid-mesjid. Kesenian ini disebut terbang gede karena salah satu instrumen musik utamanya adalah terbang besar (gede). Pada awalnya kesenian terbang gede berfungsi sebagai sarana penyebaran agama islam, namun kemudian berkembang sebagai upacara ritual seperti : ngarak panganten, ruwatan rumah, syukuran bayi, hajat bumi, dan juga hiburan. Terbang gede dimainkan oleh beberapa orang biasanya laki-laki yang telah lanjut usia terdiri atas Penabuh terbang gede (besar) , penabuh sela, penabuh pengarak, penabuh kempul, penabuh koneng, yang diiringi dengan sholawatan nabi dengan bahasa Arab ataupun jawa
Kesenian bernuansa islami yang berkembang di Tangerang. Kesenian ini pada awalnya di bawa oleh orang Yaman, dan sangat menarik karena di dalamya terdapat kombinasi musik perkusi diiringi vokal dan tabuhan ritmis yang dinamis yang diminkan oleh 16 sampai 18 orang pemain laki-laki terdiri dari pemain musik, penyanyi, dan penari
SENI RAMPAK BEDUG ADALAH KESENIAN TRADISIONAL MASYARAKAT PANDEGLANG, DAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN TITIK KULMINASI ESTETIK DARI TRADISI NGADU BEDUG YANG BIASA DILAKUKAN WARGA PADA PERAYAAN HARI RAYA IEDUL FITRI ATAU IEDUL ADHA. PERANGKAT PERALATAN YANG DIGUNAKAN MELIPUTI : SATU SET BEDUG KECIL SELAKU PENGATUR IRAMA, TEMPO DAN DINAMIKA, SEDANGKAN BEDUG BESAR SEBAGAI BASS, SEMENTARA MELODI HANYA BERASAL DARI LANTUNAN SHALAWATAN YANG DILAKUKAN SAMBIL MENABUH. POLA TUBUH YANG BIASA MEREKA SEBUT DENGAN LAGU DIANTARANYA INGPING CAK-CAK, NANGTANG, CELEMENTRE, RURUDATAN, ANTINGSELA, SELA GUNUNG, KELAPA SAMANGGAR, DAN LAIN-LAIN.
Alat Musik Kacapi Sunda Alat musik kacapi sangat populer di kalangan masyarakat Sunda dan dipakai saat acara-acara yang berhubungan dengan kebudayaan.
Untuk masyarakat Baduy masih mengenakan pakaian adat tradisionalnya dalam kehidupan sehari-hari. Baduy Dalam sering mengenakan pakaian adat berwarna putih yang melambangkan kesucian. Sementara Baduy Luar mengenakan pakaian adat berwarna hitam.
Dalam kehidupan sehari-hari biasanya golok berfungsi sebagai alat kerja. Bagi masyarakat pedesaan pada zaman dahulu, golok merupakan bagian dari hidup masayarakat karena golok menjadi sarana untuk membantu pekerjaan sehari-hari terlebih bagi para petani atau para pekebun. Para jawara silat selalu menyelipkan sebilah golok di pinggang untuk membela diri. Namun ternyata golok tidak hanya terbatas sebagai alat pekerjaan. Golok pun dapat menjadi sebuah karya seni. Keindahan golok dapat dilihat dari bagian gagang dan sarungnya. Ada kesan unik dan bersejarah ketika melihat sarung dan gagang pada golok. Hantaman godam melumat besi baja untuk membuat bilah golok dan ketrampilan pengukir ternyata membuat sarung dan gagang golok telah menghasilkan benda yang bernilai tinggi. Golok Banten adalah benda sejarah yang merupakan simbol peradaban zaman Kerajaan Banten. Dahulu golok digunakan sebagai alat pertahanan untuk melawan musuh atau orang yang berniat mengancam keselamatan. Golok Ba...