Di kampong Batu Majang ini, ada 3 upacara besar yang dilaksanakan tiap tahunnya, yaitu upacara Alak Tau, Uman Ubek dan Tebukoq. Yang dimaksud dengan Alak Tau adalah upacara yang dilakukan sebelum menugal di ladang. Dahulu, upacara ini dilakukan untuk mengukur matahari dalam menentukan waktu yang tepat untuk menanam padi. Manurut Pak Yosef, beliau tidak begitu mengerti mengenai upacara ini, tetapi secara garis besar beliau mengetahuinya. Upacara ini diawali dengan menancapkan kayu yang kemudian diatasnya diberi papan dan diletakkan di tengah kayu. Di sisi papan tersebut akan digantungkan buah jeruk yang sama beratnya untuk mengukur bayangan matahari. Di bawah jeruk, nanti akan diletakkan sebuah papan untuk menangkap bayangan matahari yang kemudian diikat dan diukurkan di tangan tetua adat yang memimpin upacara ini. Ketika bayangan matahari yang diukur hanya sampai di tengah antara pergelangan tangan dan siku, maka itu tandanya masa yang buruk untuk menanam...
TOWE SONGKE merupakan kain tenun khas daerah manggarai, Kain tenun songke juga biasa di sebut lipa. Towe atau lipa dalam bahasa Manggarai untuk laki-laki disebut dengan "Tengge Towe/Lipa" dan untuk perempuan disebut dengan "deng Towe/Lipa". Towe Songke biasa digunakan baik di rumah maupun saat menghadiri ritual adat, ke gereja, ketika mandi dan tidur, saat kelahiran dan pernikahan, dan untuk membungkus orang yang telah meninggal. Songke juga bisa menjadi pemberian saat acara masuk minta (lipa widang) dari orangtua kepada bakal keluarga baru. Dan dari fungsinya Lipa Songke kerap kali dianggap sebagai "wengko weki," yang melindungi tubuh. Boleh dibilang, Songke itu menjadi jejak budaya Orang Manggarai. Saat ini, di kota-kota pusat administrasi wilayah Manggarai Raya seperti Ruteng, Borong dan Labuan Bajo, para pegawai pemerintah diwajibkan mengenakan Songke dalam bentuk jas atau kemeja sebagai salah satu usaha menghargai dan melestarika...
TRADISI PENCAK SILAT sudah berurat-berakar dikalangan masyarakat Indonesia sejak lama. Sebagaimana seni beladiri di negara-negara lain, pencak sitat yang merupakan seni beladiri khas Indonesia memiliki ciri khas tersendiri yang dikembangkan untuk mewujudkan identitas. Demikian pula bahwa seni beladiri pencak silat di Indonesia juga beragam dan memiliki ciri khas masing-masing. Tapak Suci sebagai salah satu varian seni beladiri pencak silat juga memiliki ciri khas yang bias menunjukkan identitas yang kuat. Ciri khas tersebut dikembangkan metalui proses panjang dalam akar sejarah yang dilatuinya. Berawal dari atiran pencak sitat Banjaran di Pesantren Binorong Banjarnegara pada tahun 1872, atiran ini kemudian berkembang menjadi perguruan seni bela diri di Kauman Yogyakarta karena perpindahan guru (pendekarnya), yaitu KH. Busyro Syuhada, akibat gerakan perlawanan bersenjata yang...
Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Kalender_Baduy Kalender Baduy adalah sistem kalender yang digunakan oleh Suku Baduy di daerah Banten . Kalender Baduy termasuk dalam kalender matahari dimana satu tahun rata-rata sama dengan satu tahun tropis (365 hari matahari 5 jam 48 menit 45.19 detik). Hal ini sangat berguna bagi masyarakat Baduy sebagai acuan dalam melakukan kegiatan yang berhubungan dengan pertanian. Selain itu Kalender Baduy juga termasuk dalam kalender astronomis dimana penentuan awal tahun dilakukan dengan memperhitungkan faktor pengamatan langit dan pengamatan musim; tidak hanya mengandalkan sistem penghitungan tertentu (kalender matematis). Daftar isi 1 Hari 2 Bulan 3 Tahun 4 Astronomi 5 Referensi Hari [ sunting | sunting sumber ] Sebagaimana...
Bahan-bahan 30 potong 400 g kanji 100 g tepung beras 50 g terigu 900 ml santan dr 1 butir kelapa 400 g gula bisa ditambah/ dikurangi sesuai selera 2 lembar Daun jeruk 2 lembar Daun padan Langkah 1.5 jam Masak santan bersama daun pandan dan Daun jeruk sampai mendidih kasi dikit garem matikan masukan gula pasir aduk diamkan Panaskan dandang dg d...
KALANGAN Ayodya di Taman Budaya Bali, malam itu begitu riuh. Gelak tawa dan tepuk tangan terus berganti. Penonton berjejalan. Duduk berdesak-desakan. Banyak yang akhirnya duduk lesehan di anak tangga. Tak sedikit yang memilih berdiri, atau bersandar di tembok pembatas jika sudah terlalu lelah berdiri. Malam itu, Jumat 19 Agustus 2016, ratusan penonton rela berdesak-desakan untuk menyaksikan pementasan dari Komunitas Seni Tugek, yang bermarkas di Desa Carangsari, Kecamatan Petang. Malam itu begitu istimewa, karena para pemain yang naik panggung adalah para sesepuh di Sekaa Topeng Tugek. Mereka adalah Gusti Ngurah Windia (pemeran topeng tugek), Dayu Sugi, Nyoman Kanda, dan Gusti Made Gempur. Komunitas Seni Tugek sebenarnya sudah kenyang dengan pengalaman jam terbang. Mereka pernah tampil pada Pesta Kesenian Bali 2015 dalam parade topeng panca, dan kembali hadir saat Pesta Kesenian Bali 2016 dalam lomba bondres. Namun kala itu para pemainnya adalah generasi muda, pewaris topen...
Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.21 No.1 Tahun 2016 Fauzi, M. Ruly and Sudaryadi, Agus and Pasaribu, Yosua Adrian and Purwanti, Retno and Sofian, Harry octavianus (2016) Jurnal Arkeologi Siddhayatra Vol.21 No.1 Tahun 2016. Jurnal Arkeologi Siddhayatra, 21 (1). Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Palembang. ISBN 0853-9030 Text Siddhayatra Vol 21 (1) MEI 2016.pdf Download (10MB) | Preview Official URL: http://siddhayatra.kemdikbud.go.id Abstract Seluruh artikel yang dimuat di dalam terbitan Volume 2 No. 1 bulan Mei tahun 2016 ini melingkupi kajian tinggalan prasejarah hingga masuknya pengaruh Islam di Nusantara. Tulisan mengenai hasil-hasil awal penelitian eksploratif di wilayah Sarolangun oleh Ruly Fauzi menunj...
Bahan-bahan 1 cawan kacang tholo yg sdh direndam semalam(diseduh air panas) 1/2 papan tempe potong kotak 3 bh tahu putih/coklat (tambahan) potong selera 1 mangkok krupuk krecek 500 ml santan sedang/kental 1 sds minyak goreng 200 ml air Bumbu 6 siung bawang merah 4 siung bawang putih 10 bh cabe rawit orange 10 bh cabe merah keriting 4 bh kemiri 3 bh kluwek...
Candi Sumberagung, Candi Langgam Jawa Tengahan di Blitar Candi Sumberagung merupakan salah satu candi yang terletak di kaki Gunung Kelud, tepatnya di Desa Sumberagung, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar. Gandusari sendiri merupakan wilayah yang dikenal memiliki banyak situs bersejarah seperti Candi Kotes, Candi Wringin Branjang, Candi Rambut Monte, Candi Sumberagung sendiri, Situs Sukosewu, Situs Gadungan, Situs Slumbung dan masih banyak lagi peninggalan-peninggalan Cagar Budaya lainnya. Menurut catatan sejarah, Candi Sumberagung Blitar ditemukan pada tahun 1983 oleh tim survey Balai Arkeologi Yogjakarta. Ekskavasi kembali dilakukan pada tahun 1984 dan berhasil menemukan dua bangunan candi yang disebutan Candi Sumberagung I dan Candi Sumberagung II. Antara kedua candi ini hanya terpisah jarak 26,5 m saja. Ukuran masing-masing candi adalah 5,5 m x 5,5 m dan 5m x 5m. Posisi candi I terletak di dasar kali putih yang merupakan salah satu kantong lahar Gunung Kelud, sedang...