Budaya Indonesia
193 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Kinyah Mandau
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Sejak akhir tahun 1900an, tradisi mengayau semakin ditinggalkan oleh semua sub suku Dayak di Kalimantan, semenjak ada deklarasi damai Tumbang Anoi 1896 ditambah semakin banyak orang dayak yang memeluk agama semawi. Tetapi ada satu bagian dari tradisi itu yang masih bertahan walau saat ini sudah mulai menghilang yaitu “Kinyah”. Kinyah adalah tarian perang suku Dayak, merupakan suatu tarian persiapan untuk membunuh dan memburu kepala musuh. Pada masa lalu para pemuda dayak dikalimantan harus melakukan perburuan kepala untuk bermacam-macam alasan, karena setiap sub suku dayak memiliki alasan yang berbeda-beda. Sebagi contoh anak laki-laki iban pada usia 10 tahun harus bisa mendapatkan setidaknya 1 kepala manusia, karena ini akan menunjukan bahwa anak laki-laki ini sudah memasuki usia dewasa dan dapat menikah. Persiapan fisik untuk perburuan kepala ini pada budaya dayak ngaju disebut “kinyah” – Tarian perang. Hampir semua sub suku dayak memiliki t...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Jipen
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Sampai tahun 1857 budaya Dayak Ngaju masih tetap utuh dijalankan, salah satunya adalah mengenai “JIPEN” atau perbudakan. Menusia ciptaan Tuhan dikotak-kotakan menjadi tiga golongan: 1. Golongan Tinggi atau disebut “UTUS GANTUNG” atau “UTUS TATAU” 2. Golongan Rendah atau disebut “UTUS RANDAH” 3. Golongan budak atau disebut “UTUS JIPEN” Utus Jipen / budak ini ada 3 jenis: 1. JIPEN KABALIK LAPIK SANDUNG, disebut juga JIPEN HANTUEN; berasal tempat tinggalnya di Sungai Rasen, Simpang Rungan hulu. Jipen Hantuen keturunan Angkes/Tahuman, turun temurun menjadi jipen (budak) dan boleh diperjual-belikan kepada barang siapa yang ingin memelihara jipen, pada zaman dahulu harganya Rp. 30,- seorang jipen. 2. JIPEN SAMBUAT, karena melanggar hukum adat, dikenakan denda yang tidak dapat dibayar oleh pelanggar hukum tersebut. Tetapi bilamana ada dari keluarganya dapat menolong, maka ia dibebaskan. 3. JIPEN karena...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Upacara Tiwah
Ritual Ritual
Kalimantan Tengah

Upacara Tiwah   Tiwah merupakan upacara ritual kematian tingkat akhir bagi masyarakat suku Dayak di Kalimantan Tengah, khususnya daerah pedalaman penganut Agama Kaharingan sebagai agama leluhur warga Dayak. Upacara Tiwah adalah upacara kematian yang biasanya dilaksakanan atas seseorang yang telah meninggal dan dikubur sekian lama hingga yang tersisa dari jenazahnya diperkirakan hanya tinggal tulangnya saja. Ritual Tiwah bertujuan sebagai ritual untuk meluruskan perjalanan roh atau arwah yang bersangkutan menuju Lewu Tatau (Surga – dalam Bahasa Sangiang) sehingga bisa hidup tentram dan damai di alam Sang Kuasa Selain itu, Tiwah Suku Dayak Kalimantan Tengah juga dimaksudkan oleh masyarakat di Kalimantan Tengah sebagai prosesi suku Dayak untuk melepaskan Rutas atau kesialan bagi keluarga Almarhum yang ditinggalkan dari pengaruh-pengaruh buruk yang menimpa. Selanjutnya, Tiwah juga bertujuan untuk melepas ikatan status janda atau duda bagi pasangan berkelua...

avatar
OSKM18_16918049_Abid Afif_Alfaruq
Gambar Entri
Pasah Patahu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Penyuluh budaya mencatat benda  benda budaya yang bernilai tradisi suku dayak khususnya keberadaan pasah patahu di kelilingi dengan bendara dan benang kain kuning. Pasah Patahu ini berada di Desa Tengkahen Kec. Banama Tingang Kab. Pulang Pisau. Bagi masyarakat Tangkahen pasah patahu adalah sejenis rumah kecil yang di dalamnya diyakini terdapat roh-roh gaib (datu) jelmaan dari batu-batu, yang kegunaanya untuk menjaga kampung khusunya kampung Tangkehan dari segala bahaya yang mengancam baik dari luar maupun dari dalam. Patahu dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk berhajat (bernazar), di dalam pasah patahu terdapat beberapa batu, botol yang konon katanya bisa bertambah dan berkurang jumlahnya dan sering dikatakan batu penjelmaan dari roh gaib. Sumber: https://penapamongbudaya.wordpress.com/2015/06/12/mengenal-pasah-patahu-tradisi-suku-dayak-ngaju-kalimantan-tengah/

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
TATO RAJAH TATO DAYAK NGAJU DALAM PENATURAN/LISAN
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Saya sempat bingung dengan makna Tato itu sendiri, antara versi wab/tulisan dan panuturan/lisan yang saya dengar dari orang tua berbagai belahan kampung (hulu Kahayan, Rungan, Manuhing, Katingan), karena terdapat jelas perbedaan makna Tato yang umum di kenal Bangsa Dayak dengan Dayak Ngaju itu sendiri. Tapi sekarang saya coba mengupas dan merangkum makna Tato Dayak Ngaju itu sendiri dalam penaturan lisan yang saya dengar, renungi, dan dalami, tampa mencontek pengertian Tato dari Wab/tulisan karangan orang lain. Tato atau Rajah adalah bentuk suatu Tulisan/gambar bermakna yang mengandung Perjanjian dengan Sang Pencipta. Tato tidak boleh asal buat, dan yang membuatnya pun tidak boleh sembarangan orang. Tato hanya dapat di miliki apabila orang tersebut: 1. memiliki nazar/janji kepada Tuhan yang tujuan dan keinginannya sudah tercapai untuk menjadi pengingat dan bukti kebesaran Tuhan. 2. Mendalami ilmu kebatinan. Adapun Tato Gambar yang di-hindari oleh Penaturan/lisan orang...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
GRAMATIKA BAHASA DAYAK NGAJU VERB= KATA KERJA = AUH PANGGAWI
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

GRAMATIKA BAHASA DAYAK NGAJU VERB= KATA KERJA = AUH PANGGAWI Sebelumnya kita sudah belajar mengenai  Kata Keterangan atau Auh Panjelas , nah kali ini folks kita akan belajar mengenai kata kerja dan bagaimana membentuk kata kerja pasif. Jika didalam bahasa Indonesia untuk membentuk kata kerja diberikan imbuhan me- atau men-, maka untuk bahasa Dayak Ngaju kata kerja diberi imbuhan ma-, man-, many-, mang-, mam- Contoh: Tepe = tusuk = Manepe Sewut = Sebut = Manyewut Dukang = Jongkok = Mandukang Baleh = Balas = Mambaleh Rima’ = arti = Marima = Memahami Gatang = Angkat = Manggatang Getem = Tuai = Manggetem Tehau = Panggil = Mantehau Surat = tulisan = Manyurat = Menulis Peteng = Ikat = Mameteng = Mengikat Contoh Kalimat: Andi membawa keong untuk dimasak ibu = Andi mimbit kalambuei akan impakasak induæ Para ibu senang sekali menuai padi = Kawan bawi hanjak tutu manggetem parei Rio suka membaca buku...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Kehamilan & Kelahiran Dalam Budaya Dayak Ngaju
Ritual Ritual
Kalimantan Tengah

Masyarakat Dayak Ngaju meyakini bahwa masa kehamilan memerlukan upcara khusus. Ritual tersebut dilakukan ketika seorang ibu positif hamil dan ketika usia kandungan tiga bulan, tujuh bulan dan sembilan bulan. Ritual untuk usia kandungan tiga bulan disebut PALETENG KALANGKANG SAWANG, ritual ini bertujuan agar ibu yang hamil tidak diganggu oleh roh jahat dari dalam air. Ritual usia kandungan tujuh bulan disebut NYAKI EHET atau NYAKI DIRIT, yang hakikatnya untuk memilih leluhur mana yang akan menyertai dan melindungi ibu dan anakn dikandungannya. Kemudia ritual pada usia kandungan sembilan bulan disebut MANGKANG KAHANG BADAK, bertujuan agar bayinya tidak lahir prematur. Sebagai tanda permohonan agar persalinan berjalan normal, dipasanglah lilitan seperti stagen dari kuningan berisi manik-manik dan dilingkarkan di pinggang ibu. Syarat-syarat ritual untuk semua usia kandungan adalah hewan kurba (ayam dan babi), manik-manik untuk eh...

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
TABALA KUBURAN DAYAK SEPANJANG 4 METER DI MURUNG RAYA
Naskah Kuno dan Prasasti Naskah Kuno dan Prasasti
Kalimantan Tengah

Berdasarkan informasi dari Pak  Genefo L. Amin  salah satu anggota group Folks Of Dayak yang berdomisili di Murung Raya, Kalimantan Tengah. Ia bersama teamnya menemukan suatu kuburan Dayak tua di sebuah gua, panjang Tabala atau peti mati ini sekitar 4 meter. Sudah tidak ditemukan lagi tulang-belulangnya, mungkin sudah  banyak dicuri. Saat ini masih belum adanya perhatian dari instansi terkait untuk menjadikan situs ini sebagai cagar budaya. Berikut dokumentasi penemuan Tabala di Goa Bangirang, Hulu Sungai Busang Kabupaten Murung Raya, Provinsi Kalimantan Tengah:   Sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/02/01/penemuan-tabala-kuburan-dayak-sepanjang-4-meter-di-murung-raya/

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Kisah Batu Asu
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Kalimantan Tengah

Anjing adalah binatang yang sangat dihormati didalam budaya dayak, karena anjing merupakan binatang yang setia dan juga siap sedia melindungi tuannya. Bahkan didalam beberapa kebudayaan dayak, anjing diberikan upacara pemakaman yang khusus. Ada satu cerita tentang bagaimana budaya dayak menghargai anjing peliharaan. Alkisah di desa Tumbang Habaun yang sekarang merupakan bagian dari Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah, sesuai nama kabupaten ini “Gunung Mas”, maka jaman dahulu memang derah ini dikenal dengan kandungan emasnya. Didesa Tumbang Habaun ini hiduplah satu keluarga, sebut saja namanya keluarga Bapak Atak, seperti kebanyakan orang didesanya pada waktu itu selain berladang ia juga pergi mendulang emas. Sering Bapak Atak ini memperoleh emas yang banyak dan setiap kali ia pergi ia selalu ditemani anjing setianya. Suatu ketika, Bapak Atak ini pergi mendulang di pinggir sungai Kahayan, seperti kebiasaanya ia pergi bersama anjing penjaganya yang menunggu...

avatar
Deni Andrian