Pada zaman dahulu kala, di tengah belantara rimba tinggallah bersama binatang aneka ragam. Diantaranya seekor kura-kura kerdil berwarna hitam bernama Jinglur. Jinglur memiliki teman yaitu Si Kera. Setiap hari mereka bermain bersama. Bahkan sering tinggal bersama di sebuah ceruk gua yang berada di tengah hutan itu. Suatu siang, Si Kera sedang bermain-main dengan Jinglur. Si Kera duduk di atas batu berlumut yang berada di bawah sebuah pohon rindang. Tak jauh dari situ Jinglur sedang menyantap rerumputan untuk makan siang. “Jinglur, bagaimana kalau kita bertanding menanam pisang?” Tantang Si Kera tiba-tiba, “Siapa yang kelak berhasil sampai panen tiba maka dialah yang menang!” Sambung Si Kera. “Menanam pisang?” Sahut Jinglur sambil menghentikan makannya. Menatap Si Kera dengan tatapan tidak percaya. Jinglur sering mendengar Kera suka mencuri pisang milik ladang Pak Beruang. “Mungkin sahabatku itu telah bertobat,” pikir Jinglur. Ma...
Cerita Mandin Tangkaramin, Cerita Rakyat Kalimantan Selatan ~ Loksado adalah salah satu kecamatan yang terdapat di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kaliamantan Selatan. Di sana ada sebuah desa bernama Malinau. Kira-kira satu kilometer dari tempat itu ada sebuah air terjun bernama Mandin Tangkaramin. Konon, menurut bahasa penduduk disana, mandin berarti air terjun. Jadi, Mandin Tangkaramin berarti air terjun Tangkaramin. Akan tetapi, kata mandin sudah menyatu dengan Tangkaramin sehingga kedua kata itu tak terpisahkan. Air terjun itu tidak terlalu tinggi, sekitar tiga belas meter. Hutan lebat mengelilinginya sehingga jika berada di hutan itu terasa selalu dalam dekapan gelap malam. Di dasar air terjun Mandin Tangkaramin terdapat bongkahan-bongkahan batu besar dan kecil. Di antaranya ada bongkahan besar berwarna merah, semerah kulit manggis yang ranum, bernama Manggu Masak. Konon, air terjun itu punya kaitan dengan satu kejadian, yakni p...
Alkisah Rakyat ~ Atas perintah Lembu Mangkurat maka dibangunlah sebuah mahligai dan padudusan. dengan disertai menembak meriam dan menabuh gamelan. Raden Carang Lalean dan Puteri Kalungsu dimandikan dengan segala upacara. Dan kemudian Raja baru itu pun meletakkan mahkota diatas kepalanya. Di dalam peraturan negara tidak ada perubahan yang diadakan. Tiap-tiap hari Sabtu tetap diadakan kesempatan untuk menghadap. Tak lama kemudian permaisuri melahirkan seorang putera yang dinamai SEKAR SUNGSANG. Ketika putera raja ini baru berumur 6 tahun, raja menerangkan akan "kembali ke asal". Dan menyerahkan pemerintahan kepada Lembu Mangkurat, sementara Raja Putera belum dewasa. Kemudian raja pun melenyap dari pemandangan mata yang menimbulkan kesedihan dari seluruh rakyat dan keluarga istana. Tidak sesudah itu, suatu waktu puteri Kalungsu membikin kue juadah. Sekar Sungsang yang masih muda belia itu kadang-kadang datang mendekati ibunya untu...
Alkisah Rakyat ~ Sebagai ganti Maharaja Suryanata, dinobatkan Raden Suryaganggawangsa di padudusan dan disinilah Raja memakai mahkota yang datang dari langit. Setelah Raden Suryganggawangsa memerintah,maka rajapun memperkenankan pulang segala gadis-gadis yang menjadi dayang-dayang Maharaja Suryanata. Raja memberi hadiah berupa pakaian dan alat-alat perkakas rumah. Kapafa mereka yang ingin kawin, dikawinkan. Setelah Maharaja Suryanata, begitupun Maharaja Suryaganggawangsa memberikan pula kesempatan untuk menghadap pada tiap-tiap hari Sabtu dengan bertempat di Sitiluhur. Lembu Mangkurat diangkat menjadi Mangkubumi, sedang Arya Mageatsari dan Tumenggung Tatahjiwa adalah sebagai pengawal. Di bawahnya sebagai jaksa adalah Patih Baras, Patih Pasi. Patih Luhur dan Patih Dulu. Kemudian empat orang Menteri Kemakmuran, Sang Panimba Sagara, Sang Pangaruntun Manau, Sang Pembalan Batang dan Sang Jampang Sasak, yang mempunyai pula kekuasaan m...
Alkisah Rakyat ~ Pada suatu malam Lembu Mangkurat bermimpi bahwa almarhum ayahanda menceriterakan kepadanya bahwa Raja Majapahit dengan bertapa mendapat seorang putera yang layak untuk menjadi suami Raja Puteri Tunjung Buih. Di dalam mimpi, baginda mendapat nasehat dari seorang tua supaya bertapa di gunung di daerah Majapahit dan kelak bidadari dari kayangan akan memberikan baginda seorang putera. Jika baginda menjaga anak ini baik- bai, maka kekeuasaan dan lemasyhurannya akan bertambah meluas. Lain daripada itu sebagai tganda rakhmat kebahagiaan akan lahir lagi enam orang anak. Pada keesokan harinya Raja Majapahit berangkat untuk bertapa ke gunung. Sesudah empat puluh hari lamanya beliau bertapa, baginda benar-benar mendapat karunia seorang putera yang diberi nama Raden Putera. Kemudian Baginda kembali ke istana. Sesudah beberapa lama benarlah lahir enam orang anak, tiga orang putera dan tiga orang puteri. Kekuasaan Majapahit kian...
Alkisah Rakyat ~ Pada suatu malam Lembu Mangkurat bermimpi. Di dalam mimpinya seolah mendengar suara almarhum ayahandanya. Beliau menganjurkan suoaya Lembu Mangkurat membuat rakit-rakit dari 14 batang pohon pisang saba dengan berlangit-langit kain putih. Di empat sudut digantungkan mayang menguarai. Lembu Mangkurat haruslah pula berpakaian dan berdestar kain putih. Pada tengah malam sambil membakar dupa, haruslah ia berhanyut ke hilir sungai dengan tidak menaruh gentar,bila sendainya bertemu dengan buaya, ikan dan ular besar. Jika ia dengan rakitnya sampai di Lubuk Bergaja, maka rakit itu akan berputar di pusar air. Kalau pusar air ini menjadi tenang kembali, ia kan melihat muncul sebuah buaih raksasa. Dan dari dalam buih ini akan terdengar suara perempuan yang berbicara kepadanya. Perempuan inilah yang akan menjadi Raja puteri negara"! Pada keesokan harinya, Lembu Mangkuratpun berbuat seperti petunjuk yang didapat di dalam mimpin. Dengan rakit...
Alkisah Rakyat ~ Ceritera ini asal mulanya berasal dari negeri Keling. Disana hidup seorang pedagang yang kaya raya. Namanya saudagar Mangkubumi. Isterinya bernama Sitira. Anaknya seorang laki-laki bernama Empu Jatmika. Setelah ia besar kawin dengan Sira Manguntur. Dari perkawinannya ini ia mendapat putera dua orang, masing-masing bernama Empu Mandastana dan Lembu Mangkurat. Ketika kedua cucu saudagar ini masih muda remaja, beliau saudagar Mangkubumi jatuh sakit. Semua anggota keluarga dititahkan untuk berjaga-jaga selama 40 hari, siang dan malam. Ketika hampir meninggal dunia, beliau meminta supaya anak dan cucunya datang menghadap. Kepadanya anaknya Empu Jatmika, ia berpesan supaya menjaga sekalian keluarga dengan sebaik-baiknya. Pesan beliau: "Jangan kikir! Bersikap adil terhadap setiap orang. Dan hendaklah menerima dan mendengarkan dengan segera tiap-tiap permohonan orang yang datang menghadap!" Itulah kata-kata terakhir dari saudag...
Alkisah Rakyat ~ Dataran rendah di kaki gunung Madang, kecamatan Batung sekarang, dahulunya adalah sebuah desa yang subur, pemandangan alamnya yang indah mempersona. Tetua daerah adalah JUlak Lampihung (julak = kakak tua ayah/ibu) yang harinya dipanggil Julak Pihung. Kampung tersebut, merupakan deretan pondok yang berderet-deret rapi sepanjang jalan. Cucu Julak Pihung, Idang Siritan, adalah seorang gadis yang terkenal ramah - tamah pandai bergaul baik dan pandai membawa diri. Tidak membedakan martabat dan kedudukan seseorang dalam pergaulan; yang dia pandang bagaimana kelakuan dan sopan santunnya. Ibu Idang Siritan, sehari-harinya dikenal orang dengan panggilan Ma Idang, sedang nama lengkapnya adalah Tumiang. Mungkin nama gunung Madang itu asalnya dari kata Ma Idang menjadi Ma dang, menjadi Madang. Idang Siritan, wajarlah kalau selalu menjadi buah bibi, pembicaraan muda-mudi, dimana pun berada, di kedai-kedai, di jalan-jalan, yang rupawan menaw...
Alkisah Rakyat ~ Kata yang empunya kisah, pada jaman dahulu adalh seorang raja, mempunyai seorang permaisuri yang cantik rupawan, baik perangainya, sopan santun budi pekertinya, sehingga amat disayangi oleh baginda. Kemana pun baginda pergi boleh dikatakan selalu permaisuri tersbut dibawanya serta. Kecantikan tuan puteri permaisuri itu adalh kecantikan sejak dilahirkan, bukanlah karena dibuat orang. Memang sejak lahir, jadi karena pemberian Tuhan semata-mata. Menurut kisahnya, keelokan wajah permaisuri katanya: pinggang ramping, paras ayu, rambut ikal seperti mayang terurai, bulu mata lentik dan pandang matanya redup-redup memancarkan sifat-sifat keagungan kepribadian seorang ibu. Baginda suami - isteri hidup rukun, damai, tenteram penuh rasa kasih sayang antara keduanya, sehingga membuat iri bagi mereka yang melihat dan mendengar. Khususnya bagi mereka yang tidak senang kalau melihat orang lain hidup bahagia. Terkisah, di dekat istana raja tersebut...