Desa Sandaran Agung terletak di pinggir danau Kerinci yang bening airnya. Pinggir sebelah barat mencecah (menyentuh) sampai bertemu dangan air danau. Batu-batu besar menyembul di bagian tepi tanah yang berumput itu. Pada pagi, tengah hari dan petangnya pinggir desa itu ramai oleh manusia yang akan mandi atau akan mencuci apa-apanya. Waktu itu hari tengah hari. Seorang wanita membimbing anak lelakinya menuju tepi danau hendak mandi. Di rumah anak perempuannya ditinggalkannya sedang masih tidur. Umur anak perempuan itu baru tiga tahun. Waktu anak itu berumur dua tahun kepalanya terbentur batu dan bekas lukanya nampak sempai sekarang. Ibu muda beserta anak lelaki itu setelah sampai di tepi danau teruslah mandi. Panas yang mencucuk-cucuk kulit menyebabkan mereka berleha-leha sepuasnya, berendam di air danau yang sejuk itu. Si ibu berenang ke sana kemari. Si anak, lelaki yang baru berumur lima tahun itu tak pula hendak ketinggalan. Ia berenang agak ke tengah. Makin ke tenga...
Baginda seorang raja yang gagah berani, raja negeri Tujuh Koto, puteranya enam orang, yang semuanya laki-laki, benar-benar anak kesayangan yang selalu dibanggakan beliau. Keenam anaknya itu selalu dibawanya serta pergi perang. Baginda sendiri tidak lagi berapa sudah ia berlaga di medan perang melawan musuh-musuhnya, dan biasanya selalu menang. Dalam pemikirannya, mempunayi anak laki-laki itu memang suatu keberuntungan yang amat membanggakan. Sebabnya karena anak laki-laki dapat membantu memerangi musuh di medan perang. Mungkin karena kepercayaan yang demikian, baginda tidak menginginkan anak perempuan, bagaimana kalau terjadi hal yang sebaliknya bertentangan dengan keinginannya itu? Baginda bertekad akan membunuhnya. Tapi beruntunglah istrinya tak melahirkan seorang anak perempuan jua pun. Namun suatu saat jalan hidup manusia akhirnya akan diwarnai juga oleh yang Maha Esa. Yang Maha Esa jugalah yang menguasai segala sesuatunya. Negeri Tujuh Koto belum juga usai dari peperangan....
Seorang diantara tiga orang yang berasal dari negeri Si Guntur Minangkabau, membangun negeri tempat tinggal di Suko Berajo. Namanya Tuan Putri Syarifah Alam yang disayangi rakyatnya. Beliau mempunyai dubalang-dubalang yang gagah berani dan sakti-sakti. Semuanya sanggup berbenteng dada berpagar betis demi keselamatan rajanya wanita yang cantik dan ayu itu. Susur-salur makanya sang ratu sampai ke Suko Berajo tanah Jambi, dimulai dari rasa takut ayahandanya yang selalu dibayang-bayangi kehendak serakah raja negeri. Si Guntur yang hendak menyunting putrinya itu. Pada hal jelas-jelas Putri Syarifah Alam tak ingin dipersunting raja serakah itu. Dan karena sudah terdesak, berangkatlah bapak dan anak itu melarikan diri menyusuri aliran sungai Batang Hari hingga sampai di Suko Berajo. Datuk Dubalang putih, demikian nama ayahanda Putri Syarifah Alam merasa senang di negeri baru itu. Apalagi kemudian putrinya diperdaulat disana diangkat sebagai raja. Sudah lama Putri Syarifah Alam menj...
Pada zaman dahulu kala di suatu kerajaan yang bernama Kerajaan Paliang Jati tersebutlah seorang raja yang arif, bijaksana, dan dermawan yang bernama Raja “Ramanda Sultan Jati”. Selama kepemimpinan Sang Raja tidak seorangpun rakyatnya yang hidup sengsara atau menderita. Maka dari itu rakyat sangat menghormati Sang Raja dan mereka juga tidak segan-segan mempertaruhkan nyawa mereka demi Sang Raja. Raja Ramanda Sultan Jati mempunyai seorang permaisuri yang cantik jelita yang selalu menemaninya di saat susah maupun senang. Karena kecantikannya itulah Sang Permaisuru digelari sebagai “Permaisuri Ayu” oleh rakyatnya. Tidak berapa lama setelah pernikahan mereka yang indah dan bahagia, Raja Ramanda Sultan Jati dan Permaisuri Ayu kemudian dikaruniai seorang putra yang mereka beri nama “Kamanda Sultan Jati” dan seorang putri yang bernama “Ayunda”. Sejalan dengan perjalanan waktu, Kamanda Sultan Jati pun tumbuh dewasa dan tampan. Namun Kam...
Museum Negeri Provinsi Jambi Jl. Urip Sumoharjo No. 1, Telanai Pura, Jambi ( 36122 ) Telp. : (0741) 62845 Faks. : (0741) 63600 Peletakan batu pertama pembangunan Museum Negeri Jambi dilakukan oleh Gubernur Jambi Maschun Sofwan pada 18 Februari 1981. Peresmiannya dilaksanakan pada 6 Juni 1988 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Prof. Fuad Hassan. Dengan berlakunya UU No. 22 tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka Museum Negeri Provinsi Jambi diubah namanya menjadi Museum Negeri Jambi, sesuai dengan Peraturan Daerah No. 15 tahun 2002. Sebagai sebuah museum umum, Museum Negeri Jambi memiliki berbagai jenis koleksi, yakni geologi, biologi, filologi, etnografi, arkeologi, sejarah, keramik, senirupa, dan teknologi. Sumber :https://asosiasimuseumindonesia.org/anggota/52-museum-negeri-provinsi-jambi.html
Dodoi si Dodoi Buah hatiku junjungan jiwa Buah hatiku junjungan jiwa Tidurlah tidur ya anak Ibu dodoikan ya sayang (2x) Dodoi si dodoi Dodoi si dodoi Janganlah anak suka menangis Janganlah anak suka menangis Ayahmu jauh ya anak dirantau orang ya sayang (2x) Dodoi si dodoi Dodoi si dodoi Tidurlah anak dalam ayunan Tidurlah anak dalam ayunan Tidurlah nyenyak ya anak Sambil kubuai ya sayang (2x) Dodoi si dodoi http://liriknusantara.blogspot.com/2013/11/dodoi-si-dodoi.html
Adang-adangan (Hadang adalah) permainan olahraga tradisional yang tidak mempergunakan alat apapun sebagaimana permainan tradisional sebelumnya. Olahraga tradisional hadang dimainkan secara beregu, baik putera maupun puteri. Permainan adang-adangan dilakukan oleh anak laki-laki atau perempuan berusia 10 – 16 tahun, Jumlah pemain minimal 6 orang. Tidak ada alat khusus dalam permainan ini, hanya yang diperlukan tempat yang luas dan terbuka. Tempat ini diberi petak-petak sejumlah delapan buah. Tiap petak berukuran lebih kurang tiga meter bujur sangkar. Permainan ini biasanya dilakukan pada saat turun ke sawah atau ke ladang. Sebelum permainan dimulai, maka diadakan sut oleh ketua kelompok masing- masing. Kelompok yang menang bertindak sebagai penerobos, sedangkan yang kalah bertindak sebagai penjaga benteng. Cara bermain, pertama-tama masing-masing anggota penghadang menempati garis melintang pada petak-petak tersebut, ketua kelompok menempati garis pali...
Kenduri sko merupakan sebuah rangkaian acara adat pengukuhan gelar suku atau kepala adat. Upacara ini selalu diiringi dengan upacara kenduri pusaka yaitu upacara membersihkan benda pusaka peninggalan nenek moyang. Suku Kerinci tidak hanya sebuah kelompok masyarakat yang mendiami wilayah kerinci tapi juga masyarakat tradisional yang hidup erat dengan adat istiadat dan budaya warisan leluhur. Mereka masih mempertahankan kebudayaan warisan nenek moyang sampai saat ini. Walaupun mayoritas masyarakatnya telah memeluk agama Islam, masyarakat suku kerinci masih melakukan ritual-ritual adat seperti halnya nenek moyang mereka. Upacara kenduri sk o sendiri adalah sebuah rangkaian acara adat dalam menentukan kepala adat. Kata kenduri berarti selamatan dan sko bermakna perbuatan atau peraturan yang berlaku turun temurun. Kata sko berasala dari kata saka yang bermakna keluarga atau nenek moyang dari pihak ibu. Dalam konteks adat sko bermakna pusaka yang berasa...
Rangkayo Hitam merupakan seorang Raja Melayu Jambi yang sangat pemberani dan sakti, saat pemerintahan kerajaan dibawah kepemimpinan kakaknya Rangkayo Pingai, Rangkayo Hitam pernah mencegat upeti yang dikirimkan kakaknya kepada kerajaan Mataram yang waktu itu Kerajaan Melayu Jambi merupakan daerah jajahan kerajaan Mataram. Upeti itu berhasil digagalkan oleh Rangkayo Hitam, karena beliau berpendapat bahwa Kerajaan Melayu Jambi merupakan Kerajaan yang berdaulat dan tidak tunduk kepada Kerajaan manapun.. Mendengar adanya gejolak di Kerajaan Melayu Jambi yang tidak mau mengirimkan upeti ke Kerajaan Mataram dan tentang adanya seorang sakti bernama Rangkayo Hitam yang menggegalkan Upeti tersebut, maka Raja Mataram merencanakan akan melakukan penyerangan ke kerajaan Melayu yang disebut serangan Pamalayu dan segera memerintahkan seorang empu untuk membuat sebuah keris sakti yang akan digunakan untuk membunuh Rangkayo Hitam. Mendengar hal tersebut, Rangkayo Hitam berangkat...