Ritual
Ritual
Ritual Adat Jambi Kerinci
Upacara Kenduri Sko
- 6 Januari 2019

Kenduri sko merupakan sebuah rangkaian acara adat pengukuhan gelar suku atau kepala adat. Upacara ini selalu diiringi dengan upacara kenduri pusaka yaitu upacara membersihkan benda pusaka peninggalan nenek moyang.

Suku Kerinci tidak hanya sebuah kelompok masyarakat yang mendiami wilayah kerinci tapi juga masyarakat tradisional yang hidup erat dengan adat istiadat dan budaya warisan leluhur.

Mereka masih mempertahankan kebudayaan warisan nenek moyang sampai saat ini. Walaupun mayoritas masyarakatnya telah memeluk agama Islam, masyarakat suku kerinci masih melakukan ritual-ritual adat seperti halnya nenek moyang mereka.

 

Upacara kenduri sko sendiri adalah sebuah rangkaian acara adat dalam menentukan kepala adat. Kata kenduri berarti selamatan dan sko bermakna perbuatan atau peraturan yang berlaku turun temurun.

Kata sko berasala dari kata saka yang bermakna keluarga atau nenek moyang dari pihak ibu. Dalam konteks adat sko bermakna pusaka yang berasal dari pihak ibu. Sko terdiri dari Sko tanah boleh di-ico (diolah,digarap,dimanfaat) dan Sko gelar boleh dipakai–sko gelar itu dihibahkan oleh ibu kepada mamak (saudara laki-laki dari pihak ibu) sebagai penerima mandat.

Masyarakat adat Kerinci mengenal sistem sko tiga takah. Sko tiga takah adalah bentuk struktur pelapisan sosial yang terdapat pada masyarakat Suku Kerinci. Sistem sko tiga takah itu diantaranya adalah Depati atau setingkat Depati, Permenti atau Ninik Mamak dan Tengganai atau anak jantan.

 

Depati dan Ninik Mamak adalah tingakatan tertinggi pada struktur lapisan sosial masyarakat Suku Kerinci. Kenduri Sko merupakan acara adat yang dilakukan untuk mengukuhkan gelar Sko pada Depati atau Ninik Mamak yang telah dipih oleh anak jantan yang memenuhi syarat.

Gelar Sko Mamak Kelebu merupakan gelar pusaka turun temurun yang disandang oleh kepala suku atau pemimpin adat. Pelaksanaan Kenduri Sko selalu diiringi dengan Kenduri Pusaka.

Pelaksanaan Upacara Kenduri Sko

Dalam rangkaian upacara ini semua benda pusaka peninggalan nenek moyang dikeluarkan dari tempat penyimpanannya untuk disucikan atau dibersihkan oleh para kepala adat yang telah dikukuhkan disaat Kenduri Sko dan disaksikan oleh seluruh masyarakat suku kerinci.

Proses pelaksanaan upacara Kenduri Sko ini terdiri dari tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan taha penutupan. Dalan tahap persiapan ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum acara dilaksanakan seperti perlengkapan-perlengkapan berupa tenda atau taruk berukuran besar yang didirikan diatas Tanah Mendapo (tempat berlangsungnya Upacara adat Kenduri Sko).

Umbul-umbul atau bendera warna-warni yang dipasang di sekitar tempat upacara, bendera merah putih berbentuk segitiga siku-siku berukuran besar (Karamtang) yang dipasang ditempat terbuka pada ketinggian mencapai 30 meter yang puncaknya digantunngkan Tanduk kerbau.

 

Bendera ini berfungsi sebagai undangan bagi masyarakat untuk datang mengahdiri upacara dan isyarat keberadaan Kenduri, pakaian adat, keris, dan tongkat yang dipakai oleh para Pemangku adat, pakaian adat para Dayang (Lita dan Kulok), pedang Hulubalang untuk keperluan Pencak Silat, sesajian (beras kuning, kemenyan, dan adonan sirih nan sekapur – rokok nan sebatang) dan gong, gendang dan rebana untuk keperluan kesenian daerah yang akan ditampilkan dalam rangkaian prosesi upacara.

Pelaksanaan Upacara biasanya dilakukan pada pukul 08.00. Pada waktu ini biasanya masyarakat kerinci sudah berkumpul di tanah Mendapo untuk menyaksikan beberapa rangkaian acara yaitu pertunjukan seni Pencak Silat yang merupakan seni bela diri dengan menggunakan dua mata pedang.

Tari Persembahan yang merupakan tari untuk menyerahkan sekapur sirih kepada para petinggi-petinggi daerah yang hadir dan juga menyerahkan sekapur sirih kepada calon Depati, Ngabi, Permanti dan Mangku yang akan dinobatkan menjadi pemangku adat yang baru.

Tarian asyeak yang merupakan tarian upacara yang berunsur magis karena ada bagian dimana penari mengalami kesurupan. Tari Massal yang merupakan tarian yang memebntuk konfigurasi keadaan geografis kerinci.

Tari Rangguk yang dilakukan untuk menerima kedatangan Depati (tokoh adat Kerinci), tamu dan para pembesar dari luar daerah. Kemudian beranjak ke acara penurunan pusaka (kenduri pusaka), prosesi ini dilakukan oleh para sesepuh adat.

 

Dalam prosesi ini pusaka-pusaka dari rumah Gedang dibawa ke Tanah Mendapo lalu dibersihkan di hadapan masyarakat yang menonton sambil menceritakan sejarah pusaka tersebut. Acara intinya adalah penobatan para pemangku adat.

Pada prosesi ini semua calon Depati , Ngabi dan Ninik Mamak dipanggil naik ke atas pentas secara bergantian lima orang sambil dipanggil namanya seraya menjatuhkan Gelar Sko pada para bangsawan tersebut.

Dalam prosesi ini juga dikenal juga acara pidato adat yang disebut deto talitai yang merupakan rangkaian pidato adat yang disampaikan dalam bahasa berirama. Deto Talitai berbentuk prosa berirama dan didalamnya terdapat pepatah petitih.

Pidato ini biasanya dilakukan oleh seseorang yang menjabat Pemangku, Ninik Mamak, Depati atau setingkat depati. Setelah Deto Talitai diikuti dengan maklumat Sumpah Karangsetio yang merupakan peringatan keras pada pemimpin adat terpilih.

Dalam upacara ini para Depati dan Ninik Mamak terpilih memakai pakaian adat khusus yang memilki makna tertentu. Para Depati biasanya memakai seluk, kain sarung lurus dan pakaian berwarna hitam dengan hiasan sulaman benang warna kuning di dada sementara Ninik Mamak memakai Lita, kain sarung miring dan pakaian berwarna hitam dengan hiasan sulaman benang warna kuning di dada.

Warna-warna dalam pakaian tersebut mengandung makna khusus seperti misalnya warna hitam yang melambangkan rakyat banyak berarti kekuatan Depati dan Ninik Mamak dan warna kuning yang melambangkan kekuasaan berarti berundang berlembago, arinya Depati dan Ninik Mamak melaksanakan kekuasaan berdasarkan undang-undang dan lembago.

sumber : http://www.wacana.co/2012/08/upacara-kenduri-sko-suku-kerinci/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline