Contoh kain tenun Ualp Doyo Kutai Kartanegara adalah salah satu mutiara Indonesia yang cantik dan eksotik, kaya akan ragam hias dan ornamen, penuh dengan ekspresi seni yang tercermin berbagai aspek budaya."Kain Ulap Doyo" adalah kain tenun tradisional yang cantik nan elok yang biasa dibuat oleh wanita suku dayak Benuaq yang tinggal di Tanjung Isuy. Salah satu suku bangsa yang mendiami daerah hulu sungai Mahakam adalah suku bangsa Dayak Benuaq. Daerah persebarannya mencakup Kecamatan Danau Jempang, terutama di desa Tanjung Isuy, Pentat, Muara Nayan, dan Lempunah, serta sebagian di Kec. Tenggarong. Bahan yang terkenal untuk pakaian adat tradisional Dayak Benuaq adalah kain tenunan serat daun doyo (Curculigo Latifolia). Secara almiah tumbuhan sejenis pandan ini berkembang dengan subur di daerah Tanjung Isuy. Dari tumbuhan inilah masyarakat Dayak Benuaq membuat benang yang kuat untuk ditenun. Daun doyo dipotong sepanjang 1-1,5 meter dan direndam di dalam air. Setelah dagin...
Seni budaya merupakan warisan leluhur dan asset yang sangat tak ternilai harganya.seni budaya harus dilindungi, dikembangkan dan dilestarikan agar generasi mendatang mengerti dan memahami warisan leluhur. Salah satunya adalah Kesenian Musik Tingkilan yang merupakan seni musik khas dari suku Kutai. Kesenian ini memiliki kesamaan dengan kesenian rumpun Melayu. Tingkilan lazimnya dimainkan pada acara-acara seperti pernikahan, pasca panen, Maulud Nabi Muhammad SAW, Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, Idul Adha, Nuzulul Qur'an, Tahun Baru Islam (Hijriah), dan upacara sakral seperti Erau. Alat musik yang digunakan adalah: 1. Gambus Gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin. Alat musik ini berasal dari Timur Tengah. Pengaruh dari Timur Tengah dibawa oleh orang-orang melayu yang banyak bermukim di pesisir Kalimantan Timur. Kebanyakan orang-orang melayu beraga Islam. Gambus yang digunakan untuk Tingkilan 2. Ketipung Merupakan kendang...
Tari Jepen Jepen adalah kesenian rakyat Kutai yang dipengaruhi oleh kebudayaan Melayu dan Islam. Kesenian ini sangat populer di kalangan rakyat yang menetap di pesisir sungai Mahakam maupun di daerah pantai. Tarian pergaulan ini biasanya ditarikan berpasang-pasangan, tetapi dapat pula ditarikan secara tunggal. Tari Jepen ini diiringi oleh sebuah nyanyian dan irama musik khas Kutai yang disebut dengan Tingkilan. Alat musiknya terdiri dari gambus (sejenis gitar berdawai 6) dan ketipung (semacam kendang kecil). Karena populernya kesenian ini, hampir di setiap kecamatan terdapat grup-grup Jepen sekaligus Tingkilan yang masing-masing memiliki gayanya sendiri-sendiri, sehingga tari ini berkembang pesat dengan munculnya kreasi-kreasi baru seperti Tari Jepen Tungku, Tari Jepen Gelombang, Tari Jepen 29, Tari Jepen Sidabil dan Tari Jepen Tali. Tari Jepen Eroh adalah tari garapan yang tidak meninggalkan gerak ragam aslinya, yang disebut ragam penghormatan, ragam gelombang, ragam samba setang...
Erau berasal dari bahasa lokal/daerah etnis Kutai, dan disebut juga EROH yang berarti ramai, hilir mudik, bergembira, berpesta ria. Erau dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan atau kerabat kerajaan dengan maksud tertentu dan diikuti oleh seluruh masyarakat umum dalam wilayah administratif kesultanan. Erau berasal dari bahasa lokal/daerah etnis Kutai, dan disebut juga EROH yang berarti ramai, hilir mudik, bergembira, berpesta ria. Erau dilaksanakan secara adat oleh Kesultanan atau kerabat kerajaan dengan maksud tertentu dan diikuti oleh seluruh masyarakat umum dalam wilayah administratif kesultanan. Terdapat tiga pelaksanaan ERAU adat di lingkup Kesultanan Kutai Kartanegara, yakni : 1. ERAU TEPONG TAWAR yaitu erau adat yang dilaksanakan oleh kerabat keraton pada waktu tertentu berdasarkan keinginan (hajat) terhadap suatu pekerjaan. Dalam pelaksanaan ini Raja bergerak bebas artinya tidak melakukan batsan tertentu yang disebut "TUHING" 2. ERAU PELAS TAHUN...
Deskripsi ini akan dilengkapi kemudian :) Bagi rekan dan teman-teman yang bisa cukup memahami rumah khsa Sunda ini, bisa ikut turut menambahkan deskripsi, informasi, atau pun keterangan Rumah Sunda di Cigugur ini. Lokasi rumah ini terdapat di dekat Gedung Paseban Tri Panca Tunggal yang oleh masyarakat Cigugur berfungsi penting dalam kegiatan sekitar budaya tradisi (perpustakaan, perkumpulan, pertunjukan). Kawasan ini juga rutin menyelenggarakan Upacara Siren Taun, berupa festival/ rangkaian kegiatan budaya, yaitu setiap tanggal 22 Rayagung Saka.Rumah ini terbuat dari material yang sangat alami dan sederhana. Misalnya memanfaatkan bambu, bebatuan, kayu, dan ijuk. Strukturnya yang sederhana tetap membuat rumah ini kokoh sebagaimana seharusnya. Kombinasi dinding bambu dan atap ijuk sangat baik untuk jalannya sirkulasi udara.
Talempong adalah sebuah alat musik pukul tradisional khas suku Minangkabau. Bentuknya hampir sama dengan instrumen bonang dalam perangkat gamelan. Talempong dapat terbuat dari kuningan, namun ada pula yang terbuat dari kayu dan batu. Saat ini talempong dari jenis kuningan lebih banyak digunakan. Talempong berbentuk bundar dengan diameter 15 sampai 17,5 sentimeter, pada bagian bawahnya berlobang sedangkan pada bagian atasnya terdapat bundaran yang menonjol berdiameter lima sentimeter sebagai tempat tangga nada (berbeda-beda). Musik talempong akan berbunyi jika dipukul oleh sepasang kayu. Musik talempong kampung cenderung ditransformasikan oleh masyarakat sendiri dan kadang-kadang turut dipengaruhi pemerintah, bahkan melalui kaset-kaset lokal. Sebaliknya kelahiran talempong kreasi, kata sama sekali tidak terkait dengan wacana globalisasi namun wacana modernisasi dan reformasi kebudayaan yang menuntut bentuk baru dengan unsur yang bias dibedakan sebagai yang tradisional dan yang...
Peresean dahulu kala biasanya dilakukan oleh suku Sasak, yaitu olah raga saling pukul dengan menggunakan rotan yang diselenggarakan pada musim kemarau yang bertujuan untuk meminta hujan kepada sang Pencipta. Peresean artinya tameng (alat pelindung atau penangkis pukulan) lawan, alat pemukulnya tersebut dinamakan Penyalin yang biasanya terbuat dari rotan. Sedangkan alat penangkisnya disebut Ende yang terbuat dari kulit sapi. Para pemain yang bertanding disebut Pepadu, sedangkan sistem pertandingan yang dipimpin oleh seorang wasit yang disebut Pekembar dan di samping pekembar dikenal dengan tukang adu yang disebut Pengadok. Saat ini peresean sering ditampilkan untuk menyabut tamu-tamu atau wisatawan mancanegara yang bekunjung ke Lombok. Dalam peresean juga dikenal sportifitas tinggi, kalah maupun menang tetap saudara artinya tidak ada dendam sampai di luar arena. Nilai budaya yang terkadung dalam peresean adalah pantang menyerah, kerja keras, berani bersaing, kejujuran, dan berjiwa...
bir yang sama sekali tidak mengandung alkohol seperti bir pada umumnya. Berbahan dasar rempah-rempah dengan campuran jahe, daun pandan wangi serta serai/sere. Bir ini dikenal secara umum dikalangan orang-orang Betawi. Untuk menarik penggemar bir yang satu ini biasanya dicampur dengan tambahan kayu secang, tambahan ini akan membuat warna bir menjadi merah ketika diseduh dengan air panas. Cocok dikonsumsi saat cuaca dingin dan pada malam hari sebagai penghangat badan. Salah satu dari sekian banyak khasiatnya adalah sebagai pelancar peredaran darah. Makin penasaran? Namanya Bir Pletok minuman tradisional khas Betawi. Nah pengen tau bagaimana membuatnya? Silahkan simak resepnya di Cara Membuat Bir Pletok Khas Betawi Hangat Berkhasiat dan Sehat. Bahan-bahan untuk Membuat Bir Pletok : 2 Liter Air 350 gr Jahe, memarkan/tumbuk 6 butir Cengkih 5 cm Kayu manis 3 biji Kapulaga 5 batang Serai/sere, memarkan/tumbuk 25 gr Kay...
Saluang adalah alat musik tiup yang tumbuh dan berkembang di Minangkabau. Terbuat dari potongan pohon bambu pilihan, berdiameter kira-kira 2-3 cm dengan panjang kurang lebih 90 cm. Bentuknya serupa dengan seruling atau flute, hanya saja pangkal potongan pohon bambu ini tidak ditutup seperti flute atau seruling pada umumnya, alias ujung dan pangkalnya bolong. Instrumen ini dapat menghasilkan bunyi dengan cara ditiup pada sudut tepi atau rongga bagian atasnya. Sehingga sesuai dengan prinsip fisika akustik, tiupan yang keluar dari mulut akan menggetarkan dinding bagian dalam saluang sedemikian rupa menghasilkan bunyi. Saluang distel dengan diberi beberapa lubang biasanya ada 4 lubang. Dengan begitu saluang dapat menghasilkan frekuensi nada-nada diatonis. Ini juga salah satu fitur khas instrumen ini. Tidak sembarangan orang yang bisa meniup Saluang ini, membutuhkan latihan khusus agar bisa mengeluarkan suara khas Saluang, yang bernuansa kelam, misterius dan ghotic. Instrumen saluan...