Musik dan Lagu
Musik dan Lagu
Musik dan Lagu Kalimantan Timur Kutai Kartanegara
Kesenian Musik Tingkilan
- 24 Mei 2012

Seni budaya merupakan warisan leluhur dan asset yang sangat tak ternilai harganya.seni budaya harus dilindungi, dikembangkan dan dilestarikan agar generasi mendatang mengerti dan memahami warisan leluhur. Salah satunya adalah Kesenian Musik Tingkilan yang merupakan seni musik khas dari suku Kutai. Kesenian ini memiliki kesamaan dengan kesenian rumpun Melayu. Tingkilan lazimnya dimainkan pada acara-acara seperti pernikahan, pasca panen, Maulud Nabi Muhammad SAW, Isra Mi'raj Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, Idul Adha, Nuzulul Qur'an, Tahun Baru Islam (Hijriah), dan upacara sakral seperti Erau.

Alat musik yang digunakan adalah:

1. Gambus
Gambus merupakan alat musik petik seperti mandolin. Alat musik ini berasal dari Timur Tengah. Pengaruh dari Timur Tengah dibawa oleh orang-orang melayu yang banyak bermukim di pesisir Kalimantan Timur. Kebanyakan orang-orang melayu beraga Islam.



Gambus yang digunakan untuk Tingkilan

2. Ketipung
Merupakan kendang kecil. Sebagaimana gambus, alat musik ketipung mendapat pengaruh kuat dari budaya timur tengah.

3. Kendang
Merupakan fondasi dari ensamble gamelan yang dipakai untuk mengiringi bebrapa kesenian, misalnya Tari Ganjur. Kendang merupakan produk budaya Jawa yang dipakai untuk mengiringi senimusik Tingkilan di Kutai Kartanegara. Ketika gambus mulai dipetik, maka kendang akan mengiringi alunan suara gambus. Kendang ini juga berfungsi untuk mengatur tempo dalam Tingkilan.

4. Biola
Pada dasarnya biola merupakan produk budaya Eropa. Masuknya biola diperkirakan terjadi ketika Pemerintahan Hindia Belanda berkuasa di Nusantara. Lewat akulturasi budaya, akhirnya biola masuk sebagai salah satu instrument dalam Tingkilan.

Selain alat musik diatas, tidak jarang salam setiap pementasan alat musik Tingkilan juga dipadukan dengan beberapa alat musik lainnya seperti gitar, bass, drum, dan rebana.

Tingkilan merupakan seni musik tradisional yang banyak menyisipkan pesan moral dalam lirik-lirik lagunya karena memuat banyak nasehat. Selain nasehat, tidak jarang lirik lagu juga berisi tenatang gambaran keindahan alam, percintaan, kalimat memuji, atau menyindir dengan kata-kata lucu.

Pada zaman dahulu, Tingkilan dinyanyikan oleh sepasang pria dan wanita. Mereka bernyanyi bersahut-sahutan. Dari unsur sahut-sahutan inilah maka dikenal istilah betingkilan yang bermakna bertingkah-tingkah atau bersahut-sahutan. Lewat istilah betingkilan tersebut, maka musik ini dikenal dengan nama Tingkilan. Musik Tingkilan ini sering digunakan untuk mengiringi tari pergaulan rakyat Kutai, yakni Tari Jepen.

Musik Tingkilan yang merupakan musik daerah pesisir Mahakam. Lagu yang di gunakan masyarakat zaman dahulu sebagai pengantar bahasa atau keinginan seseorang untuk menyampaikan sesuatu baik ilmu maupun nasihat serta pernyataan pribadi atau percintaan dalam bentuk pantun atau sindiran yang disampaikan saling berbalas pantun. Musik tingkilan juga biasa di tampilkan pada acara-acara seremonial baik yang bersifat keagamaan, upacara perkawinan, upacara pemberian nama anak (bayi) maupun acara-acara hiburan lainnya.

Sebenarnya masih banyak lagi hal yang bisa saya bagikan mengenai Kesenian Musik Tingkilan. Alangkah lebih baiknya informasi yang saya bagikan ini menjadi panduan dan referensi anda saat bersedia mengunjungi Kutai Kartanegara. Berkunjunglah ketempat kami dan dengarkan sendiri betapa indahnya alunan musik Tingkilan ini.

Sudah banyak sekali sanggar-sanggar yang terus melestarikan Kesenian Musik Tingkilan ini tidak terkecuali Congkil. Sepintas saat mendengar kata congkil kita pasti bertanya-tanya. Congkil itu apa? Bahasa apa itu?. Sebenarnya Congkil merupakan singkatan dari Keroncong Tingkilan. Musik Congkil ini diperkenalkan oleh Kelompok Musik Irama Bahari Tenggarong dibawah pimpihan Bapak H Syaiful Anwar Ibrahim SE MM atau lebih dikenal dengan panggilan Om Nueng.



Kelompok Musik Irama Bahari Tenggarong dibawah pimpihan Bapak H Syaiful Anwar Ibrahim SE MM

Launching Congkil sendiri diadakan di Ballroom Grand Elty Singgasana Hotel Tenggarogn sekita pertengahan bulan Oktober 2011 yang bertepatan dengan Pelaksanaan Peringatan Hari Ulang Tahun Kota Tenggarong ke 299. Tidak hanya memperkenalnya Congkil saja, acara launching itu juga sekaligus melincurkan Buku mengenai Sejarah Tingkilan. Saat ini Congkil sudah mempunyai 9 lagu diantaranya, Baju Ta'wo, Embangunan, Pariwisata, Kaltim Hijau dan lain-lain. Untuk lebih lengkapnya silahkan klik disini.



Pimpinan Kelompok musik Irama Bahari Syaiful Anwar Ibrahim (kiri) saat menyerahkan rekaman CD berisi 9 lagu Congkil kepada Asisten II Edy Damansah

Diharapkan lounching ini menjadi momentum memperkenalkan potensi seni budaya Kutai. Pemkab akan mendukung kreatifitas masyarakat untuk mengolah seni budaya daerah sebagai bagian dari promosi kepariwisataan Kutai. "Karena masih banyak potensi seni budaya kita yang terlupakan dan perlu diekspos kembali oleh mereka yang peduli dan trampil," demikian ujarnya. Acara lounching yang disiarkan langsung oleh Radio Keroncong Indonesia yaitu Lita FM Bandung Jawa Barat ini dimeriahkan pula penampilan orkes Tingkilan Karya Budi Tenggarong oleh penampilan penyanyi Andre dan Iin Indriani dari Kelompok Keroncong Tugu Jakarta yang merupakan pelopor seni musik keroncong di Indonesia.

JELAJAHI NUSANTARA SINGGAHI KUTAI KARTANEGARA!
salah satu contoh lagu dari Keroncong Tingkilan (Congkil), Aji Septi- Baju Takwo
00:00 00:00

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline