|
|
|
|
Saluang Tanggal 19 Jun 2012 oleh agus deden. Revisi 9 oleh Budaya Indonesia pada 20 Aug 2012. |
Saluang adalah alat musik tiup yang tumbuh dan berkembang di Minangkabau. Terbuat dari potongan pohon bambu pilihan, berdiameter kira-kira 2-3 cm dengan panjang kurang lebih 90 cm. Bentuknya serupa dengan seruling atau flute, hanya saja pangkal potongan pohon bambu ini tidak ditutup seperti flute atau seruling pada umumnya, alias ujung dan pangkalnya bolong.
Instrumen ini dapat menghasilkan bunyi dengan cara ditiup pada sudut tepi atau rongga bagian atasnya. Sehingga sesuai dengan prinsip fisika akustik, tiupan yang keluar dari mulut akan menggetarkan dinding bagian dalam saluang sedemikian rupa menghasilkan bunyi. Saluang distel dengan diberi beberapa lubang biasanya ada 4 lubang. Dengan begitu saluang dapat menghasilkan frekuensi nada-nada diatonis. Ini juga salah satu fitur khas instrumen ini. Tidak sembarangan orang yang bisa meniup Saluang ini, membutuhkan latihan khusus agar bisa mengeluarkan suara khas Saluang, yang bernuansa kelam, misterius dan ghotic.
Instrumen saluang dipergunakan untuk pengiring dendang (nyanyian), umumnya dituturkan beberapa wanita. Dendang biasanya berisi petuah-petuah, gurauan yang esensial. Ada berbagai jenis Saluang, sesuai asal dan budaya masyarakat setempat, yang terkenal adalah Saluang sirompak, Saluang Pauah dan Saluang Darek.
Jenis saluang yang dapat dikatakan maut, berasal dari daerah Payakumbuah, bernuansa Magis, sebagai pengantar sihir, diwarnai dendang berlirik magic, dikenal dengan nama Saluang sirompak, Berasal dari kata dasar rompak, yang berarti paksa. Basirompak adalah upaya memaksa batin seseorang-dengan bantuan kekuatan gaib-agar menuruti kemauan mereka yang merampok. Ritual ini dilakukan oleh seorang pawang (tukang sirompak) yang dibantu oleh seorang peniup saluang sirompak dan seorang tukang soga. Pawang bertugas mendendangkan mantra-mantra dan memutar sebuah gasing (gasiang tangkurak) yang salah satu bagiannya dibuat dari potongan tengkorak manusia.
Kerapnya ritual ini dibawakan dengan media Saluang, sehingga dikenal dengan nama Basirompak, kesenian yang berhubungan dengan kegiatan ritual perdukunan atau magic song. Bila seorang lelaki dihina dan dicacimaki oleh seorang perempuan yang disukai oleh lelaki itu, maka si lelaki minta tolong pada setan dengan bantuan si dukun melalui sirompak. Sehingga, perempuan penghina itu jadi tergila-gila padanya dan sulit melupakan si pria tersebut
Lain saluang basirompak, lain lagi saluang darek. Darek berarti daerah pedalaman, sehingga Saluang Darek adalah Saluang yang aslinya memang berasal dari dalam nagari minang. Saluang darek ini sering digunakan pada banyak penampilan kini, yang biasanya dikolaborasikan dengan musik kontemporer. Saluang darek dan dendang hampir tak dapat dipisahkan. Umumnya, saluang jenis ini dipakai sebagai pengiring dendang bagurau. Dimana dalam kesenian ini pendendang saling
Biasanya Saluang sirompak ini jarang dimainkan sebagai pertunjukan pada tempat umum, sampai sekarang keberadaan jenis saluang ini tetap dilestarikan. Banyak orang dari mancanegara mempelajarinya, terlebih dari benua Eropa seperti Belanda, Findlandia, Austria, Belgia. Karena untuk menguasainya memerlukan waktu yang tidak sebentar. Biasanya untuk dapat meniupnya saja, memerlukan waktu sekitar 1 tahun, yang diiringi belajar teknik bernafas. Hal inilah yang membuatnya memiliki daya pikat tersendiri.
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |