1
1.591 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Tari Bedhaya Sumreg
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bedhaya Sumreg atau Sumbreg merupakan salah satu "bedhaya pusaka" milik Kraton Yogyakarta. Bedhaya Sumreg ini memiliki arti sebagai bidadari yang menari dengan iringan gending ageng Ladrang dan Ketawang. Bedhaya Sumreg pertama kali muncul pada masa Sri Susushunan Paku Buwono I (Geger Spei). Setelah Mataram pecah menjadi Kasuhunan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwono I menyusun lagi Bedhaya Sumreg seiring dengan pendirian Kasultanan Yogyakarta. Dikisahkan pula saat Sri Sultan Hamengkubuwana I melabuh di Pantai Parangkusuma, beliau disambut dengan Bedhaya Sumreg yang ditarikan oleh para penari dari Pantai Selatan. Bedhaya Sumreg ini mengkisahkan tentang sikap dan cara yang ditempuh oleh para pemimipin dalam mengatasi berbagi persoalan di jamannya. Pesan yang disampaikan oleh Bedhaya ini adalah agar kehidupan manusia di bumi kembali saling menghargai dan menghormati segala bentuk perbedaan dengan berlandaskan hubungan kekeluargaan, berbudaya, dan bera...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Herjuna Wiwaha
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pada masa Sultan Hamengkubuwana I beliau membangun tari bedhaya tersebut sebagai tarian ritual istana. Disebut ritual karena ada persyaratan-persyaratan tertentu di dalam penyelenggaraannya. Justru persyaratan inilah yang membuat tari bedhaya ini unik dan mengagumkan. Persyaratan itu misalnya seperti penari harus suci (tidak sedang menstruasi), sebelum pertunjukan harus berpuasa, tempatnya suci di Bangsal Kencana, ada sesaji, waktunya tertentu, ada pemimpin, dan lain-lain. Ada sebuah cerita yang menyatakan bahwa apabila syarat-syarat penyelenggaraannya ada salah satu yang dilanggar maka akan berakibat fatal. Bisa saja penarinya pingsan, gila, atau bahkan yang paling buruk meninggal. Sehingga tidak sembarang orang boleh dan bisa menarikan tarian bedhaya ini di bangsal Kraton Ngayogyakarta pada saat upacara adat maupun ritual.     Tari klasik bukanlah semata-mata komposisi gerak tubuh yang disusun menjadi satu kesatuan sajian tontonan yang utuh. Tapi diba...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Sabda Aji
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tari  Bedhaya Sabda Aji  ini dimainkan oleh sembilan orang yang bercerita tentang sabda aji raja) atau perintah Sri Sultan HB IX kepada para empu tari untuk menyempurnakan Tari Golek Menak. Salah satu penari dalam Bedhaya Sabda Aji adalah putri sulung Sri Sultan HB X, GKR Pembayun. (Sumber: http://jogja.kotamini.com/stream/city/tari-klasik-gaya-jogjakarta/)

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Angron Sekar
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Cerita dalam  Tari Bedhaya Angron Sekar i adalah Sutawijaya yang menaklukan Arya Penangsang. Istri Arya Penangsang, Angron Sekar, yang tahun kalau pasangannya ditaklukkan Sutawijya bermaksud balas dendam. Namun akhirnya justru Angron Sekar jatuh cinta terhadap Sutawijaya. Bedhaya Angron Sekar ini merupakan karya dari K.R.T. Sasmintadipura. (Sumber:  http://kilasbaliknusantara.blogspot.com/2010/12/kekayaan-tari-klasik-gaya-yogyakarta.html)

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Beksa Golek Menak / Beksan Menak
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Beksa Golek Menak  Disebut juga Beksan Menak. Mengandung arti menarikan wayang Golek Menak. Tari Golek Menak merupakan salah satu jenis tari klasik gaya Yogyakarta yang diciptakan oleh Sri Sultan Hamengku Buwana IX. Penciptaan tari Golek Menak berawal dari ide Sultan setelah menyaksikan pertunjukkan Wayang Golek Menak yang dipentaskan oleh seorang dalang dari daerah Kedu pada tahun 1941. Sri Sultan Hamengku Buwana IX sangat terkesan menyaksikan pertunjukan wayang golek dari Kedu itu. Maka dibenak beliau timbul ide untuk menarikan wayang golek itu di atas pentas.  Beksa Golek Menak bersumber dari cerita Menak Cina. (Sumber:  http://kilasbaliknusantara.blogspot.com/2010/12/kekayaan-tari-klasik-gaya-yogyakarta.html)

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Angron Akung
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Tari Bedhaya Angron Akung yang bersumber dari cerita Panji yang muncul di sekitar abad XIII-XIV lalu. Tari Bedhaya ini mengisahkan penyamaran tokoh sentral cerita Panji, yaitu Raden Panji Inu Kertapati yang hendak mencari Dewi Anggraeni yang hilang entah ke mana perginya.  merupakan salah satu tarian kebanggaan Kadipaten Pura Pakualaman yang diciptakan oleh Kangjeng Gusti Pangeran Adipati Aria (KGPAA) Paku Alam II (1829—1858) dan direkonstruksi/digubah kembali pada masa KGPAA Paku Alam VIII (1937—1998). Tarian ini biasanya dipagelarkan di Bangsal Sewatama Pakualaman untuk menyambut tamu-tamu kehormatan Pura Pakualaman dan dalam rangka memperingati ulang tahun Sri Paku Alam. (Sumber: http://tembi.net/peristiwa-budaya/tari-bedhaya-angron-akung-kisah-penyamaran-raden-panji-inu-kertapati)

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tari Bedhaya Babar Layar
Tarian Tarian
Daerah Istimewa Yogyakarta

Bedaya Babar Layar, merupakan salah satu yasan dalem (hasil karya) Sunan Paku Buwono II. Jadi, bisa diperkirakan berapa kira-kira umur tarian tersebut. Yang jelas sudah seabad lebih tarian ini tidak terdengar beritanya (dalam arti dipentaskan). Bedaya Babar Layar menjadi salah satu pusaka tari yang diuri-uri (dilestarikan) Kasultanan Ngayogyakarta bersama Bedaya Semang dan Bedaya Rambu. Itu terjadi  semenjak  Mataram pecah menjadi dua yakni Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta. Di Yogyakarta Bedaya Babar Layar disempurnakan lagi oleh Sri Sultan Hamengku Buwono II. Keberadaan Bedaya Babar Layar tertulis di dalam manuskrip yang tersimpan di perpustakaan keraton Yogyakarta. Bedaya Babar Layar tercium keberadaannya ketika K.R.T. Mangkuwinata ( R. B Sudarsono, M. Hum) membaca kitab kuna tersebut. Dari situ timbul keinginan untuk kembali menghidupkan bedaya tersebut. Bersama sang istri Nyi R. Pujaningsih ( Th. Suharti, M. Sn.) naskah kuna tersebut dicermati. Se...

avatar
hallowulandari
Gambar Entri
Tembikar Kasongan
Ornamen Ornamen
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kasongan adalah nama dukuh atau kampung yang secara administratif termasuk desa/kelurahan Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta atau 7 km di selatan Kodya Yogyakarta. Dukuh ini tak ada bedanya dengan dukuh di sekitarnya yang kehidupan masyarakatnya dari mengolah tanah pertanian, hidupnya sederhana, rukun dan semangat gotongroyongnya sangat kuat dan lain-lain sifat hidup pedesaan ada di sana. berkat ketekunannya "mengolah tanah" dijadikan tembikar atau gerabah, yakni barang pecah-belah tradisional yang dibuat dari tanah liat bakar, suatu kemahiran turun-temurun yang diwarisi dalam masyarakat sejak masa prasejarah yang dipertahankan dan dikembangkan terus hingga sekarang sehingga terkenal baik di dalam negeri atapun mancanegara. Tradisi pembuatan tembikar semacam ini juga masih terdapat di mana-mana, tetapi Kasongan memang mempunyai ciri-ciri serta model-model tertentu yang banyak penggemarnya baik di desa, di kota-kota bahkan para w...

avatar
Oase
Gambar Entri
Batik Jogja - Ceplok
Motif Kain Motif Kain
Daerah Istimewa Yogyakarta

Batik khas Jogja, motif Ceplok :

avatar
Eniwinarti