Pulau Bali dikenal orang di berbagai negara, di seluruh belahan dunia. Tetapi tahukah kamu dari mana asal namanya? Dahulu kala seorang petapa sakti yang arif bijaksana tinggal di Gunung Semeru di Pulau Jawa. Dengan kesaktiannya, ia bisa membuat tanaman yang ia tanam tumbuh dengan subur dan lebat. Sedangkan hewan yang ia pelihara menjadi tambun dan sehat, serta beranak-pinak dengan cepat. Karena kesaktian dan kearifannya ini, rakyat di Pulau Jawa menghormatinya. Sang Petapa Sakti bersahabat dengan seekor naga sakti yang tinggal di Gunung Mesehe, di sebuah pulau yang tidak jauh dari Pulau Jawa. Sang Naga terkenal karena kesaktian dan kehebatannya dalam berkesenian. Menari, bermain musik, mengukir kayu, dan membuat berbagai kerajinan tangan, mampu ia lakukan dengan sangat memesona dan tanpa cacat cela. Tidak ada orang atau naga lain yang mampu menandingi kesaktiannya. Selain sakti, di seluruh tubuh naga ini bertaburan berbagai permata berharga yang berwarna-warni. Cah...
Mesuryak; bersorak atau berteriak merupakan tradisi di desa Bongan Tabanan, Bali yang digelar tradisi ini digelar setiap 6 bulan sekali (210 hari dalam kalender Bali) tepatnya pada hari raya Kuningan atau 10 hari setelah hari Raya Galungan. Makna Tradisi Mesuryak Untuk memberi bekal dan mengantarkan roh leluhur kembali ke alam nirwana dengan rasa suka cita. Oleh umat Hindu para roh leluhur turun ke dunia di saat hari Raya Galungan dan kembali ke surga di Hari Raya Kuningan, dan oleh warga desa Bongan Tabanan diberikan perbekalan seperti beras dan juga uang sehingga dilakukan tradisi Mesuryak. Setelah sepuluh hari roh leluhur bersama keluarga di dunia, maka pada hari Raya Kuningan diantarkan kembali dengan suka cita, bersorak beramai-ramai dalam tradisi Mesuryak tersebut. Dalam tradisi tersebut warga melempar uang ke udara diperebutkan oleh warga lainnya, sambil bersorak gembira dan beramai-ramai, pelaksanaannya secara bergiliran. Sebelum acara puncak da...
Mepandes, Metatah atau Mesangih; pemotongan/pengikiran 6 gigi taring. Tradisi ini untuk anak yang menginjak usia remaja; laki-laki ketika ia mengalami perubahan suara dan perempuan ketika ia sudah menstruasi. Makna Menghilangkan sifat Sad Ripu ; enam jenis musuh yang timbul dari sifat-sifat asubha karma atau perbuatan yang tidak baik dalam diri manusia itu sendiri, yaitu: Kama , sifat penuh nafsu indriya. Lobha , sifat loba dan serakah. Krodha , sifat kejam dan pemarah. Mada , sifat mabuk dan kegila-gilaan Moha , sifat bingung dan angkuh. Matsarya , sifat dengki dan irihati. Tujuan Menghilangkan kotoran diri dalam wujud kala, bhuta, pisaca dan raksasa dalam arti jiwa dan raga diliputi oleh watak Sad Ripu s ehingga dapat menemukan hakekat manusia yang sejati. Untuk dapat bertemu kembali dengan bapak dan ibu yang telah berwujud suci....
Ngurek atau Ngunying berasal dari kata urek; melubangi atau menusuk. Tradisi ini ialah salah satu atraksi menusuk diri sendiri dengan menggunakan keris, peristiwa ini berlangsung ketika para pelaku/peserta ‘Ngurek’ berada dalam keadaan kerasukan (diluar kesadaran diri). Dalam beberapa ritual keagamaan di Bali, tradisi ‘Ngurek’ ini wajib dilaksanakan, hal ini sama dengan melambangkan wujud bakti seseorang yang dipersembahkan kepada Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). ‘Ngurek’ pada zamannya hanya dilakukan oleh para pemangku (tokoh keagamaan Hindu), namun kini orang yang melakukan Ngurek tak lagi dibedakan statusnya, bisa pemangku, penyungsung pura, anggota krama desa, tokoh masyarakat, laki-laki dan perempuan. Tapi suasananya tetap yaitu mereka melakukannya dalam keadaan kerasukan. Kendati keris yang terhunus itu ditancapkan ketubuh, namun tidak setitikpun darah yang keluar atau terluka. Tradisi Ngurek...
Rambut adalah mahkota bagi para wanita. Rambut yang sehat dan terawat akan menambah kecantikan rambut itu sendiri, Jaman dahulu para wanita identik dengan rambut panjang khususnya para wanita di Bali. Rambut panjang menjadi identitas para wanita di Bali. Apalagi yang menjadi penari atau disebut pragina. Jaman dahulu mengikat rambut merupakan suatu kewajiban karena rambut panjang yang terurai berkaitan dengan mistis. Beberapa mitos yang aku tahu saat ini masih ada di masyarakat Bali tentang rambut yaitu jangan mengurai rambut saat membuat upakara (upakara adalah sarana untuk upacara suci keagamaan), jangan mengurai rambut saat sembahyang dan saat memasuki area suci (Pura), jangan mengurai rambut saat sandi kala (pertemuan siang/sore menuju malam), jangan menyelipkan sisir di rambut saat sandi kala, hati - hati membuat helai rambut yang rontok atau setelah dipotong, dan sebagainya. Mengapa tidak boleh mengurai rambut saat membuat upakara atau istilahnya m...
Megibung merupakan istilah di bali untuk makan bersama dalam sebuah piring yang besar tanpa harus sungkan saling berbagi. Acara Megibung di Bali biasanya di lakukan setelah ada upacara-upacara besar seperti pernikahan, odalan dan upacara-upacara besar lainnya. Daerah di bali yang masih melanjutkan tradisi ini adalah daerah-daerah yang ada di karangasem bali. Mengapa demikian, itu karena konon pencetus pertama acara megibung adalah raja dari kerajaan karangasem yang saat ini menjadi kabupatenkarang asem. Seorang raja bernama I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem sekitar tahun 1614 Caka atau 1692 Masehi. Beliau pada saat itu masih melakukan sebuah exspedisi perluasan wilayah sampai ke kawasan lombok. Di dalam exspedisinya setelah usai berperang, beliau bersama pasukannya beristirahat untuk melepas lelah dan untuk beristirahat makan. Raja I Gusti Agung Anglurah Ketut Karangasem kemudian memberikan titah untuk makan bersama dengan menggunakan piring (wadah) besa...
Sebuah keluarga nelayan di daerah pemukiman nangahale kabupaten sikka. Bila mereka pergi bekerja, anaknya tinggal dirumah untuk menjaga rumah. Pada suatu hari suami istri nelayan itu menunggu ikan-ikan memasuki alat penangkap ikan mereka yang bberupa tangguk besar. Sial, seekor ikanpun tidak ada yang mau masuk. Meskipun demikian, mereka tidak mudah putus asa. Tangguknya tetap dimasukan dan diangkat berulang-ulang tanpa mengenal lelah. Akhornya, ketekunan mereka berhasil juga. Pada waktu mereka mengangkat tangguk mereka untuk kesekian kali, ternyata didalamnya terlihat ada sebutir telur yang amat besar. Karena ngeri mendapatkan benda ajaib itu, telur itu segera mereka masukkan kembali kedalam air. Anehnya setiap kali mereka mengangkat tangguknya, setiap kali ada pula telur itu dan setiap kali segera mereka masukkan kembali ke dalam air. Keadaan ini berulang terus, walaupun telah mereka pinahkan tangguk mereka ke tempat lain. Rupanya telur itu berkeras hati untuk tetap bersama mereka. A...
Di sebuah desa ada seorang bujangan yang sudah lanjut usia alias bujang lapuk yang bernama I Teruna Tua. Orang ini kira-kira berumur lebih dari lima puluh tahun. Sampai umur setua itu ia masih melajang, karena ia hanya mau mengambil isteri apabila ada perempuan yang hari larinya sama dengan dirinya. Setelah menunggu bertahun-tahun, pada suatu hari yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya, di desanya ada seorang bayi perempuan lahir. Tiga hari kemudian, saat si bayi telah lepas tali pusatnya, I Teruna Tua segera membuat tongkat dari tongkol jagung. Setelah tongkat jadi, ia langsung menuju ke rumah orang tua si bayi. Sesampai di rumah si bayi, I Teruna Tua disambut oleh ayah si bayi: "Oh Kakak datang." Ayah bayi itu memanggil Kakak, karena I Teruna Tua lebih tua daripada dirinya. "Kata orang, isterimu baru saja melahirkan tiga hari yang lalu. Laki-laki atau perempuan?" tanya I Teruna Tua. "Oh, perempuan." "Apakah sehat?" "Ya sehat keadaannya." "Kapan melakukan upa...
Alkisah, ada dua orang bersaudara yang bernama Nang Butuh Mosel dan pamannya yang bernama Uwa Babrung. Nang Butuh Mosel adalah seorang yang sangat miskin. Bahkan, karena terlalu miskin sampai-sampai ia tidak dapat memberi makan isteri dan dua orang anak perempuannya. Jangankan memberi makan mereka, untuk makan dirinya sendiri saja ia tidak mampu. Untuk hidup sehari-hari, keluarga Nang Butuh Mosel hanya mengandalkan belas kashian dari para tetangganya. Sementara itu, di sebelah utara rumah Nang Butuh Mosel tinggallah saudaranya yang bernama Uwa Babrung. Berbeda dengan Nang Butuh Mosel, Uwa Babrung adalah seorang yang kaya raya. Ia mempunyai banyak sawah, ladang dan hewan ternak. Namun, walau Uwa Babrung kaya raya, ia sangat kikir dan tidak mempunyai rasa belas kasihan terhadap orang lain. Bahkan terhadap saudaranya sendiri pun Uwa Babrung tidak bersedia membantunya. Suatu hari, karena isteri Nang Butuh Mosel sudah merasa malu untuk selalu meminta belas kasihan para tetangganya, N...