Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Bali Bali
Legenda Tuwung Kuning
- 13 November 2018

Dahulu kala hiduplah suami istri yang dikenal dengan sebutan Pan Tuwung Kuning dan Men Tuwung Kuning. Karena mereka hanya mempunyai satu anak Iaki-laki bernama Tuwung Kuning maka suami istri itu disebut Pan Tuwung Kuning dan Men Tuwung Kuning. Pan Tuwung Kuning mempunyai kegemaran mengadu jago. Jumlah ayam aduannya banyak sekali sehingga memaksa istrinya untuk mengurus binatang peliharaansuaminya itu.

Setiap siang suaminya hanya mengadu jago dan selalu kalah. Hal ini membuat keadaan rumah tangga mereka menjadi kacau. Suasana menjadi tidak tenteram akibat pertikaian suami-istri. Keadaan ini sukar diperbaiki apalagi anak yang mereka idamidamkan tidak kunjung datang. Pada suatu hari Pan Tuwung berkata kepada istrinya, “Istriku, jika kelak engkau melahirkan anak dan ternyata anak itu laki-laki maka anak itu akan aku jadikan sebagai penggantiku untuk meneruskan pekerjaanku mengadu ayam. Akan itu tetapi jika anak itu perempuan, maka ia akan kusembelih dan kujadikan makanan ayam jagoku yang tersayang.” Setelah percakapan tersebut tak berapa lama kemudian hamillah istrinya. Keadaan yang seharusnya mendatangkan kegembiraan justru menyebabkan istrinya menjadi sangat khawatir dan was-was. la takut bahwa anak yang akan dilahirkannya seorang anak perempuan. Setiap hari selama mengandung Men Tuwung Kuning terus berdoa kepada para dewata agar anak yang dilahirkannya kelak adalah seorang anak laki-Iaki.Namun rupanya nasib berkehendak Iain, ternyata Mer Tuwung Kuning melahirkan bayi perempuan yang manis. Kebetulan Pan Tuwung Kuning sedang bepergian jauh. Orang yang mendampingi Men Tuwung Kuning pada waktu itu hanyalah ibunya. “Bagaimana kalau bayi ini disembunyikan saja di rumah ku?” kata ibu Men Tuwung Kuning. “Dengan cara itu Pan Tuwung Kuning tidak melihat anaknya ini.” “Aku setuju Bu, bawalah dan sembunyikan dia di rumah Ibu,” jawab Men Tuwung Kuning. Bayi itu dibawa pergi ibu Men Tuwung Kuning sedangkan yang diberikan kepada ayam jago kesayangan suaminya hanyalah ari-arinya. Malam hari suaminya baru pulang. “Bagaimana? Anak kita laki-laki atau perempuan?” “Perempuan,” jawab istrinya. “Di mana dia sekarang?” sambung suaminya. “Sudah kusembelih dan kuberikan kepada ayam jagomu.”

Mendengar jawaban istrinya puaslah hati suaminya. Namun malam harinya ayam jago kesayangannya berkokok, “Plak Plak! Kukuruyuk! Men Tuwung Kuning punya anak perempuan tetapi aku hanya diberi makan ari-arinya saja.” Ayam jago itu berkokok berulang-ulang. Mendengar itu Pan Tuwung Kuning menjadi sangat marah dan ingin membunuh istrinya. Akan tetapi sebelum niatnya dilaksanakan, ia kembali mendengar kokok ayam jagonya. “Plak! Plak! Kukuruyuk…!Anak Men Tuwung Kuning disembunyikan di rumah neneknya.” Mendengar itu Pan Tuwung Kuning benar-benar naik pitam. la lalu memerintahkan istrinya agar membawa kembali putrinya dari rumah neneknya. “Jika tidak kau lakukan! ” Ancamnya kepada istrinya, “Sebagai gantinya Kaulah yang harus disembelih untuk makanan ayam jago kesayangank

Keesokan harinya Men Tuwung Kuning pergi ke rumah ibunya. Setiba di sana tercenganglah dia, karena didapatinya putrinya secara gaib telah menjadi seorang anak gadis remaja yang amat cantik dan pandai menenun kain. Ketika Tuwung Kuning mengetahui ibunya datang menjemputnya, ia berkata kepada ibunya. “Ibu! tunggu dulu sampai lusa karena aku sedang menenun kain untuk pembungkus jenazahku nanti.” Dengan perasaan yang luluh Men Tuwung Kuning pulang dengan tangan hampa. Setibanya di rumah ia segera dimaki-maki suaminya yang sudah gelap mata. Dua hari kemudian dengan berat hati terpaksa Men Tuwung Kuning kembali menjemput putrinya. Di depan putrinya Men Tuwung Kuning berkata, Wahai putriku Tuwung Kuning, cepat-cepatlah Engkau menenun kain, Ayahmu sudah selesai mengasah pedang dan mengasah parang untuk mencabut nyawamu!” Tuwung Kuning menyambutnya dengan suara lembut, “Ibuku sayang, tunggulah dua hari lagi agar aku dapat menyelesaikan sehelai selendang untuk bekal matiku.” Dengan perasaan sedih Men Tuwung Kuning pulang. Setibanya di rumah dia langsung dimaki-maki oleh suaminya sebab dia tidak berhasil membawa putrinya pulang. Cerita rakyat Bali ini berlanjut. Dua hari kemudian pagi-pagi sekali suaminya berangkat sendiri ke rumah mertuanya. la membawa sebilah pedang yang telah diasah sangat tajam. Setiba di rumah itu ia menjadi sangat tercengang karena melihat putrinya amat cantik, lagipula pandai menenun kain. “Ayahku yang tercinta,” sambut Tuwung Kuning melihat kedatangan ayahnya. “Kini Ananda siap memenuhi keinginan Ayah tetapi dengan syarat Ayah harus membawa Ananda ke hutan. Setelah bertemu dengan pohon yang terbesar, di situlah Ayah boleh mencabut nyawa Ananda.” Sebelum berangkat Tuwung Kuning mengenakan pakaian baru hasil tenunannya sendiri. Kemudian Pan Tuwung Kuning dan putrinya berjalan ke dalam hutan. Setelah berjalan satu hari lamanya sampailah mereka di depan sebuah pohon besar.

“Tuwung Kuning, bersiap-siaplah. Di sini engkau akan kucabut nyawamu,” demikianlah perintah ayahnya. Akan tetapi putrinya menolak, “Ayah, Ananda tidak mau mati di sini. Pohon ini bukan yang terbesar di hutan ini.” Ayahnya menerima penolakan putrinya. Kini mereka pun meneruskan perjalanan mereka sampai mereka menemukan batang pohon yang terbesar di dalam hutan itu. “Nah Ayah, saya sekarang sudah siap untuk mati”, kata Tuwung Kuning. “Tolong ambilkan batang pisang untuk bantal Ananda.” Permintaan putrinya itu segera dilaksanakan ayahnya. Setelah berbaring dengan berbantalkan batang pisang, Tuwung Kuning pun berkata, “Ayah, sekarang sudah dapat dimulai.” Dengan mata yang berapi-api dihunusnya pedangnya untuk mulai menyembelih putrinya. Tetapi tiba-tiba tubuh putrinya lenyap dari pandangannya dan yang kena pedangnya hanyalah batang pisang itu. Melihat kenyataan ini segera timbullah penyesalannya dan ia menangis tersedu-sedu. Sambil membawa potongan-potongan batang pisang, ia pulang ke rumahnya. Sampai di rumah ia bertobat kepada istri dan mertuanya. Cerita rakyat Bali menyatakan bahwa potongan batang pisang diberikan kepada ayamnya yang tersayang, tetapi ayamnya tidak mau makan. Seketika itu timbullah kekecewaan terhadap semua ayam jago aduannya. Semua ayam kebanggaannya dibuang. Sejak itu ia berjanji tidak akan berjudi dengan mengadu ayam lagi. Jelas judi hanya menyengsarakan hidupnya hingga anak kandungnya sendiri menjadi korban. Amanat cerita rakyat dari Bali ini adalah agar kita selalu menyayangi anak kita, apapun keadaannya.
 

sumber : http://agussiswoyo.com/cerita-rakyat/kisah-legenda-tuwung-kuning-cerita-dongeng-dari-tabanan-bali/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU