Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan benteng ini sebagai “the best preserved Dutch fort in Asia”. Pada awalnya benteng ini disebut Benteng Jumpandang (Ujung Pandang). Benteng ini awalnya dibangun tahun 1545 oleh raja Gowa ke X yakni Tunipallangga Ulaweng. Bentuknya yang unik layaknya seekor penyu membuat benteng ini populer dengan sebutan Benteng Panyyua oleh masyarakat setempat. Bahan baku awal benteng adalah tembok batu yang dicampur dengan tanah liat yang dibakar hingga kering. Bangunan didalamnya diisi oleh rumah panggung khas Gowa dimana raja dan keluarga menetap didalamnya. Ketika berpidnah pada masa raja Gowa ke XIV, tembok benteng lantas diganti dengan batu padas yang berwarna hitam keras. Fort Rotterdam pada tahun 1924 (foto via wikipedia) Saat Belanda datang ke tanah Makassar, pecahlah p...
Alkisah, pada zaman dahulu kala, di sebuah daerah di Provinsi Sulawesi Selatan, berdiri sebuah kerajaan yang bernama Kerajaaan Luwu. Kerajaan ini dipimpin oleh seorang raja atau datu yang bernama La Busatana Datu Maongge, atau sering dipanggil Raja Luwu atau Datu Luwu. Ia adalah seorang raja yang adil, arif dan bijaksana, sehingga rakyatnya hidup makmur dan sentosa. Datu Luwu mempunyai seorang putri yang cantik jelita dan berperangai baik, namanya Putri Tandampalik. Berita kecantikan dan perangai baiknya tersebar sampai ke berbagai negeri di Sulawesi Selatan. Pada suatu hari, Raja Bone ingin menikahkan putranya dengan Putri Tandampalik. Ia pun mengutus beberapa pengawal istana ke Kerajaan Luwu untuk melamar sang Putri. Sesampainya di istana Luwu, utusan tersebut disambut dengan ramah oleh Datu Luwu. “Ampun, Baginda...
Upacara Rambu Tuka merupakan serangkaian ritual yang dilakukan dalam rangka memperbaiki tongkonan , biasanya dimulai pada pagi hari saat terbit matahari. Ada beberapa prosesi yang dilakukan dalam upacara ini, yaitu: Ma’pallin Pengusiran roh jahat dengan menyembelih seekor ayam. Ini bertujuan untuk menyucikan diri dari kesalahan yang pernah dilakukan. Mangika biang Memohon kehadiran dan berkat para dewa dengan penyembelihan ayam. Mangipang (mangrapa) Pemberian sesaji pada keluarga di suatu tempat di luar tongkonan , tujuannya untuk memohon doa restu pada leluhur. Hewan yang dikurbankan pada tahap ini adalah babi. Ma’pande to matua Pemberian sesaji untuk leluhur yang dilakukan di sebelah barat tongkonan . Diyakini bahwa arwah leluhur menetap sementara di dalam tongkonan yang tengah diupacarakan. Mangrara banua Pada proses ini semua rumpun keluarga akan hadi...
Rumah adat Palembang sering disebut sebagai Rumah Limas. Rumah berbentuk limas dengan bangunan yang bertingkat. Tingkat tersebut seringkali disebut sebagai bengkilas. Lua rumah mulai dari 400-1000 meter persegi. Bahan material untuk membuat dinding, lantai, serta pintu menggunakan kayu tembesu. Sementara untuk tiang rumah, pada umumnya menggunakan kayu unglen yang tahan air. Rangka rumah biasanya dibuat dari kayu seru, yang menurut kepercayaan masyarakat setempat tidak boleh diinjak/dilangkahi. Tingkatan di dalam rumah dilengkapi dengan lima ruangan yang disebut kekijing. Pada tingkat pertama yang disebut pagar tenggalung, ruangan ini tidak memiliki dinding pembatas, seperti beranda saja. Ruang kedua disebut Jogan , digunakan sebagai tempat berkumpul khusus untuk pria. Naik lagi ke ruang ketiga yang diberi nama kekijing ketiga, yang posisi lantainya lebih tinggi dan diberi batas/penyekat. Ruangan ini biasanya untuk tempat menerima para undangan da...
Aluk Tod olo atau Alukta adalah aturan tata hidup yang telah dimiliki sejak dahulu oleh masyarakat Suku Toraja, Sulawesi Selatan. Aturan tata hidup tersebut berkenaan dengan sistem pemerintahan, sistem kemasyarakatan, dan sistem kepercayaan. Dalam hal keyakinan, penduduk Suku Toraja percaya kepada satu Dewa yang tunggal. Dewa yang tunggal itu disebut dengan istilah Puang Matua (Tuhan yang maha mulia). Meski begitu, penganut Aluk Todolo relatif terbuka terhadap modernisasi dan dunia luar. Mereka meyakini, aturan yang dibuat leluhurnya akan memberikan rasa aman, mendamaikan, menyejahterakan, serta memberi kemakmuran warga. Walau terbuka bagi agama luar, warga sepakat, yang telah menganut selain Aluk Todolo wajib keluar dari Dusun Kanan. Tentu saja mereka tetap boleh berkunjung ke sana, tapi tak dapat tinggal lama. Di luar penganut Aluk Todolo , sekalipun bangsawan dan memiliki banyak uang, mereka tidak bo...
Suatu situs makam pun bisa saja berstatus cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah kalau beberapa persyaratan terpennuhi, seperti ketuaannya, nilai sejarah, nilai seni, dan lain-lain serta dapat membangkitkan ciri kedaerahaan, merangsang kreatifitas, menjadi kebanggaan nasional atau masyarakat luas, dan lain-lain. Dengan singkat kiranya itu dapat disebut mengandung nilai-nilai luhur budaya bangsa. Yang biasanya termasuk kategori ini adalah makam para raja, tokoh agama, tokokh perjuangan melawan penjajah, seniman besar, dan tokoh-tokoh masyarakat yang lain. Situs makam raja-raja Soppeng di Jera Lompo’e telah dipugar dan dikembangkan sebagai Taman Purbakala. Taman ini secara administrative termasuk Desa Bila, Kecamatan Lalabata, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Tinjauan Arkeologis Kabupaten Soppeng, termasuk juga ibukota Watan Soppeng, di dunia Arkeologi atau ilmu kepurbakalaan sudah lama dikenal karena kaya peninggalan-peninggalan purbakala sejak masa Praseja...
Lontaraq adalah sebutan naskah bagi rakyat Sulawesi Selatan. Kata ini diambil dari bahasa Jawa/Melayu yaitu lontar atau palem tal ( Borassus flabellifer ). Dengan begitu, lontaraq adalah naskah yang ditulis pada daun tal, tradisi yang juga dilakukan oleh orang Sunda, Jawa, dan Bali dalam menulis naskah rontal mereka. Ada pula yang berpendapat bahwa secara etimologis kata lontarak terdiri dari dua kata: raung (daun) dan talak (lontar). Kata raung talak mengalami proses evolusi menjadi lontarak . Ada sebuah lontaraq yang unik, mirip dengan pita atau kaset audio/video. Teksnya ditulis satu baris pada daun tal sempit yang digulung, hanya dapat dibaca bila gulungan diputar balik. Tulisan pada gulungan bergerak di depan mata pembaca, dari kiri ke kanan. Salah satu lontaraq gulung tersebut adalah La Galigo , sebuah epos asli masyarakat Bugis, diperkirakan ditulis pada abad ke-14, masa pra Islam. Karya sast...
Perpaduan yang sangat kontras antara musik yang keras dengan tari yang sangat halus adalah ciri khas pada repertoar tari Pakarena yang berasal dari kreativitas masyarakat Makassar. Tari yang lembut dengan musik yang keras dan ramai dalam Pakarena adalah contoh dari bentuk manifestasi dari sifat, karakter atau kepribadian wanita Makassar pada umumnya yang begitu kuat atau tangguh, bagaikan karang yang begitu keras dan kokoh, tak goyah diterpa oleh deburan ombak samudra yang dahsyat. Bisa juga ditafsirkan juga sebagai badai masalah kehidupan keluarga dan kemasyarakatan yang begitu dahsyat. Tak mengherankan jika tarian ini sangat artistik, halus dan sangat berkarakter. Tarian ini terbagi atas 12 bagian, dan setiap gerakan memiliki makna tersendiri. Posisi duduk menjadi pertanda awal dan akhir Tarian Pakarena. Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam, menunjukan siklus kehidupan manusia. Sementara gerakan naik turun, tak ubahnya cermin irama kehidupan. Tarian ini juga mempunyai atu...
Ma'pasilaga tedong (adu kerbau) adalah suatu kegiatan unik dari Toraja, SulSel. Kegiatan ini sangat mudah dijumpai pada kegiatan2 duka. Belakangan ini, pemerintah Toraja melihatnya sebagai potensi wisata, sehingga pada 2013 kemarin, pertama kali diadakan pertandingan (konpetisi) adu kerbau se-Toraja.