SANTO’
Bermain diluar rumah pada jaman sekarang mungkin sudah sangat jarang dilakukan oleh anak-anak Indonesia, mereka lebih senang bermain permainan modern seperti Playstation, menonton TV dan permainan-permainan lain yang lebih canggih, padahal permainan-permainan itu sebenarnya hanya akan membuat anak menjadi malas bergerak.
Jika anak-anak jaman sekarang ditanya mengenai permainan tradisional seperti cangke', dende, santo' gebo'-gebo', boy, enggo jaga dan lainnya rata-rata jawaban mereka adalah tidak tahu. Nah.. untuk melestarikan permainan anak-anak Makassar itu maka artikel kali ini akan membahas salah satu permainan tradisional anak Makassar yaitu permainan Santo'
Untuk dapat memainkan permainan ini, caranya cukup mudah dan tidak membutuhkan biaya alias gratis. Sebelum memulai bermain santo' ada baiknya kita mengetahui syarat dan ketentuan-ketentuan yang mesti dipenuhi untuk memainkan permainan ini misalnya, tempat untuk bermain sebaiknya pada tanah lapang dengan luas minimal 3 X 10 meter, adapun alat yang digunakan dalam permainan ini adalah batu kali dengan ukuran kira-kira sebesar kepalan tangan dengan bentuk pipih, jumlah pemainnya minimal sebanya 2 orang atau lebih yang dibagi menjadi dua grup yang sama banyak.
Permainan dimulai menentukan grup mana yang lebih dulu memulai permainan (Amba') dengan cara melakukan pengundian dengan uang logam atau dengan cara pus (suit dengan jari) atau bisa juga dengan menggunakan pecahan batu yang berbeda tiap sisinya.
Setelah ditemukan grup mana yang memulai permainan terlebih dahulu (Amba'), maka grup yang tidak Amba' harus menyusun batu diwilayah batu santo' sebagai sasaran bagi grup yang Amba'. Grup yang Amba' melemparkan batu dari wilayah tempat awal melempar batu utama (Pangamba'). Daerah yang paling trategis untuk menempatkan batu Pangamba' adalah daerah pada wilayah antara dua garis buta (Picco') karena dekat dengan batu sasaran.
Jika ada salah seorang anggota dari grup yang sedang Amba' mengenai garis picco' atau berada dalam wilayah garis tersebut maka ketika anggota grup tersebut akan melemparkan batu Pangamba' ke batu Santo' (batu sasaran) maka mata dari pemain itu akan ditutup ketika melemparkan batu Pangamba' kesasaran sesuai dengan tempat batu Pangamba'nya mendarat, jika batu Pangamba' mendarat diwilayah garis Picco' 1 maka salah satu matanya harus ditutup, jika batu Pangamba' mendarat diwilayah garis Picco' 2 maka kedua matanya harus ditutup. Jika salah satu anggota grup yang Amba' melempar batu melewati garis picco' 2 maka dikenakan denda dengan cara menolak batu Pangamba' tersebut dengan tumit sejauh mungkin menjauhi batu sasaran.
Amba' dalam permainan ini ada dua macam yaitu Amba' duduk dengan cara batu Pangamba' dilempar melalui celah antara bawah paha dengan betis sambil berjongkok. Amba' yang kedua adalah Amba' berdiri dilakukan dengan cara melempar batu dengan cara berdiri. Permainan ini dilakukan dalam beberapa ronde secara bergantian biasanya 5 sampai 10 ronde. Dalam 1 ronde dapat langsung dimenangkan oleh grup yang Amba' jika grup tersebut dapat langsung mengenai batu sasaran dengan lemparan dari garis awal melempar.
Jika pemain dari grup yang Amba' tidak dapat mengenai batu sasaran langsung dari garis awal melempar, maka dilanjutkan dengan Dende. Dende dalam permainan ini ada dua cara yaitu dende dekat (dilakukan digaris Picco' 2 dan dende jauh (dilakukan pada garis awal melempar). Dende dilakukan dengan cara menempatkan batu Pangamba' diatas punggung kaki kemudian melompat menggunakan kaki yang satunya mendekati garis Picco' 2 kemudian melemparkan batu Pangamba' tersebut dengan punggung kaki ke batu sasaran. Jika batu Pangamba' dari pemain tersebut tidak berhasil mengenai batu sasaran maka pemain tersebut dinyatakan gagal. Bila semua anggota grup yang Amba' gagal, maka ronde tersebut dimenangkan oleh pemain lawan (grup yang tidak Amba'), kemudian bertukar grup untuk memainkan ronde dua, begitu seterusnya hingga keseluruhan ronde yang telah ditentukan sudah habis.
Pemenang dari permainan ini ditentukan dengan banyaknya jumlah ronde yang dimenangi oleh setiap grup. yang terbanyak memenangkan ronde maka grup itulah pemenangnya. Biasanya grup yang memenangkan permainan ini akan mendapatkan hadiah berupa Didengnge' (digendong dengan punggung) oleh grup yang kalah. dengan jarak sejauh 5 kali jarak bolak-balik dari tempat awal melempar batu Pangamba' (garis awal melempar) hingga ketempat penyusunan batu santo' (batu sasaran).
Sumber : http://lobelobenamakassar.blogspot.co.id/2012/01/santo-permainan-tradisional-anak-anak.html
BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.