Produk Arsitektur
Produk Arsitektur
perahu Sulawesi Selatan Bulukumba
Penamaan PINISI
- 1 April 2016

PENAMAAN PINISI

Sebelum tercipta Pinisi (akhir abad ke-19), di Sulawesi-Selatan telah ada beberapa macam jenis perahu yang digunakan oleh penduduk pesisir untuk berbagai keperluan dan kegiatan sehari-hari. Karena tuntutan kebutuhan yang semakin berkembang, alat transportasi tersebut terus menerus mengalami perubahan (modifikasi), baek daris segi teknik pembuatannya maupun jenis dan kapsitasnya. (Muhammad Arid Saenong. 2013)

Di sulawesi selatan alat transportasi air yang mula-mula tercipta setelah penggunaan rakit ialah perahu yang terbuat dari batang kayu besar yang dikeruk dan biasa disebut perahu lesung.

Seiring dengan tuntutan kebutuhan, maka diperkirakan pada abad ke-16 barulah tercipta perahu yang lebih besar yang disusun dari kepingan-kepingan papan. (Muhammad Arif Saenong. 2013)

Menurut Zulengka Tangallilia dari analisa kacamata awam, ini terjadi jauh sebelum masa-masa itu dimana ditemukannya situs-situs liang di pinggiran pantai tempat manusia prasejarah Bulukumba hidup di masanya, ini mendandakan jika Manusia yang bermukim ditempat tersebut telah menggunakan alat untuk melakukan aktifitasnya di laut. Di Desa Ara, tepatnya di Pantai Mandala ria yang sebelumnya bernama Pantai Ara terdapat situs Liang Sabboa dimana ditemukan banyak Sampah dapur seperti kerang-kerang laut dan perkakas yang setelah diuji karbon oleh Peneliti Australia jikalau alat-alat seperti kapak sudah ada sebelum Masehi (Wawancara dengan Drs Muhannis tahun 2014). Selain situs Liang Sabboa masih banyak situs di Bulukumba yang bisa mengungkap akan rekam-rekam masa lalu yang Bulukumba yang saat ini masih gelap dan itu membutuhkan orang-orang kompoten di bidangnya.

*****

Semenjak penciptaan Perahu Pinisi pada akhir abad ke-19 (Muhammad Arif Saenong. 2013) sampai saat ini masih terjadi perbedaan pendapat mengenail asal mula penamaanya.

Dalam hal ini ada beberapa pendapat mengenai Penamaan Pinisi, yaitu :

Pertama
Menurut Usman Pelly (1975) dalam buku "Ara dengan perahu bugisnya", nama Pinisi diduga berasal dari kata Venecia, sebuah kota pelabuhan di Italia yang terkenal pada zamannya. senada dengan pendapat tersebut, sebuah sumber menyebutkan bahwa yang disebut "Pinisi" ialah model layar (yang terdiri dari tujuh helai).

Sementara itu, sebuah catatan mengatakan bahwa layar perahu Pinisi adalah hasil modifikasi dari model layar perahu Eropa. Apabila model layar Pinisi (Sepeti yang kita saksikan sekarang) tercipta berdasarkan modifikasi dari model layar perahu Eropa, maka pemberian nama Pinisi dimaksudkan untuk mengabadikan nama daerah asal model layar tersebut, yakni Venecia.

Selanjutnya dari kata Venecia mengalami proses Fonemik menurut dialek Konjo menjadi Pinisi. Pemberian nama Pinisi dalam hal ini adalah juga termasuk dalam kebiasaan Bugis-Makassar yang selalu mengabadikan nama tempat terkenal atau berkesan istimewah menjadi nama benda kesayangannya, termasuk perahunya.

Kedua
Sumber lain menyebutkan bahwa nama Pinisi diberikan oleh Raja Tallo VII, yaitu I Manyingarang Dg. Makkilo kepada perahunya. Adapun nama tersebut diambil dari dua buah kata, yakni "Picuru" yang berarti "contoh yang baik", dan kata "Binisi" nama ikan kecil yang lincah dan tegar di permukaan air serta tidak terpengaruh oleh arus dan gelombang. Raja Tallo memberikab nama perahunya dengan menggabung kata "Picuru" dan "Binisi" menjadi Pinisi (Nasaruddin Koro, Ayam jantan Tanah Daeng. 2006)

Ketiga
berpendapat bahwa nama Pinisi diduga berasal dari kata Panisi, kata Panisi (Bugis, artinya : sisip ; mappanisi artinya menyisip). Mappanisi (menyisip), yaitu yaitu menyumbat semua persambungan papan, dinding, dan lantai perahu dengan bahan tertentu agar tidak kemasuka air. Dugaan tersebut berdasar pada pendapat yang menyatakan bahwa orang Bugis yang pertama menggunakan perahu Pinisi. Lopi dipanisi' (Bugis), artinya perahu yang disisip. Dugaan dari kata Panisi mengalami proses fonemik menjadi Pinisi.

*****
Sumber informasi :
(1) Muhammad Arif Saenong. 2013. Pinisi "Panduan teknologi dan Budaya". Penerbit Ombak. Yogyakarta.

(2) Wawancara dengan Drs Muhannis (Budayawan Bulukumba asal Desa Ara) tahun 2014.

*penulis : Zulengka Tangallilia

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Dari Rendang Hingga Gudeg: 10 Mahakarya Kuliner Indonesia yang Mengguncang Lidah
Makanan Minuman Makanan Minuman
DKI Jakarta

1. Rendang (Minangkabau) Rendang adalah hidangan daging (umumnya sapi) yang dimasak perlahan dalam santan dan bumbu rempah-rempah yang kaya selama berjam-jam (4–8 jam). Proses memasak yang sangat lama ini membuat santan mengering dan bumbu terserap sempurna ke dalam daging. Hasilnya adalah daging yang sangat empuk, padat, dan dilapisi bumbu hitam kecokelatan yang berminyak. Cita rasanya sangat kompleks: gurih, pedas, dan beraroma kuat. Rendang kering memiliki daya simpan yang panjang. Rendang adalah salah satu hidangan khas Indonesia yang paling terkenal dan diakui dunia. Berasal dari Minangkabau, Sumatera Barat, masakan ini memiliki nilai budaya yang tinggi dan proses memasak yang unik. 1. Asal dan Filosofi Asal: Rendang berasal dari tradisi memasak suku Minangkabau. Secara historis, masakan ini berfungsi sebagai bekal perjalanan jauh karena kemampuannya yang tahan lama berkat proses memasak yang menghilangkan air. Filosofi: Proses memasak rendang yang memakan waktu lama mela...

avatar
Umikulsum
Gambar Entri
Resep Ayam Goreng Bawang Putih Renyah, Gurih Harum Bikin Nagih
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam goreng adalah salah satu menu favorit keluarga yang tidak pernah membosankan. Namun, jika kamu ingin mencoba variasi yang lebih gurih dan harum, ayam goreng bawang putih renyah adalah pilihan yang tepat. Ciri khasnya terletak pada aroma bawang putih yang kuat serta kriukannya yang renyah saat digigit. Resep ini juga sangat mudah dibuat, cocok untuk menu harian maupun ide jualan. Bahan-Bahan Bahan Ayam Ungkep ½ kg ayam (boleh potong kecil agar lebih cepat matang) 5 siung bawang putih 4 siung bawang merah 1 sdt ketumbar bubuk 1 ruas kunyit (opsional untuk warna) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400 ml Bahan Kriuk Bawang 5–6 siung bawang putih, cincang halus 3 sdm tepung maizena ¼ sdt garam ¼ sdt lada Minyak banyak untuk menggoreng Cara Membuat Ungkep ayam terlebih dahulu Haluskan bawang putih, bawang merah, kunyit, dan ketumbar. Tumis sebentar hingga harum. Masukkan ayam, aduk rata, lalu tuang air. Tambahkan garam dan kaldu...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Resep Ayam Ungkep Bumbu Kuning Cepat, Praktis untuk Masakan Harian
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Barat

Ayam ungkep bumbu kuning adalah salah satu menu rumahan yang paling praktis dibuat. Rasanya gurih, aromanya harum, dan bisa diolah lagi menjadi berbagai hidangan seperti ayam goreng, ayam bakar, hingga pelengkap nasi kuning. Keunggulan lainnya, resep ini termasuk cepat dan cocok untuk kamu yang ingin memasak tanpa ribet namun tetap enak. Berikut resep ayam ungkep bumbu kuning cepat yang bisa kamu coba di rumah. Bahan-Bahan ½ kg ayam, potong sesuai selera 4 siung bawang putih 5 siung bawang merah 1 ruas kunyit 1 ruas jahe 1 ruas lengkuas (geprek) 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 batang serai (geprek) 1 sdt ketumbar bubuk (opsional) Garam secukupnya Kaldu bubuk secukupnya Air ± 400–500 ml Minyak sedikit untuk menumis Cara Membuat Haluskan bumbu Blender atau ulek bawang merah, bawang putih, kunyit, jahe, dan ketumbar bubuk (jika dipakai). Semakin halus bumbunya, semakin meresap ke ayam. Tumis bumbu hingga harum Panaskan sedikit m...

avatar
Apitsupriatna
Gambar Entri
Konsep Ikan Keramat Sebagai Konservasi Lokal Air Bersih Kawasan Goa Ngerong Tuban
Cerita Rakyat Cerita Rakyat
Jawa Timur

Sumber daya air merupakan sebuah unsur esensial dalam mendukung keberlangsungan kehidupan di bumi. Ketersediaan air dengan kualitas baik dan jumlah yang cukup menjadi faktor utama keseimbangan ekosistem serta kesejahteraan manusia. Namun, pada era modern saat ini, dunia menghadapi krisis air yang semakin mengkhawatirkan (Sari et al., 2024). Berkurangnya ketersediaan air disebabkan oleh berbagai faktor global seperti pemanasan, degradasi lingkungan, dan pertumbuhan penduduk yang pesat. Kondisi tersebut menuntut adanya langkah-langkah strategis dalam pengelolaan air dengan memperhatikan berbagai faktor yang tidak hanya teknis, tetapi juga memperhatikan sosial dan budaya masyarakat. Salah satu langkah yang relevan adalah konservasi air berbasis kearifan lokal. Langkah strategis ini memprioritaskan nilai-nilai budaya masyarakat sebagai dasar dalam menjaga sumber daya air. Salah satu wilayah yang mengimplementasikan konservasi berbasis kearifan lokal yaitu Goa Ngerong di kecamatan Rengel,...

avatar
Muhammad Rofiul Alim
Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...

avatar
Admin Budaya