Obat Dayak Tagel (Murut): Untuk wanita yang baru saja melahirkan agar cepat sembuh dan cepat rapet sumber: https://folksofdayak.wordpress.com/2014/02/12/obat-obatan-dayak/
Berbagai khasiat dari tumbuh-tumbuhan, bahkan akar-akaran itu telah lama dibuktikan dan dipakai oleh orang pedalaman Kalimantan secara turun-temurun. Di Kalimantan memang kaya akan hasil hutan. Tidak hanya kayu yang bisa dimanfaatkan untuk bangunan perumahan, tetapi juga tumbuh-tumbuhannya yang berkhasiat dan bisa menjadi obat tradisional yang ampuh untuk mengobati bermacam-macam penyakit. Namun yang sangat disayangkan adalah bahwa tidak banyak potensi alam yang menguntungkan itu dipatenkan oleh orang kita, malahan salah satu andalan obat-obatan tradisional itu yaitu Akar Pasak Bumi lebih dulu diteliti oleh orang Amerika dan telah dipatenkan oleh mereka. Tentunya ini adalah suatu kerugian buat kita. Selain akar Pasak Bumi yang mempunyai khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan mengobati sakit pinggang serta badan lesu, satu lagi ramuan tradisional Kalimantan yang terkenal dan bahkan telah dipasarkan di beberapa wilayah Kalimantan, khususnya Martapura Kalimantan Selata...
Bahan-bahan Segenggam rimbang 1/2 ons ikan teri 3 buah tahu (potong dadu) Bumbu yang dihaluskan (sy diblender) 7 buah bawang putih 4 buah bawang merah 10 cabe merah besar 10 cabe setan 1 buah tomat 1/2 sendok gula,garam bumbu penyedap *oyco (tergantung selera) Langkah Goreng tahu setengah matang sisihkan ...
Dulu, di daerah Tewah, Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, ada seorang perempuan bernama Nyai Balau. Selain anggun dan rupawan, Nyai Balau memiliki perangai yang baik, sopan dalam berucap dan santun dalam berperilaku. Ia juga penurut dan patuh kepada kedua orangtuanya. Kecantikannya telah mengundang decak kagum para pemuda di kampungnya. Namun, tak seorang pun yang berani melamarnya karena Nyai Balau berasal dari keluarga terpandang sehingga orangtuanya menginginkan Nyai Balau menikah dengan laki-laki dari keluarga terpandang pula. Mendengar kabar kecantikan Nyai Balau, seorang pemuda yang berasal dari keluarga terpandang bernama Kenyapi datang melamarnya. Selain tampan, pemuda itu pun bijaksana. Maka, keluarga Nyai Balau pun langsung menerima lamaran itu. Pernikahan antara Nyai Balau dan Kenyapi dilangsungkan dengan meriah. Setelah menikah, Nyai Balau bermaksud untuk hidup mandiri bersama suaminya. Maka, ia ditemani sang Suami menyampaikan niat tersebut kepada kedua ora...
Rumah Betang Toyoi Rumah Betang yang terdapat di desa tumbang malahoi yang diberi namai Toyoi karena pendiri rumah Betang bernama Toyoi Panji. Tidak tahu pastinya kapan rumah ini dibangun. Akan tetapi usai kayu ulin yang merupakan bahan pembuat rumah Betang bisa mencapai usia 150 tahun. Meskipun, rumah Betang Toyoi mengalami pemugaran akan tetapi keaslian dari rumah tersebut masih sangat dijaga. Di dalamnya masih menggunakan kayu Ulin sebagai bahan utama. Kemudian dibagikan luarnya dilapisi dengan kulit kayu. https://www.silontong.com/2018/08/14/rumah-adat-kalimantan-tengah/
Tari Hudoq Kita Tari Hudoq Kita masih termasuk bagian tarian dari daerah Kalimantan Tengah. Tarian dari suku Dayak Kenyah ini ternyata hapir menyerupai Tari hudoq. Persamaan itu dapat dilihat ketika upacara menyambut tahun tanam maupun untuk menyampaikan rasa terima kasih pada dewa yang tetah memberikan hasil panen padi yang baik. https://www.silontong.com/2018/10/03/tarian-daerah-kalimantan-tengah/
Pada suatu hari, Sangumang pergi memancing ikan. Lalu ia berkata pada ibunya, "Oh ibu, sediakanlah untukku beras kira-kira satu karung, akan mau pergi memancing." "Untuk apa Ngumang? Lauk kita masih banyak. Daging rusa, daging babi hasil buruanmu masih banyak. Mau pakasem, mau wadi, mau pundang semuanya ada. Apa yang kau cari lagi?” "Tapi, bu, aku hendak mencoba pancing kepunyaan ayah. Mana dia pancing itu?" "Ada sa." kata ibunya "Dimana ?" kata Sangumang mengulangi pertanyaannya. "Di tempat padi itu, ada saja pancing bapakmu beserta talinya. Hanya saja tangkainya tidak ada." "Biar saja, bu, nanti bisa saya mencari di tengah jalan." Lalu Sangumamg segera menyediakan bekal untuk anaknya diambilnya sebuah kuali kecil, sendok kecil, kendi kecil, lalu beras yang ditaruh di dalam karung besar. Sesudah makan, minum Sangumang mengambil mata pancing ayahnya, lalu dimasukkan juga ke dalam keranjang. Segera Sangumang berangkat sambil mengangkat satu karung bera...
Si Nalau sudah beristri. Kerena istrinya sedang mengidam binatang buruan, ia disuruh istrinya pergi berburu. Demikian ia pun pergi berburu membawa segala anak sumpitan guna mencari binatang buruan idaman istrinya. Sudah sehari suntuk ia berburu, masuk ke luar dari pematang yang satu ke pematang yang lain, turun gunung, naik gunung, masuk keluar hutan belukar, namun tak seekor pun diperolehnya. "Aduhai, beginilah nasibku, aku sudah haus sekali hendak minum", katanya, karena dahaganya, pergilah ia mencari kolam yang berair di dalam hutan itu dan setibanya di sana ia pun minumlah. Kemudian kolam itu ditusuk-tusuknya dengan tombak sehingga mengeluarkan bunyi persis seperti bunyi orang minum air. Kemudian terdengarlah olehnya suara dari dasar kolam itu katanya; "Wahai Nalau" Suara itu datangnya dari seekor ketam yang sedeng bertelor, yang kesakitan kerena kena tusuk sumpit si Nalau tadi. Ketam itu menyumpah si Nalau katanya, "Mudah-mudahan engkau anak beranak seratus satu ekor, s...
Dahulu kala di hilir kota Muara Teweh ada sebuah kampung bernama Tawan. Dewasa ini kampung itu dinamai Buntok Baru. Dekat kampung tersebut terdapat sebuah batu yang mereka namai Batu Banama. Batu itu mirip berbentuk sebuah kapal. Konon di kampung Tawan diamlah seorang janda bersama seorang anak laki-laki. Mereka hidup miskin sekali. Untuk nafkah setiap hari, mereka mencari rebung, yang kalau ada kelebihannya mereka jual untuk membeli beras, minyak tanah, garam dan lain-lain keperluan mereka berdua ibunya. Waktu anaknya sudah mulai meningkat dewasa. Demikianlah pada suatu ketika, anaknya menyampaikan niatnya kepada ibunya bahwa ia ingin merantau, hendak melihat dan belajar hidup dari kehiduan orang-orang di negeri lain. Demikianlah anak itu berangkat menumpang sebuah kapal, sedangkan ia sendiri tidak mengetahui kemana arah dan tujuan perjalanannya. Berbulan-bulan ia berlayar, sehingga akhirnya sampailah ia pada sebuah negeri yang besar. Di sinilah anak itu turun dari ka...