Di Bali ada sebuah adat yang unik bila ada penduduk desa melahirkan anak kembar yang berjenis kelamin pria dan wanita atau yang disebut oleh penduduk setempat sebagai kembar buncing. Dulu si orang tua dan bayi kembar buncing ini menurut adat di Bali harus di dipindahkan dari rumah asalnya ke sebuah rumah darurat diatas tanah Banjar Adat yang terletak 800 meter sebelum kuburan, dikarenakan menurut kepercayaan setempat bila yang bersangkutan menolak untuk dipindahkan maka semua penduduk desa akan mendapat kutukan atau memada-mada dari Ratu. Tidak itu saja, sang orang tua ini pun masih harus menjalani beberapa prosesi adat lainnya demi membendung murka dari sang ratu. Lantas prosesi seperti apa saja yang harus dilalui oleh orang tua sang bayi kembar buncing ini sebelum akhirnya diperbolehkan kembali kerumah miliknya. Kurang lebih inilah penjabaran singkatnya: Kedua orang tua beserta bayinya diharuskan untuk keluar dari rumahnya dan pindah ke ru...
Kemarin, hari Rabu Tanggal 23 Agustus 2017, bertepatan dengan saudara-saudari ku yang beragama Hindu Bali melaksanakan perayaan dan upacara PAGERWESI, Nicole dan keluarga berdoa dan bersembahyang ke Pura Ulun Danu Batur - Pura Kahyangan Padma Bhuwana di Kintamani, Bangli dan Pura Agung Besakih - Pura Kahyangan Sad Winayaka atau Pura Sad Kahyangan di Kecamatan Rendang,Kabupaten Karangasem, tujuannya adalah untuk bersembahyang kepada PUTRI KANG TJING WEI - 康婷è- atau Kang Cing We atau Paduka Sri Mahadewi Sasangkaja Cihna -- (Cihna-Cina) atau Ratu Ayu Mas Subandar (Palinggih di Pura Dalem Balingkang) atau I Gede Ratu Ayu Mas Subandar (Palinggih di Pura Ulun Danu Batur) atau Ida Ratu Ayu Subandar (Palinggih di Pura Agung Besakih), perjalanan yang cukup melelahkan tetapi sekaligus menambah pengalaman dan pengetahuan, berangkat dari rumah Jam 11:00 WITA dan pulangnya Jam 21:30 WITA. &n...
Seni pentas ngelawang adalah sebuah seni yang dilakukan untuk merayakan kemenangan Dharma(kebaikan) atas Adharma(keburukan). Ngelawang merupakan pertunjukan sajian seni yang memiliki makna sakral. Asal kata ngelawang berasal dari kata "lawang" yaitu berarti pintu. Ngelawang mempunyai arti yang luas sebagai penolak bala(malapetaka), karena ngelawang mementaskan tarian barong yang merupakan perwujudan dari sebuah binatang seperti: babi hutan(bangkal/bangkung) sebagi perwujudan atau manifestasi dari Dewa Siwa yang menjadi jiwa barong tersebut. Alat yang biasa digunakan dalam kesenian ini adalah topeng barong bangkung dan gemalan. Topeng barong bangkung berpenampilan cukup sederhana, berbentuk serti babi dengan kulitnya bewarna hitam. topeng ini ditarik oleh dua orang Pementasan ini dilakukan dari rumah ke rumah dan berkeliling jalan-jalan desa. Budaya ini dirayakan setiap sesudah hari raya galungan atau kuningan. #OSKMITB2018
Patung Garuda Wisnu Kencana yang terletak di Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana di Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, Provinsi Bali telah selesai dibangun pada tanggal 31 Juli 2018 dan akan diresmikan pada tanggal 8 Oktober 2018 setelah 28 tahun lamanya dibangun. Pada tahun 1989, seniman Nyoman Nuarta sebagai Menteri Pariwisata, Joop Ave sbagai Menteri Pertambangan, dan Gubernur Bali Ida Agus Oka menggagaskan untuk membangun Patung Garuda Wisnu Kencana ini dan gagasan ini disetujui oleh Presiden Soeharto pada tahun 1990. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan sosok yang disucikan umat Hindu yaitu Dewa Wisnu. Digambarkan Dewa Wisnu sedang menunggangi burung Garuda yang merupakan tunggangan Dewa Wisnu. Patung ini dibangun dari 2,5 hektare lempeng dan beratnya sekitar 3000 ton sedangkan mahkotanya sendiri dibangun dari 3.5 ton tembaga. Pada tanggal 20 Mei 2018 diadakan upacara sakral untuk pemasangan mahkota pada patung Garuda Wisnu Kencana yang dipimpin oleh 4 Pedanda seb...
Indonesia kaya akan keanekaragaman budaya, alam flora fauna, dan keunikan seni yang tidak dimiliki negara lain. Bahkan Indonesia kaya akan pemandangannya yang indah dengan hutan, gunung, pantai, dan tempat wisata lainnya. Tidak hanya itu, Indonesia masih mempertahankan kehidupan adat istiadat nenek moyang. Bali merupakan pulau yang masih menjalankan ritual-ritual walaupun sudah menjadi kota modern. Hal inilah yang membuat kota Bali dipilih menjadi kota favorit untuk liburan oleh para wisatawan dalam negeri maupun luar negeri. Kehidupan di Bali masih terikat dengan kehidupan desa. Desa Adat Penglipuran menjadi tempat wisata yang paling diminati karena kebersihannya. Desa ini terletak di Banjar Penglipuran, Kecamatan Bangli, kabupaten Bangli, Provinsi Bali. Masyarakat di desa tersebut mayoritas beragama Hindu dan masih menyimpan budaya asli Bali. Jika Anda mengunjungi Desa Adat Penglipuran, jangan lupa mencoba minuman khas desa ini, yaitu Loloh Cemcem. Apa itu Loloh Cemcem?...
Seperti banyak daerah-daerah di Indonesia, Bali pun mempunyai berbagai naungan tembang tradisional unik yang disebut dengan "Pupuh". Terdapat beberapa macam pupuh yang memiliki arti dan aturan aptisme penulisan lirik tersendiri. Aturan-aturan yang digunakan dalam penulisan lirik Pupuh disebut dengan padanglisa yang biasanya mengatur jumlah suku kata/baris dan rima vokal terakhir dari Pupuh tersebut. Pupuh ini biasanya dinyanyikan saat pelaksanaan upacara adat. Pupuh dan padalingsa-nya termasuk dalam kurikulum muatan lokal mata pelajaran Basa Bali untuk siswa siswi yang berdomisili di Bali, hal tersebut merupakan upaya untuk melestarikan budaya tradisional dan penanaman wawasan kultur kepada siswa untuk diaplikasikan saat upacara adat. Lirik dalam Pupuh dapat diubah sesuai keinginan asalkan sesuai dengan aturan padalingsa (baris dan vokalnya). Beberapa jenis Pupuh yang terkenal adalah Pupuh Sinom, Pupuh Maskumambang, Pupuh Ginada, Pupuh Ginanti, Pupuh Mijil, Pupuh Pangk...
Sesuai yang kita ketahui mayoritas masyarakat di Bali adalah masyarakat Hindu. Maka itu tidak heran lagi apabila kita lihat banyak sesajen atau banten di sekitar kita di lingkungan Bali. Sesajen di Bali ini dibuat bermaksud untuk sebagai bentuk rasa syukur atau persembahan (dalam upacara) kepada pada Tuhan YME serta leluhur atau nenek moyang yang dahulu. Dengan demikian pembuatan sesajen atau banten ini merupakan kegiatan ritual umat Hindu di Bali. Namun ternyata ada yang berbeda dengan sesajen di hari-hari biasa dan di hari-hari besar. Biasanya mereka meletakkan sesajennya di depan toko, pohon besar, mobil, depan rumah, pura dan tempat lainnya biasanya dengan dialas menggunakan canang. Canang ini berasal dari kata "can" yang artinya indah dan "nang" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang berarti tujuan. Di hari-hari biasanya sesajen disiapkan dalam bentuk sederhana seperti canang sari dan dupa. Namun, apabila di hari besar biasanya sesajen disiapkan dengan tambahan sekepal nasi den...
Sejarah munculnya kesenian Tektekan dimulai dari daerah Kerambitan, Tabanan yang bertujuan untuk mengusir roh jahat yang menyebabkan wabah penyakit. Pada saat itu didaerah tersebut terkena wabah penyakit yang diyakini sebagai penyakit nonmedis oleh warga didaerah tersebut. Bahkan wabah tersebut dapat membuat banyak warga meninggal dunia. Lalu mereka pun membunyikan benda benda yang menghasilkan bunyi yang keras seperti kaleng, kulkul, besi untuk menghilangkan rasa takut. Lalu kulkul yang dipilih dan dipercayai bisa mengusir roh jahat yang menyebabkan wabah penyakit. Tektekan secara etimologi berasal dari kata "Tek" karena bunyi yang didominasi dengan suara tek tek tek. Tektekan ini dimainkan menggunakan alat sederhana yaitu kentongan atau di Bali disebut dengan kulkul,lalu memainkannya dengan cara dipukul menggunakan kayu kecil. Kesenian tektekan ini dimainkan oleh 30-40 orang dengan ritme seperti suara pementasan kecak. Tektekan biasanya dipadukan dengan alat musik tradisional B...
Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya dan tradisi. Bali merupakan salah satu provinsi unik di Indonesia dengan mayoritas penduduknya beragama Hindu. Oleh karena itu, banyak hal unik yang hanya dapat kita lihat di Bali. Salah satunya adalah arsitektur rumah tradisional di Bali. Rumah tradisional di Bali sangat kental dengan nuansa Hindu. Banyak hiasan, seperti ukiran dan patung, yang bercorak agama Hindu. Rumah ini biasa ditempati oleh suatu keluarga besar yang terdiri dari beberapa kepala keluarga. Rumah tradisional di Bali terdiri dari beberapa bangunan yang masing-masing bangunannya ditempati oleh satu kepala keluarga. Di tengahnya, terdapat satu pura yang digunakan untuk sembahyang. Ada juga dapur yang digunakan oleh setiap keluarga secara bersama-sama. Pada kompleks bangunan ini juga terdapat suatu tempat untuk mengadakan pertemuan penting. Di sekeliling kompleks bangunan, dibangun tembok yang tidak terlalu tinggi. Inilah ciri khas dari ar...