Inilah kesenian ketoprak. Ada yang bilang ini merupakan operanya orang Jawa. Tidak heran jika kesenian ini disandingkan dengan opera, karena keduanya memasukkan unsur nyanyian dalam pertunjukan. Dan, nyanyian tersebut dibawakan oleh pemain. Ketoprak diperkirakan dibuat pada awal abad 19 oleh seorang musisi Keraton Surakarta. Lahirnya kesenian ini terkait dengan perjuangan terhadap para penjajah. Saat itu, masyarakat tidak diperkenankan berkumpul karena dicurigai akan melakukan makar. Karenanya, dicarilah cara agar dapat berkumpul tanpa harus dibubarkan oleh tentara penjajah. Cara yang dipilih adalah dengan membentuk kelompok kesenian. Kesenian ini pun tumbuh dengan apa adanya. Cerita yang dibawakan merupakan cerita sehari-hari dengan permasalahan yang sehari-hari dialami masyarakat. Para pemainnya pun tidak memerlukan persyaratan khusus. Mereka hanya diberi tahu garis besar cerita, tanpa naskah. Karenanya, kemampuan berimprovisasi merupakan hal penting yang harus dimilik...
Motif ini ada yang menyebut sebagai pisang Bali, yang menggambarkan pisang Bali yang telah distilasi. Ada juga yang menyebut sebagai Pisan Bali yang berarti kembali lagi. Batik ini biasa diberikan seorang kekasih pada kekasihnya yang akan berpergian jauh dengan maksud agar sang kekasih kembali lagi. sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-pisan-bali-1510a009
Bagi masyarakat Indonesia khususnya Jawa dan Bali, dongeng tentang Ramayana memang tidak terdengar asing. Dongeng yang begitu melegenda tersebut memiliki keunikan kisahnya tersendiri sehingga banyak orang yang senang mendengarkan cerita tersebut. Dongen Ramayana pada dasarnya menceritakan tentang kisah percintaan antara Raden Rama Wijaya dengan seorang puteri raja yang bernama Dewi Shinta. Legenda Rama dan Shinta sejatinya merepresentasikan makna sebuah kesetiaan, kepercayaan dan ketulusan cinta seseorang kepada kekasih atau belahan jiwanya. Tentu bukan sebuah kebetulan, bila Rama berhasil mempersunting Shinta yang cantik sebagai istrinya. Untuk mendapatkan Shinta, dia harus melalui ujian sayembara dan mengalahkan banyak pesaing, termasuk rival utamanya, sang raksasa bernama Rahwana. Legenda percintaan Rama dan Shinta yang penuh batu ujian seakan baru dimulai, ketika memasuki bagian drama penculikan. Tersebutlah kisah bahwa Rama, Shinta, beserta adik laki-laki Rama yaitu...
Ritual memandikan benda pusaka atau yang biasa disebut dengan jamasan sering dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di pulau Jawa, termasuk di Bumijawa, Tegal. Pada 10 Rabiul Awal/Maulud, keturunan Mbah Cimuluk, disaksikan banyak masyarakat, mengadakan ritual jamasan di sebuah sumber mata air bernama Tuk Jimat. Benda pusaka yang dimandikan berupa bendi yang dianggap keramat. Di atas api dan kemenyan yang dibakar, bende keramat itu dimandikan. Selesai dimandikan, pensucian bende usai. Sesuai kepercayaan masyarakat, mereka berebut mengambil air bekas cucian. Air itu diyakini warga dapat mengobati berbagai penyakit. Ritual Jamasan Tuk Jimat Bulakan tidak berakhir dengan penyucian bende saja. Setelah jamasan, warga bersama-sama makan tumpeng hasil pertanian Bumijawa. Bende keramat diarak pulang untuk disucikan kembali tahun depan. Untuk menghibur warga, dipertunjukkan atraksi kuda lumping. Laksana orang kesurupan, kuda lumping memakan apa saja yang terlihat di depannya. I...
Ebeg adalah tarian yang menggambarkan latihan perang prajurit Mataram ketika melawan Belanda. Latihan perang yang dilakukan prajurit Kasunanan setiap Sabtu itu kemudian dimodifikasi oleh seniman untuk mengobarkan semangat perlawan rakyat. Tarian yang demikian agresif dan gagah itu dipentaskan untuk membumbungkan optimisme rakyat supaya tetap semangat melawan penjajah. Stigma kuno yang dilekatkan pada tari ebeg dapat diidentifikasi karena tiga hal. Pertama, sejak dicipta pada masa kekuasaan Mataram dan diwariskan hingga saat ini tari ebeg tidak mengalami perubahan yang bermakna. Kedua, nuansa magis yang dibangun dengan menghadirkan roh saat wuru' mengesankan lekatnya animisme yang dianut masyarakat Jawa kuno. Ketiga, semangat memerangi penjajah sudah tidak relevan dengan semangat juang saat ini. Ebeg adalah jenis tarian rakyat yang berkembang di wilayah (Purbalingga,Banyumas,cilacap,kebumen). Pada daerah lain kesenian ini dikenal dengan nama kuda lumping atau jaran kepang, ada juga yan...
Rangin adalah jajanan berupa kue tradisional yang menjadi teman setia masa kecil saya dan tentu saja banyak orang lainnya. Dahulu rangin memang populer dan menjadi jajanan kesukaan banyak orang terutama anak-anak. Penjual rangin pun mudah dijumpai di sekolah-sekolah, alun-alun dan juga berkeliling kampung. Rangin dibuat dengan cara yang mudah dan juga dari bahan-bahan yang sederhana. Adonan rangin terdiri dari tepung beras, parutan kelapa yang sudah ditanak, santan serta tambahan sedikit gula pasir dan garam. Adonan tersebut dituang ke dalam loyang dengan banyak lubang cetakan yang cekung berbentuk setengah lingkaran. Cetakan ini identik dengan cetakan untuk membuat kue pukis. Sebelumnya cetakan dibiarkan panas dan diolesi dengan margarin. Dengan panas api yang sedang, rangin segera siap dalam waktu tak lebih dari 5 menit. Bahan yang harus disiapkan : santan dari setengah butir kelapa ambil 400 ml santan cair 600 ml dari setengah butir kelapa gula pasir s...
Ageman Putri Jawi keraton Surakarta Sejarah gaya pakaian atau busana di keraton Surakarta Perjanjian Gianti pada tanggal 13 Februari 1755 membuat keraton Surakarta dibagi menjadi dua, yaitu keraton Surakarta dan Keraton Yogyakarta. Dalam perjanjian tersebut bukan hanya sebatas pembagian wilayah kekuasaan saja, melainkan semua isi keraton pun juga ikut dibagi termasuk busana. khusus busana Surakarta diminta oleh Hamengkubuwono I dan digunakan oleh Hamengkubuwono I sebagai busana Karaton Yogyakarta sampai sekarang. Kemudian untuk busana Keraton Surakarta dirancang kembali oleh Pakubuwono III yang hingga sampai saat ini masih digunakan. Ageman Putri Jawi keraton Surakarta Busana tradisional Jawa yang dikenakan oleh para putri keraton Surakarta selalu mencerminkan kedudukan seorang putri keraton. Seorang putri keraton mengisyaratkan adanya makna keibuan, keanggunan, kelembutan, kesopanan, dan lain-lain. Maka rancangan dari busananya pun dibuat sedemikian rupa hingga dapat menc...
Minuman yang sangat mudah Anda jumpai ketika berkunjung ke Kota Solo, Wedang Dongo . Melihatnya sekilas, sulit membedakan antara minuman ini dengan minuman sejenis, wedang rondhe. Menurut pengakuan seorang pedagang wedang dongo, perbedaan antara wedang ronde dengan wedang dongo ada pada ukuran serta jumlah ronde yang disajikan. Ada dua bahan utama dalam wedang dongo, yaitu air jahe dan ronde. Dua hal ini yang pasti ada setiap kali wedang dongo disajikan. Air jahe dibuat dengan merebus jahe yang sudah di-keprok (dipukul-pukul) bersama gula Jawa dan daun serai. Perebusan dilakukan hingga air mendidih. Satu bahan yang tidak ditemukan di wedang dongo tapi sering dijumpai di wedang ronde adalah irisan roti tawar. Cara Membuat wedang Dongo Solo Bahan: 2 liter air 2 ons jahe, dibakar 2 ons gula pasir ¼ sendok teh gar...
Wedang Uwuh adalah minuman dengan bahan-bahan yang berupa dedaunan. Uwuh dalam bahasa Jawa artinya sampah. Dijuluki uwuh karena ampas atau bahan-bahan minuman ini ketika sudah bercampur tampak seperti sampah tak berguna. Meski artinya sampah, Wedang Uwuh Yogyakarta ini mampu menyegarkan dan menyehatkan tubuh. Rasanya pun begitu unik. Adapun cara untuk membuat wedang uwuh ini adalah sebagai berikut: Bahan-bahan : 1,5 liter air 250 gr gula merah / gula aren / gula batu 4 batang sereh, geprek 20 butir cengkeh kering Sejumput kayu Secang (kalo ga ada boleh skip) Segenggam jahe iprit, geprek 2 batang telunjuk kayumanis...