Ritual memandikan benda pusaka atau yang biasa disebut dengan jamasan sering dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di pulau Jawa, termasuk di Bumijawa, Tegal. Pada 10 Rabiul Awal/Maulud, keturunan Mbah Cimuluk, disaksikan banyak masyarakat, mengadakan ritual jamasan di sebuah sumber mata air bernama Tuk Jimat. Benda pusaka yang dimandikan berupa bendi yang dianggap keramat. Di atas api dan kemenyan yang dibakar, bende keramat itu dimandikan. Selesai dimandikan, pensucian bende usai. Sesuai kepercayaan masyarakat, mereka berebut mengambil air bekas cucian. Air itu diyakini warga dapat mengobati berbagai penyakit.
Ritual Jamasan Tuk Jimat Bulakan tidak berakhir dengan penyucian bende saja. Setelah jamasan, warga bersama-sama makan tumpeng hasil pertanian Bumijawa. Bende keramat diarak pulang untuk disucikan kembali tahun depan. Untuk menghibur warga, dipertunjukkan atraksi kuda lumping. Laksana orang kesurupan, kuda lumping memakan apa saja yang terlihat di depannya. Inilah hiburan khas daerah itu yang mungkin hanya dinikmati rakyatnya setahun sekali.
Bersamaan pemandian bende, diadakan acara sunatan massal. Khitanan yang diadakan sejak puluhan tahun silam itu dilakukan setelah bende selesai dicuci. Acara ini sengaja dilakukan untuk membantu keluarga tak mampu. Walau hanya warga tak mampu yang menjadi peserta, tapi acara sunatan ala Bumijawa ini selalu meriah. Sepanjang jalan, warga mengelu-elukan para pengantin sunat.
Saat Maulid Nabi digelar, suasana kampung terasa meriah hingga malam hari. Seluruh warga tumpah ruah ke jalan. Mereka ingin menyaksikan pawai akbar. Bende keramat turut diarak. Pawai juga menampilkan berbagai ornamen yang menggambarkan kisah kelahiran Nabi. Warga berharap, perjalanan hidup Rasul bisa menjadi teladan.
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang