Candi Borobudur sudah ditemukan sejak tahun 1814, namun baru pada tahun 1885, Relief Karmawibhangga diketahui. Relief Karmawibhangga ditemukan oleh seorang arkeolog bernama J. W. Izzerman. Pada awal penemuan Candi Borobudur, relief ini tidak langsung terlihat karena tertutup batu-batu yang disusun sebagai teras. Akibatnya, tingkat Kamadhatu dianggap sebagai tingkatan candi yang paling bawah. Relief Karmawibhangga terdiri dari 160 panel. Secara keseluruhan, relief ini menggambarkan hukum sebab akibat. Apabila di panel kanan menggambarkan sebab, maka di panel kanan akan digambarkan akibatnya. Karmawibhangga juga menggambarkan kondisi sosial masyarakat Jawa pada masa itu. Beberapa panel menggambarkan kelompok masyarakat seperti kelompok rohaniwan, pedagang, serta bangsawan. Ditampilkan pula kebiasaan bercocok tanam serta kesenian yang tengah tumbuh di masyarakat. Sekitar tahun 1890-an, seluruh batu teras penutup Karmawibhangga pernah dilepas. Keseluruhan panel pun diabadika...
Sambal Walang Sangit Sambal merupakan jenis makanan Indonesia yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Di Indonesia terdapat berberapa jenis sambal seperti sambal bawang, sambal trasi, sambal pecel, sambal tomat dan masih banyak lagi. Di desa Songputri Wonogiri terdapat jenis sambal yang cukup extrim yaitu sambel walang sangit. Walang Sangit merupakan jenis hama serangga yang mengeluarkan bau menyengat dan cenderung tidak disukai oleh manuisa. Akan tetapi di desa Songputri, Wonogori jenis serangga ini dijadikan sebagai bahan membuat sambal. Belum diketahui sejak kapan jenis sambel ini mulai dikonsumsi oleh masyarakat di daerah Wonogiri. Berberapa pendapat mengatakan bahwa sambel ini tercipta karena adanya kreasi masyarakat akibat rendahnya kualitas sumber daya pangan yang tersedia. Di Wonogori hampir sebagian besar tanahnya tidak terlalu subur, berbatuan dan kering sehingga sulit untuk ditanami. Sulitnya masyarakat dalam bertanam tersebut menyebabkan masyarak...
Kemeriahan dapat dilihat sepanjang Jalan Sudiroprajan dengan adanya gunungan kue keranjang, atraksi barongsai, reog ponorogo dan kesenian Jawa lain serta hiasan lampion. Pemandangan yang dapat disaksikan di Solo, Jawa Tengah ketika Grebeg Sudiro. Grebeg Sudiro diadakan untuk memperingati Tahun Baru Imlek dengan perpaduan budaya Tionghoa dan jawa. Perayaan ini mulai dilaksanakan sejak 2007. Penggagas utamanya ialah Bapak Oei Bengki, Bapak Sarjono Lelono Putro dan Bapak Kamajaya yang kemudian mendapat persetujuan dari Kepala Kelurahan Sudiroprajan beserta jajaran aparatnya, para budayawan dan tokoh masyarakat serta LSM di Kelurahan Sudiroprajan. Orang-orang yang patut kita apresiasikan karena telah terlibat secara aktif mendorong pelaksanaan perayaan yang membangunkan rasa persatuan umat di Solo.
Inilah kesenian ketoprak. Ada yang bilang ini merupakan operanya orang Jawa. Tidak heran jika kesenian ini disandingkan dengan opera, karena keduanya memasukkan unsur nyanyian dalam pertunjukan. Dan, nyanyian tersebut dibawakan oleh pemain. Ketoprak diperkirakan dibuat pada awal abad 19 oleh seorang musisi Keraton Surakarta. Lahirnya kesenian ini terkait dengan perjuangan terhadap para penjajah. Saat itu, masyarakat tidak diperkenankan berkumpul karena dicurigai akan melakukan makar. Karenanya, dicarilah cara agar dapat berkumpul tanpa harus dibubarkan oleh tentara penjajah. Cara yang dipilih adalah dengan membentuk kelompok kesenian. Kesenian ini pun tumbuh dengan apa adanya. Cerita yang dibawakan merupakan cerita sehari-hari dengan permasalahan yang sehari-hari dialami masyarakat. Para pemainnya pun tidak memerlukan persyaratan khusus. Mereka hanya diberi tahu garis besar cerita, tanpa naskah. Karenanya, kemampuan berimprovisasi merupakan hal penting yang harus dimilik...
Basa Kedhaton atau Bahasa Keraton adalah bahasa Jawa yanag digunakan di lingkungan keraton Surakarta. Ada perbedaan kosa kata dengan bahasa Jawa pada umumnya, yaitu : Penggunaan bentuk kata ganti orang pertama. Di dalam Keraton untuk menyatakan aku atau saya menggunakan ingsun, panjenenganingsun, manira dan abdi dalem. Sedangkan di luar Keraton menggunakan aku, kula, dan kawula Penggunaan untuk kata ganti orang kedua. Di dalam keraton untuk menyatakan kamu menggunakan sira, pakenira, sampeyan dalem, dan panjengengan dalem. Sedangkan di luar keraton menggunakan kowe, sampeyan, panjengengan, dan jengandalem. Perbedaan penggunaan kata tertentu. Misalnya bahasa keraton Caos yang memiliki arti memberi dan cara menggunakannya untuk mengatakan makna piket abdi dalem. Bahasa yang digunakan dalam keraton dapat digunakan dengan 2 cara, yaitu lisan dan tulisan. Lisan digunakan dalam pelaksanaan adat tatacara keraton, contohnya tatacara Tingalan Jumenengan Dalem. Tulisan digun...
Kain batik bermotif slobok memegang peranan penting dalam daur hidup masyarakat Jawa. Motif Slobok biasa digunakan dalam upacara kematian. Konon slobok berarti longgar. Sehingga diharapkan orang yang telah meninggalkan dunia diberikan kelonggaran atau kelapangan dan kemudahan saat menghadap Sang Pencipta. Sumber: http://kainusa.id/koleksi/kain-batik/kain-batik-cap/batik-slobok-1510a002
Bagi masyarakat Indonesia khususnya Jawa dan Bali, dongeng tentang Ramayana memang tidak terdengar asing. Dongeng yang begitu melegenda tersebut memiliki keunikan kisahnya tersendiri sehingga banyak orang yang senang mendengarkan cerita tersebut. Dongen Ramayana pada dasarnya menceritakan tentang kisah percintaan antara Raden Rama Wijaya dengan seorang puteri raja yang bernama Dewi Shinta. Legenda Rama dan Shinta sejatinya merepresentasikan makna sebuah kesetiaan, kepercayaan dan ketulusan cinta seseorang kepada kekasih atau belahan jiwanya. Tentu bukan sebuah kebetulan, bila Rama berhasil mempersunting Shinta yang cantik sebagai istrinya. Untuk mendapatkan Shinta, dia harus melalui ujian sayembara dan mengalahkan banyak pesaing, termasuk rival utamanya, sang raksasa bernama Rahwana. Legenda percintaan Rama dan Shinta yang penuh batu ujian seakan baru dimulai, ketika memasuki bagian drama penculikan. Tersebutlah kisah bahwa Rama, Shinta, beserta adik laki-laki Rama yaitu...
Ritual memandikan benda pusaka atau yang biasa disebut dengan jamasan sering dilakukan oleh masyarakat di berbagai daerah di pulau Jawa, termasuk di Bumijawa, Tegal. Pada 10 Rabiul Awal/Maulud, keturunan Mbah Cimuluk, disaksikan banyak masyarakat, mengadakan ritual jamasan di sebuah sumber mata air bernama Tuk Jimat. Benda pusaka yang dimandikan berupa bendi yang dianggap keramat. Di atas api dan kemenyan yang dibakar, bende keramat itu dimandikan. Selesai dimandikan, pensucian bende usai. Sesuai kepercayaan masyarakat, mereka berebut mengambil air bekas cucian. Air itu diyakini warga dapat mengobati berbagai penyakit. Ritual Jamasan Tuk Jimat Bulakan tidak berakhir dengan penyucian bende saja. Setelah jamasan, warga bersama-sama makan tumpeng hasil pertanian Bumijawa. Bende keramat diarak pulang untuk disucikan kembali tahun depan. Untuk menghibur warga, dipertunjukkan atraksi kuda lumping. Laksana orang kesurupan, kuda lumping memakan apa saja yang terlihat di depannya. I...
Ebeg adalah tarian yang menggambarkan latihan perang prajurit Mataram ketika melawan Belanda. Latihan perang yang dilakukan prajurit Kasunanan setiap Sabtu itu kemudian dimodifikasi oleh seniman untuk mengobarkan semangat perlawan rakyat. Tarian yang demikian agresif dan gagah itu dipentaskan untuk membumbungkan optimisme rakyat supaya tetap semangat melawan penjajah. Stigma kuno yang dilekatkan pada tari ebeg dapat diidentifikasi karena tiga hal. Pertama, sejak dicipta pada masa kekuasaan Mataram dan diwariskan hingga saat ini tari ebeg tidak mengalami perubahan yang bermakna. Kedua, nuansa magis yang dibangun dengan menghadirkan roh saat wuru' mengesankan lekatnya animisme yang dianut masyarakat Jawa kuno. Ketiga, semangat memerangi penjajah sudah tidak relevan dengan semangat juang saat ini. Ebeg adalah jenis tarian rakyat yang berkembang di wilayah (Purbalingga,Banyumas,cilacap,kebumen). Pada daerah lain kesenian ini dikenal dengan nama kuda lumping atau jaran kepang, ada juga yan...