Sejarah Dan Perkembangannya Kolintang merupakan alat musik khas dari Minahasa (Sulawesi Utara) yang mempunyai bahan dasar yaitu kayu yang jika dipukul dapat mengeluarkan bunyi yang cukup panjang dan dapat mencapai nada-nada tinggi maupun rendah seperti kayu telur, bandaran, wenang, kakinik atau sejenisnya (jenis kayu yang agak ringan tapi cukup padat dan serat kayunya tersusun sedemikian rupa membentuk garis-garis sejajar). Kata Kolintang berasal dari bunyi : Tong (nada rendah), Ting (nada tinggi) dan Tang (nada tengah). Dahulu Dalam bahasa daerah Minahasa untuk mengajak orang bermain kolintang: "Mari kita ber Tong Ting Tang" dengan ungkapan "Maimo Kumolintang" dan dari kebiasaan itulah muncul nama "KOLINTANG" untuk alat yang digunakan bermain. Pada mulanya kolintang hanya terdiri dari beberapa potong kayu yang diletakkan berjejer diatas kedua kaki pemainnya dengan posisi duduk di tanah, dengan kedua kaki terbujur lurus kedepan. Dengan berjalannya waktu kedua kaki pemain dig...
Cerita ini mengisahkan tentang kegigihan hati seorang hamba, bernama Limbat dalam mempertahankan hidup atas dasar kejujurannya. Sigarlaki, sang majikan yang ahli mmenombak berusaha mencuranginya berkali-kali dengan berkata, siapa yang lebih cepat keluar dari air, Lembing atau Limbat, berarti ia kalah dan harus mengabdi lepada yang menang. Berkali-kali Sigarlaki mencoba mencurangi Limbat Namur Lembing yang ia lemparkan ke dalam air harus berkali-kali dicabutnya sebelum Limbat keluar dari air. Akhirnya Sigarlaki menyerah dan mengakui kegigihan seorang Limbat. ada juga cerita legenda tentang Toar Lumimuut, TUMATENDEN (Mamanua dan Lolombulan)
Kontributor YouTube: tole1949 Maengket sudah ada di tanah Minahasa sejak rakyat Minahasa mengenal pertanian terutama menanam padi di ladang. Kalau dulu Nenek Moyang Minahasa, maengket hanya dimainkan pada waktu panen padi dengan gerakan-gerakan yang hanya sederhana, maka sekarang tarian maengket telah berkembang teristimewa bentuk dan tarinya tanpa meninggalkan keasliannya terutama syair/sastra lagunya. Maengket terdiri dari 3 babak, yaitu : - Maowey Kamberu - Marambak - Lalayaan. Maowey Kamberu adalah suatu tarian yang dibawakan pada acara pengucapan syukur kepada Tuhan yang Maha Esa, dimana hasil pertanian terutama tanaman padi yang berlipat ganda/banyak. Marambak adalah tarian dengan semangat kegotong-royongan, rakyat Minahasa Bantu membantu membuat rumah yang baru. Selesai rumah dibangun maka diadakan pesta naik rumah baru atau dalam bahasa daerah disebut "rumambak" atau menguji kekuatan rumah baru dan semua masyarakat kampong diundang dalam pengucapan syukur. La...
Tarian ini mengangkat cerita legenda rakyat Minahasa yang meceritakan tentang bidadari-bidadari yang turun ke bumi dari kayangan untuk mandi di mata air Tumatenten. Seorang pemuda Minahasa yang tertarik berusaha untuk memikat hati salah satu bidadari tersebut dengan mencuri sayapnya. Hal ini membuat sang bidadari tidak dapat kembali ke kayangan dan kemudian menikah dengan pemuda tersebut. Kisah cinta seorang petani dengan bidadari ini dikemas dalam bentuk gerak tari yang khas dengan diiringi musik tradisional dan ditampilkan tanpa dialog. Tarian Tumatenden merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di kalangan masyarakat Minahasa dan sering ditampilkan pada pernikahan adat, pertunjukan seni, dan festival budaya. Tari Tumatenden merupakan tarian yang diangkat dari cerita rakyat Minahasa yang berlokasi di Airmadidi daerah Minahasa Utara. Dalam cerita tersebut diceritakan bahwa seseorang bernama Mamanua yaitu orang pertama yang tinggal disitu dan...
Deskripsi : Menurut legenda rakyat Minahasa, tari katrili adalah salah satu tari yang dibawa oleh Bangsa Spanyol pada waktu mereka datang dengan maksud untuk membeli hasil bumi yang ada di Tanah Minahasa. Karena mendapatkan hasil yang banyak, mereka menari-nari tarian katrili. Kontributor Youtube : jimipinangkaan
UPACARA ADAT TULUDE TRADISI MASYARAKAT NUSA UTARA DI KEPULAUAN SANGIHE, TALAUD DAN SITARO Upacara adat ' 'Tulude '' merupakan hajatan tahunan warisan para leluhur masyarakat Nusa Utara (kepulauan Sangihe, Talaud dan Sitaro) di ujung utara propinsi Sulawesi Utara. Telah berabad-abad acara sakral dan religi ini dilakukan oleh masyarakat etnis Sangihe dan Talaud sehingga tak mungkin dihilangkan atau dilupakan oleh generasi manapun. Tradisi ini telah terpatri dalam khasanah adat, tradisi dan budaya masyarakat Nusa Utara. Bahkan tradisi budaya ini secara perlahan dan pasti mulai diterima bukan saja sebagai milik masyarakat Nusa Utara, dalam hal ini Sangihe, Talaud dan Sitaro, tetapi telah diterima sebagai suatu tradisi budaya masyarakat Sulawesi Utara dan Indonesia pada umumnya. Sebab, di mana ada komunitas masyarakat etnis Sangihe-Talaud, pasti di sana akan ada hajatan Tulude. Tulude pada hakekatnya adalah kegiatan upacara pengucapan syukur kepada Ma...
Cerita ini dimulai sekitar abad 17 dari daerah Tombuluk minahasa, dibagian dekat daerah tanahwangko yang namanya negri mandolang ( di daerah sekitaran kota manado sekarang). yang mengangkat tentang asal- usul minahasa, orang- orang minahasa, sifat- sifatnya, tatakramanya, pergaulannya, terlebih khusus penggambaran kasih setianya perempuan minahasa kepada suaminya (pasangannya). Dengan menokohkan leluhur minahasa seperti Pingkan, seorang wanita yang terkenal elok parasnya, anggun, peramah kepada semua orang, juga Matindas, adalah seorang Tuama minahasa yang berhasil manaklukkan hati pingkan, ia sangat penyabar, baik hati, suka menolong, pekerja keras tapi anak yatim piatu. Di antaranya juga ada tokoh- tokoh pembantu sepeti ibu pingkan, Rumengan ayah pingkan yang merupakn Tonaas (kepala pemerintahan) daerah Tanahwangkok, Raja Loloda Mokoagow, seorang raja Bolaangmongondow yang adil dan bijaksana, Sora seorang nelayan yang gila harta dan Rotulung tak lain adalah adik kandung dari Rumen...
Dari segi alur cerita, biasanya cerita-cerita lama senantiasa mengikuti struktur yang sudah lazim yang disebut dengan struktur bundar. Yang dimaksud dengan struktur bundar di sini adalah sebuah cerita lama yang menceritakan proses pemulihan sebuah kerajaan. Pada mulanya, sebuah kerajaan itu telah berdiri dengan aman sejahtera dan makmur sentosa, lalu tiba-tiba terguncang, karena adanya pengaruh-pengaruh dari luar. Keluarga seorang raja terkena bencana dan akhirnya berpencar. Setelah itu, mereka berusaha untuk menyatu kembali. Namun, untuk mencapai tujuan itu, mereka selalu mengalami berbagai peristiwa sampai mereka mampu mengatasi bencana itu, dan akhirnya keadaan menjadi pulih kembali seperti semula. Di daerah Sumatera Utara, telah berkembang sebuah cerita lama, namun alur ceritanya sedikit berbeda dengan apa yang telah dikemukakan di atas. Cerita ini mengisahkan bahwa pada zaman dahulu kala di daerah Sumatera Utara, berdiri sebuah kerajaan besar bernama Kerajaan Purnama yang d...
CERITA GUMANSALANGI Untuk mendalami kebudayaan sangihe, sebaiknya memahami sastera lisan sangihe, sastera lisan sangihe adalah salah satu bukti peninggalan kebudayaan sangihe masa lalu yang masih dilestarikan sampai saat ini. Dari beberapa sastera lisan sangihe yang paling melegenda adalah cerita Gumansalangi. Dari cerita tersebut kita dapat melihat keberadaan sangihe dari penduduk mula-mula sampai terbentuknya kerajaan-kerajaan yang menjadi dasar terbentuknya sebuah suku yang dinamakan suku sangihe . Kisah Gumansalangi sebagai penduduk mula-mula tergambar secara utuh dalam “ Tamo ” karena tam...