Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Sulawesi Utara Sumut
Kisah Kelana Sakti.
- 17 Juli 2012

Dari segi alur cerita, biasanya cerita-cerita lama senantiasa mengikuti struktur yang sudah lazim yang disebut dengan struktur bundar. Yang dimaksud dengan struktur bundar di sini adalah sebuah cerita lama yang menceritakan proses pemulihan sebuah kerajaan. Pada mulanya, sebuah kerajaan itu telah berdiri dengan aman sejahtera dan makmur sentosa, lalu tiba-tiba terguncang, karena adanya pengaruh-pengaruh dari luar. Keluarga seorang raja terkena bencana dan akhirnya berpencar. Setelah itu, mereka berusaha untuk menyatu kembali. Namun, untuk mencapai tujuan itu, mereka selalu mengalami berbagai peristiwa sampai mereka mampu mengatasi bencana itu, dan akhirnya keadaan menjadi pulih kembali seperti semula.

Di daerah Sumatera Utara, telah berkembang sebuah cerita lama, namun alur ceritanya sedikit berbeda dengan apa yang telah dikemukakan di atas. Cerita ini mengisahkan bahwa pada zaman dahulu kala di daerah Sumatera Utara, berdiri sebuah kerajaan besar bernama Kerajaan Purnama yang diperintah oleh Raja Indra Sakti, seorang Raja yang terkenal adil dan bijkasana. Negeri yang dipimpinnya tersebut selalu dalam suasana aman sejahtera dan makmur sentosa. Setelah mangkat, sang Raja tidak digantikan oleh putranya, karena masih kecil. Maka kemudian, sang Raja digantikan oleh seorang Panglima Kerajaan bernama Badau yang memiliki sifat angkuh dan sombong. Sejak Panglima Badau memerintah, Negeri Purnama menjadi kacau balau. Seluruh rakyatnya menjadi resah dan menderita. Di akhir cerita ini, yang memulihkan keadaan yang sedang kacau balau tersebut, bukan dari keluarga raja, melainkan seorang pemuda dari keluarga rakyat biasa bernama Kelana Sakti. Cerita ini sangat populer di kalangan masyarakat Sumatera Utara, Indonesia, yang dikenal dengan Kisah Kelana Sakti.

Konon, di daerah Sumatera Utara berdiri sebuah kerajaan besar bernama Purnama. Kerajaan itu dipimpin oleh raja Indra Sakti yang adil dan bijaksana. Seluruh rakyatnya hidup makmur dan sejahtera.

Pada zaman itu, di salah satu desa terpencil yang menjadi wilayah kerajaan Purnama, hiduplah sepasang suami istri dengan seorang putra yang sudah remaja bernama Kelana Sakti. Kelana Sakti adalah anak yang baik hati dan rajin. Setiap hari dia membantu ayah dan ibunya bekerja di sawah dan di kebun. Karena semua anggota keluarga itu rajin bekerja, maka kebutuhan hidup mereka tercukupi. Kehidupan mereka pun sangat tenteram.

Suatu hari, tersebar kabar bahwa Raja Indra Sakti sakit keras. Banyak sudah tabib yang didatangkan dari berbagai negeri. Namun, sang Raja masih juga terbaring lemah. Permaisuri dan kerabat raja sudah pasrah kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Hari terus berjalan. Kesehatan sang Raja semakin memburuk. Sepertinya sang Raja mempunyai firasat yang kurang baik. "Permaisuriku, sepertinya hidupku tidak akan lama lagi. Tolong panggilkan Panglima Badau," kata sang Raja dengan suara lemah.

Mendengar perintah sang Raja, Permaisuri pun segera memanggil Panglima Badau. Tak lama, Panglima Badau pun sudah berdiri di samping pembaringannya. Sang Raja kemudian menitipkan kerajaan dan putranya yang masih kanak-kanak kepada Panglima Badau. "Panglima Badau! seru sang Raja. "Hamba Baginda Raja. Ada apa gerangan Baginda memanggil Hamba," sahut Panglima Badau. "Hidupku mungkin tak akan lama lagi. Tolong pelihara kerajaan ini dengan baik. Aku titipkan putraku kepadamu. Kelak jika sudah besar, nobatkan dia menjadi Raja di Negeri ini", pesan sang Raja pada Panglima Badau. "Baik, Baginda. Hamba akan laksanakan semua pesan Baginda," jawab Panglima Badau sambil memberi hormat. Tak lama berselang, sang Raja menghembuskan napasnya yang terakhir.

Kabar kematian sang Raja membuat rakyat Purnama bersedih hati. Seluruh negeri turut berduka. Pada hari pemakaman sang Raja, langit tampak kelabu seperti turut bersedih. Apakah ini sebuah pertanda? Pertanda negeri ini akan ada bencana besar. Ah, semoga saja tidak terjadi apa-apa di negeri ini.

Tidak berapa lama setelah kematian sang Raja, Panglima Badau menobatkan dirinya sebagai raja sampai sang Pangeran dewasa. Sejak menjadi raja, Badau suka berfoya-foya. Setiap hari berpesta pora dan bermabuk-mabukan. Badau lupa pada tugasnya sebagai raja. Kerajaan tak terurus dan kacau balau. Kesejahteraan rakyat pun tidak diperhatikan.

Karena setiap hari digunakan untuk berpesta, lama-kelamaan harta istana habis. Badau kemudian memerintahkan prajuritnya untuk menarik pajak lebih banyak lagi. Tak jarang, harta rakyat diminta dengan paksa oleh raja yang zalim itu. Jika melawan, mereka akan disiksa dan dipenjarakan.

Sejak dipimpin Badau, rakyat sangat menderita. Kejahatan merajalela. Pasar-pasar menjadi sepi. Para pedagang takut dagangannya dirampas prajurit-prajurit raja. Para petani juga takut meninggalkan rumahnya, karena takut hartanya dicuri. Akibatnya, hasil pertanian mereka kurang baik. Melihat keadaan itu, keluarga raja sangat kecewa. Tetapi mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Badau yang kejam itu akan memenjarakan siapa saja yang menentangnya.

Suatu sore, Kelana Sakti terlihat duduk-duduk bersama ayah dan ibunya. Tiba-tiba datang beberapa prajurit mendatangi rumahnya. "Serahkan harta kalian!" bentak salah seorang prajurit dengan kasar.

Kelana dan ayahnya berusaha mempertahankan harta benda yang mereka miliki. Namun mereka kalah kuat. Kelana dan ayahnya dihajar para prajurit itu. "Tolong, jangan sakiti anak dan suamiku. Ambillah harta yang kalian inginkan," Ibu Kelana mengiba. "Sudah, jangan cerewet. Ayo ikut kami ke istana!" bentak seorang prajurit sambil menyeret ibu dan ayah Kelana. Melihat ibu dan ayahnya diseret, Kelana berteriak-teriak memanggil ibu dan ayahnya, "AyahIbu, jangan bawa ibu dan ayah saya, tuan!" Teriakan Kelana itu membuat para prajurit kerajaan tambah jengkel. Tiba-tiba, beberapa prajurit mendekati Kelana dan menghajarnya hingga pingsan. Setelah itu, prajurit tersebut pergi meninggalkan Kelana yang masih tergeletak di tanah.

Beberapa saat kemudian, Kelana siuman. "Saya ada dimana? Bagaimana dengan ayah dan ibu saya?" tanya Kelana bingung. "Janganlah bersedih, cucuku. Ayah dan ibumu telah dibawa oleh para prajarit ke istana. Tenanglah, kakek akan menolongmu. Tinggallah bersama kakek di sini," jawab kakek yang tak dikenalnya itu. Kelana kemudian tinggal bersama sang Kakek. Dia diajari berbagai ilmu beladiri dan ilmu pengobatan. Kelana tumbuh menjadi pemuda yang pemberani dan baik budi. Dia telah menguasai berbagai ilmu yang telah diberikan sang Kakek.

Sementara itu, kekacauan dan kejahatan di Kerajaan Purnama semakin merajalela. Sebagai pemuda yang mencintai kedamaian, Kelana tidak tega melihat penderitaan rakyat. Dia sering duduk termenung memikirkan rakyat. Dia juga selalu teringat ayah dan ibunya yang dibawa prajurit. "Aku harus melawan raja zalim itu. Aku juga harus membebaskan ayah-ibu dan rakyat Purnama yang tidak berdosa," gumam Kelana.

Kelana kemudian mengumpulkan para pemuda di Kerajaan Purnama. Mereka dilatih beladiri dan dibekali strategi berperang oleh kakek itu. Setelah melakukan persiapan secukupnya, Kelana dan para pemuda pun menyerang istana. Raja Badau yang kejam itu pun dapat dikalahkan.

Keluarga raja dan rakyat Purnama pun menjadi senang, karena mereka tidak diperintah lagi oleh raja yang zalim itu. Atas jasa-jasanya tersebut, Kelana diangkat menjadi raja sampai putra Raja Indra Sakti dewasa. Dia memimpin Kerajaan Purnama dengan adil dan bijaksana. Negeri Purnama kembali menjadi kerajaan yang makmur. (SM/sas/12/07-07).

Sumber :

Isi cerita disadur dari Farizal Nasution. Kisah Kelana Sakti. Yogyakarta: Balai Kajian dan Pengembangan Budaya Melayu bekerja sama dengan Adicita Karya Nusa, 2006.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Bobor Kangkung
Makanan Minuman Makanan Minuman
Jawa Tengah

BAHAN-BAHAN 1 ikat kangkung bumbu halus : 5 siung bawang merah 2 siung bawang putih 2 butir kemiri 1 sdt ketumbar bubuk seruas kencur aromatic : 2 lembar daun salam 2 lembar daun jeruk 1 btg sereh seruas lengkuas,geprek seasoning : 1 sdt garam (sesuai selera) 1/2 sdt kaldu bubuk 1/2 sdm gula jawa sisir 1 sdt gula pasir Rose Brand 1 bungkus santan cair instan Rose Brand 1 liter air 3 sdm minyak goreng untuk menumis CARA MEMASAK: Siangi kangkung cuci bersih,tiriskan Haluskan bumbu Tumis bumbu halus hingga harum dengan secukupnya minyak goreng,masukkan aromatic,masak hingga layu,beri air 1 lt Masukkan kangkung,beri seasoning,aduk rata Koreksi rasa Sajikan Sumber: https://cookpad.com/id/resep/25030546?ref=search&search_term=kangkung

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Ikan Tongkol Sambal Dabu Dabu Terasi
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Utara

Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Peda bakar sambal dabu-dabu
Makanan Minuman Makanan Minuman
Sulawesi Selatan

Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar

avatar
Deni Andrian
Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline