Menurut cerita, dahulu suku Wekaburi mendiami kali sekitar Wekaburi,penduduknya bermaksud mengadakan pesta adat di kampungnya. Untuk meksud tersebut sebelumnya mereka harus menyediakan bahan perlengkapan yang dibutuhkan, antara lain membangun rumah, menyediakan makanan dan lain sebagainya. Hari penentuan pelaksanaan pesta telah tiba maka berdatanganlah masyarakat dari suku Kandami, Wettebosy, Sakarnawari dan Torambi yang mendiami daerah Azas untuk merayakan pesta yang dimaksud. Para pengungjung dan undangan dipersilakan mengambil tempat dalam rumah adat yang telah dipersiapkan. Dari sekian banyak orang itu, turut hadir pula nenek tua bersama cucunya yang bernama ISOSI. Sang nenek membawa pula anjing kesayangannya ke pesta tersebut. Acara pesta sudah dimulai dan berjalan dengan merih sekali. Sementara anjing sang nenek sedang tidur nyenyek di pinggir api yang disediakan untuk berdiang. Berhubung banyak orang yang menari-nari dan bersuka-sukaan, maka terinjaklah anjing kesayang...
Rumah kariwari di Anjungan Papua terdiri atas dua lantai dan seluruhnya digunakan sebagai tempat pameran dan peragaan aspek budaya Papua, antara lain foto-foto berukuran besar, berbagai bentuk patung Asmat, panah beracun, perahu semang, kerang sebagai mata uang, pakaian perang dan pakaian upacara kepala suku, koteka, serta patung yang memeragakan upacara adat pembuatan tato di punggung seorang anak laki-laki yang menginjak dewasa. Pameran dilengkapi dengan awetan berbagai satwa, misalnya kus-kus, kanguru, berbagai jenis buaya, burung dara bermahkota, ular berkaki empat atau kadal lidah biru, dan burung cenderawasih. Seluruh ruang kariwari diberi ragam hias berupa lukisan, ukiran, serta patung. Benda-benda seperti tengkorak dan rahang babi, kanguru, punggung penyu, taring babi, busur dan anak panah, gelang-gelang rotan, dan tor (kayu besar berukir pemukul lesung pada waktu menari) diletakkan dengan cara digantung menghiasi ruang pameran. Patung-patung melambang...
Alkisah dahulu kala ada sebuah desa bernama desa Wekaburi di Papua. Para penduduk desa mengadakan pesta secara rutin. Setiap penduduk desa diundang untuk makan, minum,dan menari bersama. Suatu hari, kepala desa mengundang warga ke acara pesta di rumahnya. Isosi, salah satu penduduk desa ingin datang ke pesta. Karena sahabatnya Asya tidak bisa datang, maka Isosi pun mengajak neneknya ke acara tersebut. Sang nenek kemudian membawa serta anjing kesayangannya sekalian buat jaga-jaga kalau pulangnya terlalu malam. Saat mereka sampai di rumah kepala desa, pesta sudah dimulai. Ada banyak orang, banyak makanan-makanan dan minuman lezat. Beberapa orang sudah mulai menari. Ada seorang pria yang terlalu asik menari sampai dia tidak bisa mengendalikan diri. Dia akhirnya menabrak meja dan menghancurkan beberapa gelas. Dia tidak peduli dan terus menari. Sampai akhirnya secara tidak sengaja menginjak kaki anjing peliharaan nenek Isosi. Si anjing melolong kesakitan. Nenek memara...
Alkisah sepasang anak manusia yang tinggal di pegungan Arfak, Manokwari, Papua Barat, Indonesia. Mereka hidup berdua dan memadu cinta hingga kekuatan cinta mengabadikan diri mereka menjadi dua buah danau besar yang ada sampai sekarang. Bahkan legenda setempat menyebutkan bahwa danau tersebut masing-masing ditinggali oleh seekor naga jantan dan betina. Dualisme jenis kelamin inilah yang pada akhirnya membuat warga setempat percaya bahwa kedua danau besar ini pun berkelamin jantan dan betina. Oleh karena itu, masyarakat asli setempat menamakan danau jantan sebagai Anggi Giji dan danau betina sebagai Anggi Gida. Alam yang indah memang sudah tidak aneh di Papua. Kekayaan alam yang begitu mempesona memang tersebar luas di salah satu pulau besar Indonesia ini. Kekaguman ini juga akan kita saksikan ketika kita mengunjungi Danau Anggi di wilayah Manokwari, propinsi Papua Barat. Hamparan hutan hijau yang masih liar, pegunungan yang menjulang tinggi, dan kehidupan pedesaan yang masih t...
5 Pasang muda-mudi Suku Arfak saling berjajar dalam posisi yang berselingan antara pria dan wanita. Kaum prianya menggunakan cawat kain, bertelanjang dada, dan penutup kepala yang terbuat dari bulu-bulu burung kasuari atau cendrawasih. Mereka tampak gagah dengan berbagai senjata di tangan mereka. Sedangkan para wanitanya menggunakan kain sejenis sarung yang menutupi tubuh mereka dari dada hingga ke betis. Tidak berbeda dengan para pria, kaum wanita juga menggunakan berbagai aksesoris yang berupa daun-daun pohon sagu dan bunga-bunga alami nan cantik di rambut mereka. Para pemuda ini bersiap untuk membawakan Tari Magasa, sebuah tarian khas Suku Arfak, suku asli yang mendiami wilayah pegunungan Arfak Manokwari. Tari Magasa adalah sebuah tarian yang seringkali digunakan dalam prosesi penyambutan tamu, perkawinan, atau acara-acara penting lainnya. Tarian ini dipentaskan secara berkelompok dan dapat dilakukan oleh semua kalangan tanpa batasan umur. Tari Magasa sebenarnya bercerita ten...
Dalam kepercayaan magis masyarakat Papua Barat , Suanggi adalah roh jahat (kapes) karena belum ditebus dan belum mendapat kenyamanan di alam bakanya. Roh-roh ini biasanya merasuk pada tubuh wanita. Wanita yang meninggal saat melahirkan ditakutkan akan menjelma menjadi kapes fane. Sementara dalam kelompok masyarakat Aifat yang lebih ke utara, sering menyebutnya sebagai kapes mapo. Roh-roh ini sering merasuki perempuan yang masih hidup, yang kemudian secara magis mampu mencelakakan orang lain. Perempuan yang dirasuki roh ini selain disebut sebagai kapes mapo kadang disebut juga sebagai perempuan suanggi. Konon, roh-roh jahat ini dapat diperalat untuk mencelakakan orang lain yang tidak disenangi. Kadang mereka juga iri melihat orang yang makan sendiri di hutan. Kalau mereka melihat orang makan di sekitar tempat tinggal mereka dan membuang sisa-sisa makanan sembarangan, sisa-sisa makanan itu akan menjadi sarana bagi mereka untuk merasukinya, menyebabkan orang sakit, kurus dan...
ari Perang adalah salah satu nama tarian yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini melambangkan kepahlawanan dan kegagahan rakyat Papua. Tarian ini biasanya dibawakan oleh masyarakat pegunungan. Digelar ketika kepala suku memerintahkan untuk berperang, karena tarian ini mampu mengobarkan semangat. Papua adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah keragaman adat, suku dan budaya yang terbanyak. Dari hasil pengumpulan data oleh tim yang dibentuk kepala Dinas Kebudayaan dan Provinsi Papua dan setelah di seleksi dan ditetapkan melalui seminar yang melibatkan tokoh Adat, tokoh Agama, tokoh Perempuan, tokoh Pemuda dan tokoh Masyarakat mewakili 7 wilayah adat yaitu: Wilayah Adat Mamta, Wilayah Adat Saireri, Wilayah Adat Bomberai, Wilayah Adat Domberai, Wilayah Adat Ha-Anim, Wilayah Adat La-Pago, Wilayah Adat Mi-Pago, ternyata sebanyak 248 suku. Penetapan jumlah 248 suku asli ini merupakan data informasi sementara dan terbaru. Dari keragaman jumlah...
Tari Perang adalah salah satu nama tarian yang berasal dari Papua Barat. Tarian ini melambangkan kepahlawanan dan kegagahan rakyat Papua. Tarian ini biasanya dibawakan oleh masyarakat pegunungan. Digelar ketika kepala suku memerintahkan untuk berperang, karena tarian ini mampu mengobarkan semangat. Papua adalah salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki jumlah keragaman adat, suku dan budaya yang terbanyak. Dari hasil pengumpulan data oleh tim yang dibentuk kepala Dinas Kebudayaan dan Provinsi Papua dan setelah di seleksi dan ditetapkan melalui seminar yang melibatkan tokoh Adat, tokoh Agama, tokoh Perempuan, tokoh Pemuda dan tokoh Masyarakat mewakili 7 wilayah adat yaitu: Wilayah Adat Mamta, Wilayah Adat Saireri, Wilayah Adat Bomberai, Wilayah Adat Domberai, Wilayah Adat Ha-Anim, Wilayah Adat La-Pago, Wilayah Adat Mi-Pago, ternyata sebanyak 248 suku. Penetapan jumlah 248 suku asli ini merupakan data informasi sementara dan terbaru. Dari keragaman jumlah ini, kita...
Sate Ulat Sagu Khas Papua – Selain memiliki alam yang indah dan kaya akan kebudayaannya, Papua juga memiliki satu ke-khas-an dalam dunia kulinernya. Adalah ulat sagu makanan ekstrim favorit orang papua. Bagi sebagian orang ulat memang tidak lazim sekali untuk dimakan dan bahkan jijik, apalagi kalau sampai dimakan. Namun bagi warga papua, ulat sagu merupakan makanan favorit yang mengandung gizi baik dan bagus untuk tubuh. Tentunya tidak semua ulat bisa dimakan, hanya jenis ulat sagu saja. Ulat ini berasa dari pohon sagu sehingga dinamakan ulat sagu dan dapat ditemukan hanya pada batang pohon sagu yang sudah tumbang. Pohon sagu yang sudah tumbang biasanya karena telah ditebang dan diambil sagunya dab batang pohon sagu akan dibiarkan begitu saja sampai beberapa hari sehingga batang pohon ini akan membusuk dan munculah ulat-ulat yang dinamakan ulat sagu. Ulat sagu dapat ditemui pada bagian dalam batang pohon sehingga untuk mendapatkannya diperlukan alat untuk mem...