Tarian
Tarian
Tarian Tradisional Papua Barat Manokwari
Nilai Kerukunan yang Terpancar dalam Makna Tari Magasa

5 Pasang muda-mudi Suku Arfak saling berjajar dalam posisi yang berselingan antara pria dan wanita. Kaum prianya menggunakan cawat kain, bertelanjang dada, dan penutup kepala yang terbuat dari bulu-bulu burung kasuari atau cendrawasih. Mereka tampak gagah dengan berbagai senjata di tangan mereka. Sedangkan para wanitanya menggunakan kain sejenis sarung yang menutupi tubuh mereka dari dada hingga ke betis. Tidak berbeda dengan para pria, kaum wanita juga menggunakan berbagai aksesoris yang berupa daun-daun pohon sagu dan bunga-bunga alami nan cantik di rambut mereka. Para pemuda ini bersiap untuk membawakan Tari Magasa, sebuah tarian khas Suku Arfak, suku asli yang mendiami wilayah pegunungan Arfak Manokwari.

Tari Magasa adalah sebuah tarian yang seringkali digunakan dalam prosesi penyambutan tamu, perkawinan, atau acara-acara penting lainnya. Tarian ini dipentaskan secara berkelompok dan dapat dilakukan oleh semua kalangan tanpa batasan umur. Tari Magasa sebenarnya bercerita tentang suku Arfak yang sedang merayakan kemenangan atas perang yang mereka lakukan. Mereka begitu bersukacita atas kemenangan yang mereka raih karena persatuan dalam pasukan. Tarian ini memiliki sebuah makna yang lebih dalam daripada sebuah tarian penyambutan. Dengan menyaksikan setiap detil gerakan dalam tarian ini, sebuah makna persatuan dan saling menghormati dalam perbedaan akan dapat terlihat. Tari Magasa adalah sebuah penggambaran akan kerukunan yang dimiliki oleh masyarakat Arfak di dalam kehidupan mereka sehari-hari.

Para penari mulai membentuk barisan memanjang hingga sekilas menyerupai ular. Oleh karena bentuk inilah maka Tari Magasa ini juga disebut Tari Ular. Setelah itu, sebuah lirik yang dinyanyikan tanpa alat musik pun mulai terdengar mengawali tarian ini. Walaupun tanpa iringan alat musik, namun indahnya gerakan mereka tetap selaras dalam satu irama. Mereka saling begandengan tangan dan saling berhimpit. Perlahan mereka bergerak meliuk ke samping sambil melakukan lompatan-lompatan kecil dengan menghentakan kaki ke tanah. Gerakan-gerakan ini mereka lakukan berulang dengan penuh semangat dan penghayatan. Perlu diketahui, bahwa setiap gerakan sederhana ini mempunyai makna antara lain romantisme, penghormatan, keindahan alam, dan kepahlawanan.

Suku Arfak sendiri adalah sebuah suku yang hidup bersahaja di pegunungan Arfak, Papua Barat. Berbeda dengan suku pegunungan lain yang terkenal berwatak keras, Arfak memiliki perangai yang lembut dan penuh keramahan. Mereka cenderung pendiam namun begitu santun dalam komunikasi sehari-hari. Walaupun sesekali juga terdapat perselisihan dan perang antar suku, namun secara umum Suku Arfak adalah suku yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai kerukunan dan saling menghormati perbedaan di antara mereka. Mereka selalu menjaga harmoni dan kesimbangan hidup mereka, baik di dalam komunitas suku maupun sikap mereka terhadap alam semesta yang telah dianugarahkan Tuhan. Pada akhirnya, kearifan lokal inilah yang begitu kental mencolok di dalam pemaknaan Tari Magasa atau Tari Ular.

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU