Cerita Rakyat
Cerita Rakyat
Cerita Rakyat Papua Barat Papua Barat
Asal usul telaga werabur
- 25 September 2012 - direvisi ke 2 oleh Muhammad Khusnul Khuluk pada 25 September 2012
Menurut cerita, dahulu suku Wekaburi mendiami kali sekitar Wekaburi,penduduknya bermaksud mengadakan pesta adat di kampungnya. Untuk meksud tersebut sebelumnya mereka harus menyediakan bahan perlengkapan yang dibutuhkan, antara lain membangun rumah, menyediakan makanan dan lain sebagainya.

Hari penentuan pelaksanaan pesta telah tiba maka berdatanganlah masyarakat dari suku Kandami, Wettebosy, Sakarnawari dan Torambi yang mendiami daerah Azas untuk merayakan pesta yang dimaksud.

Para pengungjung dan undangan dipersilakan mengambil tempat dalam rumah adat yang telah dipersiapkan. Dari sekian banyak orang itu, turut hadir pula nenek tua bersama cucunya yang bernama ISOSI. Sang nenek membawa pula anjing kesayangannya ke pesta tersebut. Acara pesta sudah dimulai dan berjalan dengan merih sekali. Sementara anjing sang nenek sedang tidur nyenyek di pinggir api yang disediakan untuk berdiang. Berhubung banyak orang yang menari-nari dan bersuka-sukaan, maka terinjaklah anjing kesayangannya. Anjing itu menjerit-jerit kesakitan.

Melihat peristiwa itu si nenek sangat marah, sebaba anjing kesayangannya terinjak oleh mereka. Dengan demikian ia membawa anjing itu ke dalam kamar lalu diikatkan cawat ke anjingnya. Setelah itu ia keluar sambil memeluk anjing itu serta menari-nari dalam pesta.Sang nenek tau bahwa perbuatannya itu adalah suatu pelanggaran. Karena menurut nenek moyangnya apabila penduduk berbuat demikian akan mendatangkan kilat,guntur dan hujan. Oleh sebab itu ia cepat-cepat mengambil puntung api lalu disembunyikan dalam seruas bambu,supaya tidak kelihatan oleh orang banyak. Setelah itu ia bergegas untuk keluar sambil memanggil cucunya supaya segera mengikutinya. Mereka mengikuti jalan tapak lalu mendaki gunung Ainumuwasa pada malam itu juga.

Di antara sekian banyak pemuda yang hadir dalam pesta itu ada seorang yang bernama ASYA. Sewaktu Asya melihat Isosi meninglkan ruangan maka iapun segera menyusul gadis idamannya. Ketika mereka berada di gunung Ainumuwasi, dilihatnyan keadaan cuaca alam sudah mulai memburuk. Tidak berapa lama disusul dengan kilat, guntur dan hujan di hulu kali Wekaburi yang makin lama makin hebat, sehingga terjadilah banjir dashyat.

Walaupun hujan lebat namun keadaan pesta semakin hangat dan meriah sehinggah terlupakan bahaya yang sedang mengancam. Banjirpun makin lama semakin tinggi akhirnya mencapai lantai rumah. Para pengunjung kelam kabut hendak mencari jalan untuk melupuykan diri dari bahaya tersebut. Tetapi terlambat karena banjir telah menghanyutkan rumah dan seluruh isinya ke muara.

Keesokan harinya si nenek,Isosi dan Asya turun dari gunung untuk melihat kejadian yang telah terjadi semalam itu. Setibanya di sana mereka tidak melihat rumah adat itu lagi. Orang- orangnya telah mati dan menjelma menjadi katak dan buaya. Sekarang si nenek merasa puas dengan perbuatannya.

Untuk mengisi daerah kosong itu maka atas kebijaksaan si nenek, Isosi cucunya dikawinkan dengan Asya, setelah kawin mereka membangunun sebuah rumah yang besar dan panjang dan diberi nama ANIOBIAROI. Dari perkawinan Asya dan Isosi lahir banyak anak yang kemudian saling kawin sehinggah rumah itu makin lama penuh sesak. Oleh sebab itu atas kebijakan Asya disambung rumah aniobiroi itu dan diberi nama MANUPAPAMI.

Tahun berganti tahun dan rumah manupapami yang diperkirakan dapat menampung sekian banyak orang itu, pada akhirnya penuh sesak lagi. Melihat keadaan itu maka Asya mengambil kebijaksanaan lagi untuk menyambung rumah aniobiroi kemudian diberi nama YOBARI. Walaupun rumah itu sudah dua kali disambung, namun tetap tetap, tidak dapat menampung juga semua orang yang berada di Aniobiaroi, Manupapami maupun Yobari.

Oleh sebab itu untuk ketiga kalinya Asya menyambung lagi kemudian diberi nama SONESYARI dan KETARANA. Karena rumah itu sudah berkali-kali disambung menjadi Manupapami, Yobari, Sonesyari dan Ketarana, namun tidak tertampung juga semuanya. Akhirnya bersepakatlah mereka untuk memutuskan sebagian penghuninya keluar dari rumah- rumah tersebut,kemudian pergi mencari tempat tinggal baru guna membangun rumah bagi anggota-anggotanya.

Dengan demikian dari rumah Manupapami keluarlah orang-orangnya yang kemudian menjadi WETTEBOSY. Dari rumah Yobari keluarlah orang-orang yang kemudian menjadi suku WEKABURI. Sedangkan dari rumah Sonesyari dan Keterana menjadi suku TOREMBI. Tempat baru yang didiaminya diberi nama "WERABUR" yang artinya kampung yang terletak di atas air. Jadi kata WER adalah asal dari nama NEMBIWER yang berarti air sehinggah orang-oramg Nambi memberi nama WERABUR

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Jembatan Plunyon Kalikuning
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...

avatar
Bernadetta Alice Caroline