Situs Dayeuhluhur berada di Kabupaten Sumedang berupa Makam Raja dan Bangsawan Kerajaan Sumedang Larang. Disini terdapat makam raja terakhir Kerajaan Sumedang Larang, yaitu Prabu Geusan Ulun putra dari Pangeran Santri. Prabu Geusan Ulun juga mendapat gelar jabatan 'Nalendra' dari Kerajaan Padjajaran atau bisa dibilang sebagai penerus sah dari Kerajaan Padjajaran. Selain makam Prabu Geusa Ulun, disini juga terdapat napak tilas dari "Kandaga Lente" atau dalam Bahasa Indonesia bisa disebut Patih Kerajaan Sumedang Larang sendiri, yaitu Eyang Jaya Perkasa (Mama Jaya Perkosa). Napak tilasnya berupa sebuah batu di puncak bukit. Eyang Jaya Perkasa menjabat sebagai patih pada masa Prabu Geusan Ulun dan kemudian mengundurkan diri setelah perang dengan Kerajaan Cirebon. Konon katanya, Mbah Jaya Perkasa wafat tanpa meninggalkan jasad, dalam ajaran Hindu disebut "Moksa", dalam Bahasa Sunda " Ngahyang". Dan ada beberapa larangan ketika hendak mengunjungi napak tilasnya, salah satunya yaitu ti...
Goa langkop terletak di Kampung Tapos, Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Situs Goa Langkop merupakan temuan Arkeologi yang sudah tercatat pada Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala Serang ,sehinga situs ini telah dilindungi, dipelihara dan dibina menurut ketentuan Undang-Undang No 5 tahun 1993 dan telah masuk dalam daftar Inventaris dari Berbagai Benda Cagar Budaya yang di lindungi. Keberadaan Situs secara Keseluruhan terdiri dari : 1. Batuan Menhir. 2. Batuan Berudak masing-masing mempunyai Teras. 3. Goa yang berdinding Batu sebanyak 2 Buah. 4. Batu kubur / Batu Alta. Menhir sebagai pelambang batu tegak, mempunyai fungsi sebagai tempat Upacara Pemujaan, maka dengan demikian adanya bukti bahwa Goa Langkop adalah sebuah warisan dari kondisi lama yang hidup pada masa Kebudayaan prasejarah, jika mungkin dapat dikatakan sejaman dengan masa Megalitik mu...
Ada 10 stilasi atau monumen kecil yang ditempatkan di 10 tempat bersejarah yang berbeda di Kota Bandung untuk mengenang kejadian Bandung Lautan Api yang terjadi pada 24 Maret 1946. Pada setiap stilasi terdapat informasi tentang pembuat stilasi (Bandung Heritage dan AMEX Bank Fondation), teks lagu Halo-Halo Bandung (yang berisi tentang kejadian Bandung Lautan Api), serta peta Bandung Lautan Api Heritage Trail yang menunjukkan lokasi masing-masing stilasi. Di atas setiap stilasi terdapat replika bunga atrakomala yang menjadi simbol kota Bandung sebagai kota kembang. Stilasi yang pertama berada di kawasan Dago, Jl. Ir. H. Juanda-Sultan Agung. Stilasi ini berada di depan gedung BTPN yang dulunya merupakan kantor berita Jepang, Domei, yang ada dari tahun 1937. Di kantor berita inilah teks proklamasi dibacakan oleh rakyat Bandung. Stilasi kedua berada di persimpangan Jl. Braga dan Jl. Naripan, Gedung yang dahulu bernama Gedung Denis ini merupakan tempat para pejuang Bandung pada O...
Apa itu mantra? Mantra adalah salah satu jenis karya sastra puisi kuno yang yang dianggap mempunyai kekuatan ghaib/magis. Orang - orang dulu memakai mantra ini dan mempercayainya sebagai alat untuk menyembuhkan dari penyakit, menjauhkan dari kesialan, mendapat kekuatan, sampai mencari jodoh :) Oke sekarang kita akan bahas satu persatu jenis jenis mantra tersebut. Jangjawokan Mantra ini biasa dipakai untuk memulai suatu kegiatan/pekerjaan, biasanya diucapkan didalam hati. Berikut adalah contoh jangjawokan: Jangjawokan yang dibaca sebelum mandi cahaya mamandi cahya ya iku anganggo cahyaning macan gebong maka wulung ati digugul sia bagulong-gulong beunang gulungan pantang sia bagolong tek anceup tek sieup ka awaking Fungsi dari jangjawokan ini tidak lain adalah meminta keselamatan, maksud, dan tujuan. Jika kita teliti Jangjawokan ini mirip seperti doa-doa sebelum melakukan sesuatu di agama kita. Asihan Asihan ini biasanya disebut pelet, pasti suda...
Kalau kalian punya mata pelajaran Bahasa Sunda semasa sekolah, pasti kalian tahu topik yang akan dibahas di artikel ini. Sebelum kita membaca lebih lanjut mengenai Pupuh Kinanti, mari kita menelusuri lebih lanjut apa itu Pupuh. Pupuh sendiri adalah sebuah puisi tradisional asal Jawa Barat (Sunda) yang terdiri dari tujuh belas macam pupuh. Biasanya pupuh yang terkenal adalah Pupuh Kinanti dan Pupuh Balakbak. Mari kita telusuri lebih lanjut apa itu Pupuh Kinanti. Pupuh Kinanti sendiri membahas tentang perasaan sedang menanti, khawatir, atau rasa sayang. Berikut contoh pupuh kinanti. Budak leutik bisa ngapung (8,u) Babaku ngapungna peuting (8,i) Kalayang kakalayangan (8,a) Neangan nu amis-amis (8,i) Sarupaning bungbuahan (8,a) Naon bae nu kapanggih (8,i) Pupuh Kinanti sendiri tentunya memiliki aturan dalam penulisannya yang terkenal dengan istilah "guru lagu" dan "guru wilangan". Guru lagu adalah bunyi vokal a...
Kitab Waruga Jagat merupakan sebagian kecil dari isi naskah yang tersimpan di Museum Yayasan Pangerang Sumedang (YPS) di Sumedang. Bagian yang lainnya dari naskah tersebut merupakan semacam perimbon, yang isinya terdiri dari bermacam-macam hal, sebagai catatan yang berhubungan dengan ilmu kebatinan. Naskah tersebut tidak berasal dari kertas biasa, melainkan dari bahan yang dikenal dengan nama “kulit sach”, sejenis daluang yang terbuat dari kulit kayu. Hingga kini pembuatan daluang dari kulit sach itu masih diproduksi orang di daerah Wanaraja, kabupaten Garut, dipergunakan sebagai alat pembungkus. Naskah itu berukuran kwarto, yang tidak mengenai KWJ tertulis dalam huruf ‘pegon’ (Arab Jawa) dengan bahasa Jawa-Sunda, tebalnya hanya terdiri dari atas 12 lembar. Kecuali sebuah naskah yang tersebut diatas, pada YPS, tersimpan pula dua buah naskah yang lain, sebuah di antaranya ialah Silsilah Keturuna...
Prasasti Jambu adalah prasasti yang berasal dari Kerajaan Tarumanagara yang ditemukan di daerah perkebunan jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor. Prasasti ini disebut juga prasati Pasir Kolengkak. Prasasti ini terletak di Pasir Sikoleangkak (Gunung Batutulis ±367m dpl) di wilayah kampung Pasir Gintung, Desa Parakanmuncang, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor. Koordinat 0°15’45,40” BB (dari Jakarta) dan 6°34’08,11”. Dulu, pada masa kolonialisme Belanda, lokasi ini termasuk Perkebunan Karet Sadeng-Djamboe. Sekarang lokasi ini disebut PT.Perkebunan XI Cikasungka-Cigudeg- Bogor. Prasasti Jambu ditemukan pertama kali pada tahun 1854 oleh Jonathan Rigg dan dilaporkan ke Dinas Purbakala pada tahun 1947, namun prasasti ini pertama kali dipelajari pada tahun 1954. Prasasti ini diukir di atas batu dengan gambar sepasang kaki yang digoreskan pada bagian atas tulisan tetapi sebagian gambar telapak kaki kiri telah hilang karena b...
Wawacan Sunda adalah salah satu karya sastra Sunda yang menggunakan patokan pupuh. Berbeda dengan guguritan yang hanya terdiri dari satu pupuh, wawacan terdiri dari banyak pupuh dan manceritakan suatu kisah. Wawacan dinyanyikan (beluk) sebagai hiburan dan di dalam ritual-ritual, seperti selamatan dan menolak bala. Perkembangan wawacan sangat dipengaruhi oleh sastra Jawa. Sekitar abad ke-19, Kerajaan Mataram Islam menguasai daerah Sunda. Hal ini menyebabkan terjadinya pertukaran budaya antara budaya Sunda dan budaya Jawa. Bupati di daerah Sunda banyak berkunjung ke Kerajaan Mataram dan mereka pulang membawa budaya-budaya Jawa, termasuk di antaranya wawacan. Pada mulanya wawacan masih dalam Bahasa Jawa, kemudian perlahan-lahan diterjemahkan ke dalam Bahasa Sunda. Pada akhirnya masyarakat Sunda bisa membuat wawacan sendiri dari cerita-cerita dongeng, hikayat, dan babad. Wawacan juga dimanfaatkan oleh para ulama pada masa itu seba...
Monumen bersejarah yang berlokasi di Jalan Perintis Kemerdekaan ini merupakan salah satu cagar budaya yang diresmikan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jawa Barat. Tempat ini menjadi ruang publik yang dapat digunakan untuk menilik kembali masa perjuangan kurang lebih 88 tahun silam. Di tempat ini 'Putra Sang Fajar' dengan berani menggugat Pemerintah Belanda yang dianggap tidak adil. Dimulai pada tahun 1929, Ir. Soekarno bersama ketiga sahabatnya : Gatot Mangkoepradja, Soepradinata, dan Maskoen aktif menyuarakan ketidakadilan yang mereka alami kepada pihak Belanda. Aksi tersebut tentu saja mendapat kecaman karena mengganggu pihak Belanda untuk menjalankan sistem kolonialisme dan imperialisme di negeri ini. Pada 1930, mereka ditangkap dan disidang di Landraad ( kini bernama gedung indonesia menggugat ), disaat itu pula Ir.Soekarno berani membacakan pledoi Indonesia Menggugat ( Indonesie Klaagt Aan ) yang membutuhkan waktu sekitar dua hari. Singkat cerita, pasca kejadian...