Serat adalah karya sastra dari jawa yang berisi tentang ajaran-ajaran dari leluhur untuk sebuah kebaikan. Banyak sekali serat dalam budaya jawa, salah satu diantaranya adalah Serat Tripama. Serat tripama muncul pertama kali pada zaman Mangkunegaran, yaitu diciptakan oleh Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Mangkunegara IV (KGPAA Mangkunegara IV) dalam bentuk Tembang Macapat Dhandanggula sebanyak tujuh pada (bait), di Surakarta. Serat tripama ini diterbitkan pertama kali dalam kumpulan ciptaan Mangkunegara IV, jilid III (tahun 1927). Ketujuh bait Serat Tripama mengisahkan tiga tokoh wayang yang memiliki keteladanan. Bait pertama dan kedua mengisahkan keteladanan Patih Suwanda (Bambang Sumantri), Patih dari Raja Harjunasasrabahu dari negara Maespati pada era sebelum kisah Ramayana. Bait ketiga dan keempat mengisahkan keteladanan Kumbakarna, adik dari Prabu Dasamuka raja Ngalengkadiraja (Alengka) pada era kisah Ramayana. Bait kelima dan keenam mengisahkan Suryapu...
Sluku Sluku Bathok adalah lagu yang berasal dari Jawa Tengah. Lagu ini sangat dikenal dan sering dinyanyikan oleh anak-anak jaman dahulu. Pada saat awal lagu ini diciptakan, lagu ini digunakan Wali Songo sebagai metode berdakwah menyebarkan agama Islam. Lagu ini menggunakan Bahasa Jawa yang diangkat dari Bahasa Arab, agar mudah masuk ke masyarakat awam yang kental budayanya. Berikut adalah lirik lagu Sluku Sluku Bathok beserta filosofi dan artinya. Sluku-sluku bathok/Usluku suluka bathnaka Artinya: Hidup tidak boleh dihabiskan hanya untuk bekerja, waktunya istirahat ya istirahat, untuk menjaga jiwa dan raga agar selalu dalam kondisi yang seimbang, bathok atau kepala kita perlu beristirahat untuk memaksimalkan kemampuanya. Bathoke ela-elo/Bathnaka La ilaha illallahu Artinya: Dengan berdzikir (ela elo laa ilaaha ilalloh) mengingat allah, syaraf neuron di otak akan mengendur, ingatlah Allah, dengan mengingat-Nya hati menjadi tentram. Si Rama menyang Solo/Siiruu ma'aa ma...
Tembang Gedhe Tembang (lagu dalam bahasa jawa) di bagi menjadi 4 jenis, yaitu tembang gedhe, tembang tengahan, tembang macapat, dan tembang dolanan. Tembang gedhe adalah tembang yang terkait beberapa ciri tertentu : - menggunakan bahasa jawa kuno, - satu bait terdiri dari empat gatra atau pada pala (baris), - memiliki guru lagu (bunyi suara vokal pada akhir baris atau disebut juga rima), - jumlah wanda (suku kata) pada satu baris dengan baris lainnya sama. Dalam perkembangannya, tembang gedhe sering digunakan dalam seni pertunjukan pewayangan sebagai suluk dan bowo. Suluk adalah lagu dalam pertunjukan wayang kulit yang fungsinya memberikan suasana pada adegan-adegan dalam pertunjukan wayang. Bowo adalah nyanyian vokal yang digunakan untuk pembukaan. Berikut beberapa contoh tembang gedhe : Kusumastuti, laku 16 bali 4, kapedhot 8/8 : Lamunsira kaki, dumadi prajurit, Den bias tuladha, patih mahespati, Lelabuhanira, ingkang triparaka, Guna,...
Prau Layar Yo kanca ing nggisik gembira (mari kawan kita hari yang bahagia) Alerap lerap banyune segara (bertumpah-tumpah air laut) Angliyak numpak prahu layar (senangnya naik perahu layar) Ing dina minggu keh pariwisata (dihari minggu berangkat berpariwisata) Alon prahune wis nengah (pelan-pelan perahunya mulai menengah) Pyak pyuk pyak banyu pinelah (suara air/ombak kecil yang menghantam perahu yang sedang berlayar.) Ora jemu jemu karo mesem ngguyu (tidak malu-malu sambil tersenyum dan tertawa bahagia) Ngilangake rasa lungkrah lesu (menghilangkan rasa letih, lunglai dan lesu yang membuat badan tak bersemangat) Adhik njawil Mas jebul wis sore (disaat mereka bersendau gurau, waktu terasa begitu cepat yaitu hari mulai gelap) Witing kalapa katon ngawe awe (Pohon kelapa sudah melambai-lambai) Prayogane becik bali wae (lebih baik pulang kerumah.) Dene sesuk esuk tumandang nyambut gawe (karena besok pagi kita mulai...
Lagu Lir-ilir merupakan sebuah tembang dolanan (lagu anak-anak) karangan Sunan Kalijaga yang dipergunakan sebagai media untuk mendakwahkan Agama Islam di Nusantara. Alasan dipilihnya lagu sebagai media dakwah adalah agar mudah dimengerti oleh masyarakat pada kala itu yang rata-rata belum terdidik. Selain itu, juga sebagai penarik bagi semua kalangan yang ada di Jawa untuk mengenal Islam lebih mendalam. Adapun lirik lagu Lir-Ilir adalah sebagai betikut beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia: Lir-ilir, lir-ilir, tandure wes sumilir (Bangun, bangunlah, pohon sudah mulai bersemi) Tak ijo royo-royo, tak sengguh temanten anyar (Demikian menghijau, bergairah bagai pengantin baru) Cah angon, cah angon, penekno blimbing kuwi (Anak gembala, anak gembala, panjatkan belimbing itu) Lunyu-lunyu yo penekno, kanggo mbasuh dodotiro (Walaupun licin tetap panjatlah, untuk mencuci pakaianmu) Dodotiro, dodotiro, kumitir bedah ing pinggi...
Tembang Dolanan Cublek-Cublek Suweng Tanggal 15 Agustus 2018 Kategori: Alat Musik dan lagu Elemen Budaya: Lagu Daerah Provinsi: Jawa Tengah Asal Daerah: Sragen Cublek-Cublek Suweng merupakan tembang dolanan Jawa atau dalam bahasa Indonesia merupakan lagu permainan yang brasal dari Provinsi Jawa Tengah. jawa.Tembang dolanan ini sangat sederhana namunmemiliki makna yang baik.Lagu ini biasanya dinyanyikan oleh anak-anakterutama anak-anak yang berada di daerah pedesaan,yang dipermainkan bersama-sama dengan teman-teman mereka.Dengan lagu ini,anak-anak menjadi lebih tahu tentang Binatang,tumbuhan,lingkungan alam,dan sebagainya.Terkadang Tembang dolanan ini juga dinyanyikan saat acara-acara terntentu seperti pagelaran wayang kulit.Tembang ini memiliki not angka sebagai berikut : C=do ...
GOTRI NAGASARI gotri legendri nogosari, ri riwul iwal- iwul jenang katul, tul tulen olen-olen dadi manten, ten tenono mbesuk gedhe dadi opo, po podheng mbako enak mbako sedeng, deng dengklok engklak-engklok koyo kodok Sumber: https://www.kaskus.co.id/thread/000000000000000008424784/lagu-dolanan-jawa-lagu-yang-terlupakan-ada-yang-masih-ingat/
DAYOHE TEKA Ei.., dayohe teko, Ei.., jerengno kloso, Ei.., klosone bedah, Ei.., tambalen jadah, Ei.., jadahe mambu, Ei.., pakakno asu, Ei.., asune mati, Ei.., guwangen kali, Ei.., kaline banjir
ILIR-ILIR Lir ilir..lir ilir..tanduré wus sumilir Tak ijo royo*royo..taksengguh temantèn anyar Cah angon.cah angon..pènèkké blimbing kuwi , Lunyu-lunyu ya pènèken kanggo masuh dodotira Dodotira dodotira kumitir bedhah ing pinggir Dondomana jlumatana kanggo séba méngko soré Mumpung padhang rembulané Mumpung jembar kalangané Ya suraka..surak horéé