Gua Jepang di Taman Nasional Hutan Baluran Situbondo Di kawasan Taman Nasional Hutan Baluran (TNB) , Situbondo, Jatim, Anda bisa akan menyaksikan suguhan bersejarah berupa adanya Gua Jepang, peninggalan penjajah Jepang. Gua Jepang ini merupakan salah satu saksi bersejarah bahwa di tempat inilah Taman Nasional Baluran (TNB) pernah terjadi pertempuran sengit antara tentara Republik Indonesia dengan tentara pendudukan Jepang. Karena kekuatan yang tidak seimbang banyak tentara Republik Indonesia yang gugur sehingga tempat ini disebut Batangan (bangkai-bangkai). Gua Jepang yang memiliki luas sekitar 12 meter persegi ini terbagi atas dua ruangan. Ruangan bagian utara, oleh para mantan pejuang kita dulu yang dipergunakan sebagai tempat menyimpan amunisi, sedangkan ruangan bagian selatan berfungsi sebagai celah pengintai musuh.
Petilasan Syekh Maulana Ishaq PETILASAN SYEKH MAULANA ISHAQ PECARON SITUBONDO Latar Belakang Syeikh Maulana Ishak berasal dari negara timur, beliau berkelana menyebarkan ajaran islam. Dan pada saat itu beliau berada disebuah tempat yang bernama Blambangan, ketika itu beliau mendengar ada sayembara di Kerajaan Blambangan. Sang Raja Blambangan, Minak Sembuyu mengeluarkan sayembara yang isinya, siapa saja yang bisa menyembuhkan putrinya yang bernama Dewi sekardadu yang sedang sakit parah, apabila laki-laki akan dijadikan menantu dan apabila perempuan dijadikan saudara Dewi sekardadu sekaligus mendapatkan separuh kekuasaan di kerajaan Blambangan. Syekh Maulana Ishaq pun mengikuti sayembara tersebut dengan sarat jika Syekh Maulana Ishaq berhasil menyembuhkan putrinya raja Blambangan harus masuk Islam dan akhirnya persaratan tersebut disetujui dan Syekh Maulana Ishaq pun berhasil memenangkan...
Sejarah Besuki, dari Solo Sampai Pamekasan Prajurit Keraton Surakarta bersantai sebelum menyambut Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri saat deklarasi pasangan calon gubernur dan wakil gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo dan Rustriningsih, di Pagelaran Keraton Surakarta, Minggu (30/3). Oleh Masuki M. Astro Sejarah Kecamatan Besuki di Kabupaten Situbondo, Jatim, yang bersumber dari peran tokoh Ke Pate Alos dari Pamekasan, Madura, tidak bisa dilepaskan dari Kraton Solo. Ke Pate Alos yang juga dikenal sebagai Raden Bagus (RB) Kasim Wirodipuro adalah demang pertama Besuki. Tokoh yang legendaris di kalangan masyarakat Besuki ini menurut sejumlah tokoh di wilayah itu memiliki darah keturunan ra...
Ratu Adil (Satria Piningit) merupakan mitologi yang mengatakan bahwa akan datang seorang pemimpin yang akan menjadi penyelamat, ia akan membawa keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakatnya. Raja tersebut disebut juga "Erucokro". Ramalan tentang datangnya Ratu Adil ini berasal dari Prabu Jayabaya. Pertanda kedatangan Ratu Adil adalah adanya kemelut sosial, malapetaka alam, serta jatuhnya raja besar yang ditakuti. Pemerintahan yang mengganti raja yang ditakuti tidak berlangsung lama. Setelah itu, tibalah hari kiamat. Salah satu tokoh yang dianggap sebagai Ratu Adil adalah Imam Mahdi. RAMALAN JAYABAYA RAMALAN JAYABAYA, adalah ramalan tentang keadaan Nusantara di suatu masa di masa datang. Dalam Ramalan Jayabaya itu dikatakan, akan datang satu masa penuh bencana. Gunung-gunung akan meletus, bumi berguncang-guncang, laut dan sungai, akan meluap. Ini akan menjadi masa penuh penderitaan. Masa kesewenang-wenangan dan ketidakpedulian. Masa orang-orang l...
Hingga kini, asal-usul dan keturunan Untung Surapati belum jelas diketahui, sebab data, fakta dan keterangan-keterangan tentang asal-usulnya tidak tercatat secara pasti. Namun ia selalu dikenang sebagai Pahlawan Bangsa oleh masyarakat, terutama di daerah Pasuruan, Jawa Timur. Kisah hidupnya mulai dikenal tahun 1667, pada usia 7 (tujuh) tahun. Jadi diperkirakan ia lahir tahun 1660. Pada usia 7 tahun itu, ia tanpa tahu siapa ayah dan ibunya, dipelihara sebagai budak belian oleh pegawai Kompeni Belanda yang bernama Van Baber. Budak yang satu ini, tidak seperti budak-budak lainnya. Roman mukanya yang tampan, kelakuan dan sopan-santunnya yang menawan, membuat Van Baber suka padanya. Sebagai budak belian, tentunya selalu diperdagangkan. Kebetulan ada Pegawai Kompeni lainnya yang bernama Van Moor membutuhkan seorang budak, untuk menemani anaknya yang telah ditinggal mati ibunya. Dijuallah ia kepada Van Moor. Setelah memelihara anak ini, Tuan Moot merasakan...
Silih berganti dinasti menguasai Blambangan. Tapi yang termasyur adalah Dinasti Tawangalun, yang mendirikan Kota Macanputih berdasarkan petunjuk dari seekor Macanputih. Generasi terakhir Tawangalun adalah Pangeran Menak Jingga atau dikenal juga dengan Raden Mas Sepuh. Mas Sepuh dibunuh di Pantai Seseh, sebelum menghembus napas terakhir, Mas Sepuh mengutuk Raja Mengwi kekuasaannya akan surut. Kutukan ini sungguh sidhi , menggema dalam sejarah Kerajaan Mengwi sampai akhir abad-19 dan menandai lenyapnya kekuasaan Dinasti Mengwi. Nama ‘Blambangan’sekarang ternyata melalui proses yang berganti-ganti. Mulai dari nama ‘Lamajang’ (prasasti Mula Malurung), dengan raja Nararya Kirana dibawah kekuasaan Tumapel (1248-1254). Kemudian diperhalus menjadi ‘lumajang’, dengan kata dasar ‘laja’ yang artinya laos (sejenis bumbu). Dalam Prasasti Lamongan (1316) namaya berubah menjadi ‘Marlambangan’ dib...
Tanpa Kebudayaan Tidak Akan Ada Peradaban, Anak Muda Tulang Punggung Kebudayaan Suara musik yang dimainkan ‘pengrawit’ terdengar kompak. Alat musik kendang, tipung, kempul, kenong, angklung, dan sompret saling beradu satu sama lain. Musiknya yang khas seperti memanggil orang-orang di luar sana untuk datang. “Ini masih pemanasan. Acara puncaknya belum dimulai,” ujar seorang pria yang memainkan alat musik kempul. Karuan, hanya berselang beberapa menit, rumah megah beralamatkan Rungkut Asri Barat no. 2, Surabaya, itu mendadak ramai penonton. Orang kampung langsung menyerbu. Dari jauh sana, orang-orang juga datang. Tampaknya acara kesenian tradisional yang digelar sudah menjadi langganan masyarat setempat. Rumah itu memang cukup besar. Para pengrawit tampil di halaman yang cukup luas. Sementara jika kita masuk ke dalam, nyaris ruang tamunya dipenuhi bangunan kayu jati sebagai penopangnya. Yah, rumah itu selama ini d...
Ki Boncolono (Maling Genthiri) Dahulu kala, dijaman penjajahan Belanda. Masyarakat Kediri hidup dalam kemiskinan dan ketertindasan. Perkonomian dikuasai oleh Belanda dan diperlakukan pajak yang tidak masuk akal. Hasil buminya selalu dirampas jika tidak mau bayar pajak . Untuk makan saja mereka harus membeli kepada Belanda. Padahal itu hasil jerih payah mereka sendiri. Hal ini menggugah hati Ki Boncolono . Dia marah melihat kelakuan para meneer, ketidak adilan telah mengusik hati Ki Boncolono. Dengan kesaktiannya dibantu oleh Tumenggung Mojoroto dan Tumenggung Poncolono beserta murid-muridnya yang tentu saja sakti-sakti, dia merampok harta para pejabat Belanda. Hasilnya dia bagikan kepada rakyat jelata, Sungguh mulia, kontan namanya menjadi harum di kalangan masyarakat, dia ditakuti tapi juga dikagumi dan senantiasa ditunggu tunggu kedatangannya. Belanda merasa geram dan marah. Segala upaya mereka kerahkan untuk meringkus Boncolono. Tetapi usahanya selalu gagal. Setiap ter...
Cerita Rakyat dari Banyuwangi Pada zaman dahulu di kawasan ujung timur Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang diperintah oleh seorang Raja yang adil dan bijaksana. Raja tersebut mempunyai seorang putra yang gagah bernama Raden Banterang. Kegemaran Raden Banterang adalah berburu. “Pagi hari ini aku akan berburu ke hutan. Siapkan alat berburu,” kata Raden Banterang kepada para abdinya. Setelah peralatan berburu siap, Raden Banterang disertai beberapa pengiringnya berangkat ke hutan. Ketika Raden Banterang berjalan sendirian, ia melihat seekor kijang melintas di depannya. Ia segera mengejar kijang itu hingga masuk jauh ke hutan. Ia terpisah dengan para pengiringnya. “Kemana seekor kijang tadi?”, kata Raden Banterang, ketika kehilangan jejak buruannya. “Akan ku cari terus sampai dapat,” tekadnya. Raden Banterang menerobos semak belukar dan pepohonan hutan. Namun, bi...