Nganjuk adalah suatu kota kecil yang terletak di Propinsi Jawa Timur. Kota kecil ini diberi julukan Kota Angin karena kota ini diapit oleh dua gunung, yaitu Gunung Wilis dan Pegunungan Kendeng sehingga tak heran jika kota seluas 1.224 km 2 ini memiliki frekuensi angin yang sangat tinggi dan besar. Di kota Nganjuk sendiri berdiri sebuah desa kecil di daerah Kecamatan Ngetos yang disebut dengan Desa Kuncir. Tak jauh dari Desa Kuncir terdapat wisata air terjun yang cukup fenomenal, yaitu Air Terjun Sedudo. Jika kita berkunjung ke Air Terjun Sedudo, kita akan menemukan makam Ki Agung Ngaliman. Pada zaman dahulu, diperkirakan pada abad ke 19, terdapat seorang kyai terkenal yang bernama Kyai Ngaliman yang berasal dari daerah Jawa Tengah. Pada suatu ketika datanglah Kyai Ngaliman di suatu tempat baru yang berada di sebelah utara lereng Gunung Wilis yang tepatnya sekarang disebut dengan Desa Ngaliman. Kyai Ngaliman datang di tempat tersebut dengan diikuti oleh beberapa...
Ngerayung merupakan salah satu desa yang terletak di salah satu kecamatan di Kabupaten Tuban, yaitu kecamatan Plumpang.
Menurut cerita, kata Purwokerto berasal dari Bahasa Sansekerta yang terdiri dari “purwo” artinya awal atau kawitan dan kata “kerto” yang artinya ramai atau rame. Jadi istilah Purwokerto artinya karena keadaan sebelumnya sepi pada waktu itu menjadi rame maka oleh babat *1) pertama yaitu Mbah Purwo, daerah tersebut diberi nama PURWOKERTO. Berdasarkan sedikit cerita mengenai Desa Purwokerto, ada kisah yang dikaitkan dengan sejarah Jaka Kandung, yaitu gunung Tumpuk yang berada di Desa Purwokerto pernah dijadikan tempat persembunyian ibunda Jaka Kandung dalam masa pengembaraan. Desa Purwokerto terdiri dari 4 dukuh di mana masing-masing terdapat babat alas *2) atau danyang, yaitu di dusun Bedali bernama Eyang Tauhid yang sekarang petilasannya di RT 04 RW 01 dengan tanda pohon Winang. Di dusun Wates bernama mbah Andong di wilayah RT 02 RW 01, di dusun Domot bernama mbah Buta Ijo di RT 02 RW 07, sedangkan di dusun Tumpuk bernama mbah Abu Hanifah S...
Kediri adalah sebuah kota di Jawa Timur. Kota ini dilewati Sungai Brantas yang membelah Kediri dari selatan ke utara sepanjang 7 km dan dulunya adalah sebuah kerajaan Hindu pada sekitar abad 11, Kerajaan Kediri. Ada sebuah mitos di kota ini, para presiden dilarang datang ke Kota Kediri atau mereka akan lengser. Mitos ini mengatakan bahwa jika kunjungan oleh presiden itu sebagai urusan pekerjaan (kenegaraan) maka presiden itu akan jatuh. Walaupun hanya mitos tetapi hal ini memang benar-benar terjadi selama sejarah kepresidenan Indonesia. Dari ketiga Presiden RI yang pernah masuk ke Kediri kenyataannya semuanya dilengserkan. Ketiga presiden itu adalah Presiden Soekarno, B. J. Habibie, dan Gus Dur. Soekarno lengser tidak lama setelah kunjungan dari Kediri, Gus Dur lengser tiga hari setelah mengunjungi Pondok Pesantren Lirboyo, B. J. Habibie lengser setelah tidak sampai tiga bulan dari Kediri. Sedangkan SBY ketika mengunjungi korban letusan Gunung Merapi memilih untuk mengam...
Desa Pancasila. Begitulah sebutan yang sering disematkan pada Desa Balun, Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan. Karena di desa inilah terdapat toleransi beragama yang sangat kuat dari masyarakatnya. Di desa ini ada 3 tempat beribadah yang saling berjejer. Yaitu masjid, pura, dan gereja. Namun masyarakat desa yang memeluk berbagai agamapun tetap rukun dan damai. Masyarakat Hindu Bali sering berkunjung ke desa ini pada acara keagamaan. Begitupun sebaliknya, masyarakat Desa Balun berkunjung ke Bali pada upacara keagamaan lainnya. Toleransi keagamaan yang diperlihatkan di desa ini contohnya, saat peringatan hari besar hindu, masyarakat yang beragama islam membantu keamanan desa. Dan sebaliknya. Begitupun dengan agama lain yang ada di desa ini. Berbicara mengenai Desa Balun (orang Jawa Timur membaca ‘Mbalun’), maka akan mengarah kepada seorang tokoh pendiri desa ini. Menurut cerita rakyat yang berkembang di daerah Lamongan, Desa Balun didirikan oleh seorang be...
GUNUNG PEGAT Wisata Bukit Pertapaan Gunung Pegat Kini Pertapaan Dewi Kilisuci/ Candi Pertapan telah dibuka menjadi destinasi wisata bertajuk Bukit Pertapaan. Daya tarik utama dari obyek wisata ini adalah Candi Pertapan yang terletak di Puncak Gunung Pegat. Bukit Pertapaan secara administratif terletak di Desa Bagelenan, Kec. Srengat, Kab. Blitar. Untuk menuju destinasi ini dari Blitar silahkan arahkan perjalanan kalian menuju Srengat. SMAN 1 Srengat lurus hingga perempatan Bagelenan. Dari sini belok lah ke kanan. Pertigaan Candi Mleri lurus saja hingga menjumpai pertigaan lagi kemudian belok kiri. Dari sini telah terdapat sejumlah papan petunjuk menuju lokasi wisata. Tiket masuk Bukit Pertapaan hanyalah tiket parkir seharga Rp. 2.000,- (tiket bisa berubah sesuai keputusan pengelola). Dengan tiket yang sangat murah ini kalian sudah akan dimanjakan dengan infrastruktur yang memukau. Dulu untuk menjangkau puncak Bukit Pertapaan, harus berjibaku dengan j...
Ponorogo terletak di Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Madiun dan Magetan di sebelah utara, Kediri di sebelah timur laut, Tulungagung di sebelah timur, Trenggalek di sebelah tenggara, Pacitan di sebelah selatan, dan Wonogiri di sebelah barat. Ponorogo memiliki banyak wisata di dalamnya, seperti wisata kuliner, wisata religius, wisata budaya, serta berbagai tempat wisata. Wisata kuliner terdiri dari sate ayam, dawet Jabung, ataupun gethuk Golan. Wisata religius ada makam Batoro Katong, yaitu pendiri Kabupaten Ponorogo. Wisata budaya ada Reyog yang sangat terkenal, bahkan sampai diluar negeri. Untuk tempat wisata yang ada di Ponorogo ada Guo Lowo, berbagai air terjun seperti Pletuk, Sunggah, dll, berbagai bukit seperti Bedes, Cumbri, dll, dan yang cukup terkenal adalah Telaga Ngebel. Ngebel adalah telaga yang ada di Kecamatan Ngebel yang sangat bermanfaat bagi penduduk sekitar untuk irigasi maupun kebutuh air sehari-hari. Danau Ngebel memiliki cerita mitos yang menurut pendudu...
SEJARAH DESA /KELURAHAN NGRONGGO Pada jaman Kerajaan Mataram, ada tiga orang brsaudara yaitu Mbah Coreko, Mbah Ronggojali dan Mbah Tirtoudo, yang mlarikan diri dari Mataram karena tidak menyukai kehadiran Belanda yang pada waktu itu telah menguasai Mataram. Bersamaan dengan itu timbul Perang Diponegoro yang juga mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda. Dalam pelariannya mereka mencari daerah yang jauh dari Wilayah Mataram, dan tempat tinggal mereka itu walaupun saling berpisah, namun tidak terlalu jauh jarahnya. Mbah Coreko bertempat tinggal di Dukuh Corekan wilayah Desa Kaliombo, Mbah Tirtoudo bertempat tinggal di Dukuh Tirtoudan termasuk wilayah Desa Tosaren, sedangkan Mbah Ronggojali bertempat tinggal di sebelah selatan Desa Tosaren, yang pada akhirnya tempat tinggal Mbah Ronggojali tersebut diberi nama Ronggo atau Ngronggo. Diantara tiga orang itu yang paling pandai adalah Mbah Ronggojali, dan ia paling dipercaya oleh Bupati,...
Sungai Jagir adalah salah satu anak Sungai Mas dan merupakan sungai buatan pada zaman penjajahan Belanda yang mengalir ke arah timur di Kota Surabaya. Sungai Jagir terletak di sepanjang Jl. Jagir Wonokromo. Zaman dahulu, Sungai Jagir berair jernih, sehingga banyak juga dimanfaatkan masyarakat untuk MCK, atau sekadar berenang. Namun sayang, akibat pencemaran air Sungai Jagir berwarna keruh, dan saat ini Pemkot Surabaya telah memulai membersihkan Sungai Jagir. Di sungai ini juga terdapat Pintu Air peninggalan penjajah Belanda yang saat ini masih dipergunakan untuk pengaturan debit air Sungai Mas, yaitu pecahan Sungai Brantas di kota Surabaya untuk dibuang ke Sungai Jagir. Letak pintu air tersebut tepat di sebelah Stasiun Kereta Api Wonokromo dan PDAM Surabaya. Air dari Sungai Jagir juga diolah menjadi Air PAM dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga Surabaya. Ada sebuah cerita rakyat mengenai Sungai Jagir, yakni kisah tentang Mbah Kalap dan Buaya Putih Ma...