SEJARAH DESA /KELURAHAN NGRONGGO
Pada jaman Kerajaan Mataram, ada tiga orang brsaudara yaitu Mbah Coreko, Mbah Ronggojali dan Mbah Tirtoudo, yang mlarikan diri dari Mataram karena tidak menyukai kehadiran Belanda yang pada waktu itu telah menguasai Mataram.
Bersamaan dengan itu timbul Perang Diponegoro yang juga mengadakan perlawanan terhadap penjajah Belanda.
Dalam pelariannya mereka mencari daerah yang jauh dari Wilayah Mataram, dan tempat tinggal mereka itu walaupun saling berpisah, namun tidak terlalu jauh jarahnya.
Mbah Coreko bertempat tinggal di Dukuh Corekan wilayah Desa Kaliombo, Mbah Tirtoudo bertempat tinggal di Dukuh Tirtoudan termasuk wilayah Desa Tosaren, sedangkan Mbah Ronggojali bertempat tinggal di sebelah selatan Desa Tosaren, yang pada akhirnya tempat tinggal Mbah Ronggojali tersebut diberi nama Ronggo atau Ngronggo.
Diantara tiga orang itu yang paling pandai adalah Mbah Ronggojali, dan ia paling dipercaya oleh Bupati, karena itulah kedua Saudaranya sangat iri hati dan ingin juga menjadi tangan kanan sang Bupati.
Keduanya lalu bersepakat untuk menyingkirkan dan membunuh Mbah Ronggojali, dimana kehendak kedua orang tersebut akhirnya dilaksanakan pada waktu Mbah Ronggojali pulang dari menghadap Bupati.
Ketika itu Mbah Tirtoudo menghadang Mbah Ronggojali ditengah jalan yang menuju pulang ke Ngronggo dan dikatakan, bahwa Mbah Ronggojali akan dibunuhnya. Pembunuhan tersebut disetujui oleh Mbah Ronggojali, tetapi dengan syarat bahwa sebelum dibunuh Mbah Ronggojali akan mandi jamas dulu untuk mensucikan diri dan setelah itu barulah Mbah Ronggojali akan menyerahkan diri untuk dibunuh.
Sehabis mandi jamas Mbah Ronggojali pergi ketempat yang telah titentukan untuk menepati janjinya yaitu di bawah pohon Bendo dan disitulah Mbah Ronggojali dibunuh oleh Mbah Tirtoudo dengan jalan di gorok, dan tempat tersebut masyarakat menyebutnya dengan sebutan Bendo Gorok.
Sebelum dibunuh Mbah Ronggojali berpesan agar darahnya jangan sampai tercecer di Desa Ngronggo dan darahnya agar ditempatkan dalam takir dan kemudian ditanam di luar Desa Ngronggo.
Tempat ditanamnya darah dalam takir itu diberi nama Setono Takir, sedangkan jenazahnya ditanam di pinggiran Desa Ngronggo sebelah utara dan berbatasan dengan Desa Kaliombo.
Pantangan bagi Desa Ngronggo, setiap diadaakan Bersih Desa, seluruh Penduduk Desa dilarang mengadakan pertunjukan atau keramaian serta bunyi – bunyian. Bersih Desa biasanya diadakan dengan Selamatan atau Kirim Do’a untuk mengenang sejarah tersebut serta untuk mendo’akan Mbah Ronggojali.
Apabila hal tersebut dilanggar, akibatnya Desa Ngronggo akan tertimpa oleh bencana, misalnya banyak pencuri, atau pertengkaran yang dapat berakibat terjadinya pembunuhan. Selain itu tiap-tiap malam Jum’at Wage Penduduk Desa Ngronggo mengadakan selamatan tulak balak.
Begitulah sekilas secara singkat asal mula Desa Ngronggo yang kami terima dari cerita salah seorang Penduduk Desa Ngronggo yang dianggap sebagai sesepuh Desa.
Seiring berjalannya waktu dan sesuai dengan perkembangan jaman, dengan lahirnya Undang-undang Nomor : 22 Tahun 2002 dan Peraturan Daerah Kota Kediri Nomor : 11 Tahun 2002, maka Desa Ngronggo berubah statusnya menjadi Kelurahan Ngronggo masuk dalam wilayah Kecamatan Kota, Kota Kediri hingga sekarang
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.
SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...
Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...
Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja
Jembatan Plunyon merupakan bagian dari wisata alam Plunyon-Kalikuning yang masuk kawasan TNGM (Taman Nasional Gunung Merapi) dan wisatanya dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat, yaitu Kalikuning Park. Sargiman, salah seorang pengelola wisata alam Plunyon-Kalikuning, menjelaskan proses syuting KKN Desa Penari di Jembatan Plunyon berlangsung pada akhir 2019. Saat itu warga begitu penasaran meski syuting dilakukan secara tertutup. Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan zoom-in-whitePerbesar Jembatan Plunyon yang berada di Wisata Alam Plunyon-Kalikuning di Cangkringan, Kabupaten Sleman. Lokasi ini ramai setelah menjadi lokasi syuting film KKN Desa Penari. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan "Syuting yang KKN itu kebetulan, kan, 3 hari, yang 1 hari karena gunungnya tidak tampak dibatalkan dan diu...