Lokasi Keraton Sumenep Kraton Sumenep terletak di Jalan Dr. Soetomo No. 5 Kelurahan Pajagalan, Kecamatan Kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Provinsi Jawa Timur. Sejarah Keraton Sumenep Berdasarkan catatan sejarah, Kraton Sumenep didirikan oleh Panembahan Sumala , seorang Adipati Sumenep ke-31, pada tahun 1781. Arsitek yang ditunjuk dalam pembangunan kraton ini adalah seorang Tionghoa bernama Lauw Piango. Ia adalah cucu dari Lauw Khun Ting. Lauw Khun Thing adalah salah satu di antara 6 orang Tionghoa yang mula-mula datang dan menetap di Sumenep. Sedangkan, yang menjadi mandor dalam pembangunan kraton adalah seorang Tionghoa bernama Ka Seng An. Secara umum, gaya arsitektural Kraton Sumenep merupakan perpaduan antara gaya Eropa, Arab, China dan Jawa. Bangunan Keraton Sumenep Kompleks Kraton Sumenep terdiri atas beberapa bangunan yang tersusun dari selatan ke utara. Pendapa Ageng terletak di tengah kraton...
Bagaimana sejarah udheng dan legenda kota Situbondo ini? Menurut " mbah gugel" , legenda kota Situbondo berasal dan nama Pangeran Aryo Gajah Situbondo. Konon Pangeran Arya Gajah Situbondo tidak pernah menampakkan diri. Ini karena ketika menginjak tanah Situbondo diduga tidak lama, bahkan ia langsung tewas, akibat kekalahan pertarungannya dengan Joko Jumput. Nah bukti jejaknya ini ditandai dengan ditemukannya ' odheng ' atau " udheng " (ikat kepala) milik Pangeran Situbondo, tercecer di tanah di Kelurahan Patokan. Udheng itu ya seperti tafi malam yang dikenakan Gus Ipul, Bupati dan para pejabat tadi malam. Ada juga yang mengartikan, nama Situbondo berasal dari kata " situ=tanah" dan " bondo= ikat." Maksudnya? "Jadi siapapun yang datang ke Situbondo, hatinya akan terikat. Seperti Gu Ipul nanti datang lagi ke Situbondo bukan lagi sebagai Wagib, tapi sudah sebagai Gubernur," ujar Bupati saat sambutan, m...
Katakanlah kepadaku, Paman, keputusan bijak apa yang harus kuambil? Telah kuterima sayembara ini atas keinginanku sendiri. Jauh di dalam hati, Paman, aku menyadari bahwa cintaku tidak akan pernah bisa disandingkan dengan Putri Adipati.â Tidak perlu sedemikian risau, Ananda,â jawab sang Paman. âDi hutan ini tidak ada yang perlu engkau cemaskan. Ayahanda telah membekalimu dengan ilmu dan pengetahuan layaknya seorang ksatria. Dan jiwamu adalah jiwa ksatria. Semua hal yang harus dimiliki oleh seorang ksatria telah melekat padamu. Dan semua hal yang ingin dimiliki oleh setiap ksatria telah mengikutimu. Putuskanlah apa yang engkau anggap bijak, wahai, Anakku. Pamanmu ini akan selalu mendukungmu. Tinggalkanlah kami Paman. Bawalah orang-orang bersamamu, kecuali orang-orang yang telah mengikutiku membuka Hutan Kitri*. Aku akan pergi ke barat bersama mereka. Kemarin kami menemukan kotoran hewan kecil yang serupa gunung. Penduduk menamai hewan it...
Taman Nasional Baluran selain sebagai kawasan konservasi ternyata juga menyimpan legenda yang cukup menarik. Legenda ini sangat erat kaitannya dengan daerah Cungking, Banyuwangi. Legenda ini berwal dari seorang anak kecil pendatang yang mempunyai kesaktian luar biasa kemudian diberi nama Cungking (bahasa Jawa : gampang dicangking, yang kemudian terkenal dengan buyut Cungking). Buyut Cungking mengabdi pada perempuan yang tidak mempunyai suami dan anak yang bernama Buyut Barat. Sebagai seorang pengabdi ia mengerjakan semua pekerjaan yang diberikan kepadanya. Salah satu tugasnya dalah menggembalakan sepasang kerbau milik Buyut Barat. Setiap pukul 05.00 WIB sepasang kerbau ini digembalakan dari Cungking ke Baluran. Setelah pukul 06.00 WIB sepasang kerbau ini ke Cungking untuk mebajak sawah, apabila sudah selesain tugasnya maka dibawa pulang lagi ke Baluran. Tiap perjalanan Cungking-Baluran selalu melewati Watu Dodol dan sela...
Jika anda menyusuri kampung-kampung di Surabaya, sesungguhnya kota ini awalanya berdiri karena kumpulan dongeng-dongeng. Cerita rakyat yang ditularkan melalui tradisi lisan ini kelak menjadi penanda banyak tempat yang terangkai menjadi sebuah kota. Saya menemukan sebuah batu ceper yang menyembul diantara bangunan baru kawasan Puskesmas Banyuurip sekitar delapan tahun lalu. Saya mendapatkan informasi keberadaan batu ini dari sebuah tulisan kumpulan kisah cerita rakyat Surabaya yang ditelusuri sejumlah budayawan Surabaya antara 1980-1983. Batu serupa lingga dan yoni itu nyatanya memiliki kisah yang panjang tentang kawasan Banyuurip dan daerah Simo. Kisah yang kelak paling tersohor dalam epos cerita ludruk, “Batu ini ditemukan Joko Jumput yang kemudian dihadiahkan ke ibunya, Mbok Rondo Praban Kinco untuk dipakai membuat jamu. Jamu buatan Mbok Rondo ini diyakini tambah mujarab karena batu ini,” terang Supardi, seorang warga kelahiran Banyurip yang menulari cerita ini...
Tersebutlah kisah yang beredar di desa Medayu, Banjarnegara, tentang seorang puteri cantik yang diasingkan dari keraton, karena hidupnya selalu dikejar kejar raksasa yang ingin mangganggunya. Ya, dialah puteri kencana Ayu, bangsawan yang cantik dan berhati mulia. Suatu hari, ia dibawa ke hutan yang jauh dari desa, karena gangguan si raksasa jahat yang sudah tahu. Semilir angin terasa sejuk menerpa raga. Rerimbunan pepohonan rindang seakan menjadi payung yang meneduhkan, namun tidak bagi sang puteri. Di tengah gelap dan dinginnya malam, prajurit keraton dan warga desa terpaksa meninggalkan Puteri Kencana Ayu seorang diri ditengah hutan. Rasa takut mulai menyelimuti hati sang Putri di hutan yang masih perawan itu. Namun apadaya, toh hal ini dilakukan untuk menyelamatkannya juga. Malam semakin larut, sang putri mulai merasa lelah, akhirnya ia memutuskan untuk beristirahat di bawah sebuah pohon besar. ia duduk di atas tumpukan kayu. Saat ini daerah...
Mendengar nama kaum Sodom dan Gomorah tentunya akan teringat mengenai kisah di zaman Nabi Luth mengenai dua kota yang hancur akibat dilaknat Allah SWT. Kedua kota tersebut hancur karena penduduknya kerap melakukan hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT seperti mabuk-mabukan, berzina, dan berjudi. Dalam bahasa Ibrani, Sodom berarti terbakar sementara Gomorah adalah terkubur. Memang itu yang terjadi pada kota itu, terbakar dan terkubur. Ternyata kisah nyata mengenai kota atau daerah yang hancur akibat penduduknya kerap berbuat maksiat juga terdapat di Kabupaten Banjarnegara. Daerah yang hilang akibat bencana tanah longsor yaitu Dusun Legetang yang terletak di Desa Pekasiran, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jateng. Masyarakat di sekitar memperoleh cerita mengenai kisah tragis hilangnya Dusun Lagetang secara turun-temurun dari kakek-nenek maupun orangtuanya. Diceritakan Dusun Lagetang tersebut hilang akibat tertimbun long...
Gresik adalah sebuah daerah di provinsi Jawa Timur yang mana dikenal sebagai salah satu daerah industri utama di Jawa Timur. Ada beberapa perusahaan besar di Gresik dan juga merupakan penghasil perikanan yang cukup besar. Tapi tahukah Anda bahwa di Gresik ada sebuah makam penyebar agama Islam di Jawa yaitu Sunan Maulana Malik Ibrahim atau biasa dipanggil Sunan Gresik. Nah pada kesempatan ini saya ingin menceritakan kisah beliau mulai dari silsilah sampai perjuangan beliau menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Sunan Gresik Sumber: https://www.google.com/ Sunan Gresik atau Maulana Malik Ibrahim dipercaya sebagai orang yang pertama kali menyebarkan agama Islam di tanah Jawa. Meski tidak terdapat bukti sejarah lengkap yang meyakinkan mengenai asal keturunan Maulana Malik Ibrahim, meskipun pada umumnya disepakati bahwa ia bukanlah orang Jawa asli. Sebutan Syekh Maghribi yang diberikan masyarakat kepadanya dapat ditafsirkan bahwa beliau berasal d...
Sejarah Sumenep bermula dari zaman Singhasari hingga sekarang, Indonesia. Sumenep (bahasa Madura: Songènèb) adalah sebuah kabupaten di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Kabupaten ini memiliki luas wilayah 2.093,45 km² dan populasi 1.041.915 jiwa. Ibu kotanya ialah Kota Sumenep. Sumenep adalah nama salah satu Kabupaten diujung paling timur Pulau Madura, yang konon katanya merupakan Kadipaten berpangaruh atas lahirnya Kerajaan Majapahit dahulu. Berdirinya Kabupaten ini tak luput dari peran tokoh zaman kerajaan yang bijaksana dan pintar yakni “Arya Wiraraja”. Dalam tulisan kali ini, Warta Giligenting mencoba mengingatkan akan sejarah Sumenep dilihat dari asal usul nama “Sumenep”. Logo Kabupaten Sumenep Sumber : https://www.google.com/ Dari kabar yang berkembang di kalangan masyarakat Kabupaten Sumenep, soal asal usul nama Sumenep masih terdapat perbedaan dalam memaknainya. Misalnya kalangan...