Suatu hari, seorang pria pengembara melihat Puteri Kencana Ayu di tengah hutan. Pria itupun terpesona dengan kecantikan wajah sang putri dan menaruh hati padanya. Melihat gelagat aneh dari sang pengembara, Putri Kencana Ayu merasa takut dan wedi ( bahasa jawa ). Sang Putri pun berlari ke arak barat untuk singgah disana. Hingga akhirnya tempat itu dikenal dengan nama “dukuh medina”.
Rasa pensaran membuat sang pengembara semakin gencar untuk terus mengejar sang Putri. Putri yang merasa sangat takut, terus berlari sekuat tenaga untuk menghindari kejaran pria itu, sampai sampaisang Putri terperosok ke jurang dan hingga saat ini tempat itu disebut “ dukuh jurang “
Sadar bahwa pria itu masih terus mengejarnya, Putri Kencana Ayu bangkit dan dengan langkah gontai ia terus berlari kearah barat. Merasa keadaan sudah aman, sang Putri beristirahat sejenak. Dengan nafas yang terengah-engah, sang Putri tetap waspada dan menengok-nengok untuk memastikan keadaan. Oleh karena itu tempat tersebut diberi nama “ Dukuh Sidengok”
Selang beberapa saat, sang purtri seperti mendengar suara langkah kaki. Hatinya mulai was-was, dan diapun memutuskan untuk berlari ke selatan. Setelah jauh berlari, sang Putri berhenti untukmemastikan bahwa ia lepas dari kejaran pria itu. Putripun berdiri sambil melirik kanan dan kiri. Maka sekarang tempat itu dinamakan “ dukuh Cilinguk”.
Dari tempat itu, sang Putri melihat di arah selatan dan asap membumbung tinggi, ternyata disana ada sebuah karang yang terbakar atau kobar (dalam bahasa jawa ). Sehingga tempat itu sekarang bernama dukuh “karangkobar”.
Karena tak ingin pria tadi melihatnya, Putri Kencana Ayu memutuskan untuk berlari lagi ke utara. Ia merasa sangat lelah dan bingung, hingga akhirnya tempat itu ia duduk atau bahasa jawanya metengge. Dan kini tempat itu diberi nama dukuh “Sipete”.
Sementara pria itu masi terus mengejar sang Putri. Menyadari hal itu, Putri berlari kea rah utara sampai sampai rangkaian bunga atau kembang kanthil yang terurai di kepalanya terjatuh dan ditemukan oleh pria pengembara itu. Sehigga tempat itu sekarang dinamakan dukuh “sikembang”
Karena sangat lelah dan tak mampu berlari lagi, Putri Kencana Ayu tergeletak pingsan ( dalam bahasa banyumasan/dialek ; Ngglethak) . disuatu tempat. Sekarang tempat itu dinamakan dukuh “klethak”
Demikianlah cerita mengenai Putri Kencana Ayu sebuah cerita yang lahir dan berkembang di Banjarnegara, Jawa tengah. Semoga menambah daftar dongeng dan sebagai upaya melestarikan budaya mendongeng. Semoga bermanfaat dan semoga daat mengambil hikmah dari setiap dongeng yang kita baca.
Sumber: http://www.gurungapak.com/2016/10/puteri-kencana-ayu.html
Bahan: 1 buah tomat, potong dadu 2 ekor ikan tongkol ukuran sedang (1/2kg) 1/2 bks bumbu marinasi bubuk 1 sdt bawang putih Secukupnya garam Secukupnya gula 7 siung bawang merah, iris 5 buah cabe rawit, iris 2 batang sereh, ambil bagian putihnya, iris 3 lembar daun jeruk, iris tipis-tipis 1 bks terasi ABC Minyak untuk menumis Secukupnya air Cara memasak: Cuci bersih ikan tongkol. Taburi bumbu marinasi desaku, garam secukupnya, air 2 sdm ke ikan tongkol. Siapkan bahan-bahan. Iris tipis bawang merah, daun jeruk, seret, cabe rawit. Kukus ikan tongkol selama 10 menit. Lapisi dengan daun pisang atau daun kunyit. Boleh jg tidak d lapisi. Setelah ikan di kukus, goreng ikan. Tumis bawang merah dan bahan lainnya. Masukkan terasi yg telah dihancurkan. Setelah matang, masukkan ikan yang telah digoreng. Aduk hingga rata. Sajikan dengan nasi hangat. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/24995999?ref=search&search_term=dabu+dabu
Bahan-bahan Porsi 2 orang Bumbu Ikan bakar : 2 ekor ikan peda 1 sdm kecap 1/2 sdm Gula merah 1/2 sdt garam Minyak goreng Bahan sambal dabu-dabu : 7 buah cabe rawit merah, iris kecil 1 buah tomat merah, iris dadu 3 siung bawang merah,iris halus 2 lembar daun jeruk, buang tulang tengah daun, iris tipis 2 sdm minyak goreng panas Cara Membuat: Marinasi ikan dengan air perasan jeruk nipis dan garam secukupnya, diamkan 20 menit, kemudian panggang diatas teflon(aku di happycall yang dialasi daun pisang) sesekali olesi minyak plus bumbu ke ikannya(aku pakai bumbu kecap dan gula merah) panggang sampai matang. Cara bikin Sambal dabu-dabu : Campurkan semua bahan sambal dabu-dabu ke dalam mangkok kecuali minyak kelapa, panaskan minyak kelapa, kemudian siram diatas sambal tadi, sajikan ikan peda bakar dengan sambal dabu-dabu. Sumber: https://cookpad.com/id/resep/15232544?ref=search&search_term=peda+bakar
MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...
Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.