Bercerita tentang Banjar maka tidak lepas dengan asal usul Desa Bulak atau sebaliknya, maka dari itu Banjar dan Desa Bulak ini selalu dikaitkan bersama seiring waktu berjalan membawa sejarah ini. Ok kali ini saya akan mengungkap sejarah Desa Bulak dan Banjar , Sekaligus Tanah kelahiran Saya tapi saya akan mengungkap dari segi sudut pandang “Buku Sejarah Indramayu dan Folklore Daerah Indramayu, hal: 311”. Banjar adalah nama tempat di daerah Bulak Kecamatan Jatibarang Kab. Indramayu. Banjar dikenal dengan nama Ki Buyut Banjar. Sampai sekarang terkenal dengan keranya. Berdasarkan cerita orang tua, asal usulnya adalah sebagai berikut.Pada jaman dahulu ada lima kerajaan yang berkuasa di sini, yaitu: Pagusten Pangeran Suryanegara (dari Cirebon) Pangeran Mangkunegara (adik Pangeran Suryanegara), yang bertempat tinggal di desa Sleman. Pangeran Kartanegara, bertempat...
HAMPIR semua daerah di pesisir utara Jawa yang dulu menjadi pelabuhan internasional terkemuka lekat dengan legenda tentang seorang saudagar dari Tiongkok, Dampu Awang. Legenda ini berkembang dan mempunyai jalan cerita sendiri dari mulai daerah Rembang, Kedu, Tuban hingga Cirebon dan Indramayu. Setiap daerah mempunyai versi sendiri-sendiri, akan tetapi intinya adalah Dampu Awang adalah seorang saudagar kaya dari Tiongkok yang ikut dalam pelayaran besar Laksamana Ceng Ho. Salah satu versi cerita Dampu Awang yang berkembang di Cirebon meyakini bahwa pedagang Tiongkok tersebut jatuh hati pada Nyi Mas Gandasari dari Panguragan. Nyi Mas Gandasari sendiri merupakan putri angkat dari Pangeran Cakrabuana, salah seorang putra Prabu Siliwangi yang menyebarkan agama Islam di Cirebon. Alkisah, cinta Dampu Awang tak berbalas. Nyi Mas Gandasari pun menolaknya tapi Dampu Awang selalu memaksakan kehendaknya tersebut. Akhirnya, atas saran ora...
Pada zaman dahulu, saat cerita Legenda Asal Mula Desa Sumuradem berlangsung, daerah sumuradem dan sekitarnya merupakan daerah yang belum terjamah oleh kecanggihan teknologi. Contoh konkret, sumur merupakan satu-satunya alat yang digunakan sebagai penanganan sir bersih. Tidak ada listrik, pam, dan sejenis alat yang digunakan untuk menghasilkan air bersih. Saat ini berbagai peralatan teknologi super canggih yang biasanya hanya ditemukan di daerah perkotaan, sudah mulai menyentuh salah satu daerah terpencil kabupaten indramayu ini, sebagai alat penunjang kehidupan. Jika pada zaman dahulu, penduduk indramayu termasuk desa sumuradem merupakan penduduk yang memiliki kestabilan ekonomi merata. Tidak ada penduduk sangat kaya atau sangat miskin, semuanya penduduk berpenghasilan hampir sama. Namun, pada saat ini, keadaan tersebut berbalik arah. Sebagian besar penduduk indramayu termasuk desa sumuradem adalah seorang petani dan nelayan, baik sebagai pemilik maupun pekerja (buruh). Petani yang...
Diceritakan dalam kisah Babad Tanah Jawa bahwa pada waktu itu yang memerintah Kerajaan Pengging adalah seorang raja bernama Handayaningrat. Beliau mempunyai seorang putri termashur cantiknya di seluruh dunia, bernama Putri Pandankuning, yang merupakan kembang di Keraton Pengging. Bunga-bunga di taman tak berbunga karena malu kepada Sang Retna. Bidadari dari kahyangan tak ada yang seelok paras Sang Putri. Cahayanya sebagai sinar bulan purnama, yang samar-samar bagai berhiaskan bianglala. Cahaya intanpun menjadi suram sinarnya, karena sinar Sang Putri. Madu pun menjadi tak manis dibandingkan dengan manis Sang Putri, bahkan Dewi Ratih, Ratu kecantikan dari cakrakembang, tak dapat mengimbangi cantiknya. Sungguh tak ada yang dapat mengalahkan eloknya. Sinar bintang-bintang tunduk kepada kerlingannya. Sang Raja Handayaningrat pernah memerintahkan seorang pujangga untuk melukiskan kecantikan putrinya, tetapi tak sanggup melaksanakannya, sebab kekayaan bahasanya tak mencukupi. Pendek kata,...
Loksado adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, Indonesia. Di daerah ini terdapat sebuah gunung yang memiliki nama yang cukup unik, yaitu Gunung Batu Bangkai. Masyarakat setempat menamakannya demikian, karena di gunung tersebut ada sebuah batu yang mirip dengan bangkai manusia. Konon, kehadiran batu bangkai tersebut berasal dari sebuah cerita legenda yang sampai saat ini masih berkembang di kalangan masyarakat Banjar Hulu di Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Cerita legenda ini mengisahkan tentang seorang anak laki-laki bernama Andung Kuswara yang durhaka kepada umanya. Karena kedurhakaannya, Tuhan menghukum si Andung menjadi batu. Konon pada zaman dahulu, di suatu tempat di Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan, hiduplah seorang janda tua bersama seorang anak laki-lakinya yang bernama Andung Kuswara. Ia seorang anak yang baik dan pintar mengobati orang sakit. Ilmu pengobatan yang ia miliki diperoleh d...
Tersebutlah sebuah keluarga miskin yang tinggal di desa Kalampaian. Keluarga itu terdiri dari seorang ibu dan anak lelaki satu-satunya. Putmaraga nama anak lelaki itu. Sepeninggal sang ayah, kehidupan keluarga itu bertambah kesulitan. Kerap Putmaraga dan ibunya merasakan kekurangan. Pada suatu malam ibu Putmaraga bermimpi didatangi seorang nenek renta. Si nenek renta berujar kepadanya, "Galilah tanah di belakang rumahmu, di antara pohon nangka.” Keesokan harinya ibu Putmaraga mengajak anaknya untuk menggali tanah di belakang rumahnya sesuai pesan nenek renta dalam impiannya. Tidak mereka duga, mereka menemukan sebuah guci Cina yang sangat besar. Isi guci besar itu membuat ibu Putmaraga dan Putmaraga amat tercengang. Mereka mendapati intan dan berlian yang sangat banyak jumlahnya di dalam guci. Kumpulan Legenda Cerita Rakyat Dari Kalimantan Selatan Putmaraga memberikan usulnya, "Kita bawa intan dan berlian ini kepada Kepala Suku. Kita tanyakan kepada...
kisah ini berasal dari masyarakat kota Kandangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan Provinsi Kalimantan Selatan, Masyarakat disana rata-rata hampir mengetahui kisah keberadaan sang Naga penghuni sungai Kandangan. Penulis sendiri lahir di desa Simpur kota Kandangan, sehingga sedikit banyak mengetahui kisah tersebut, dan ingin berbagi cerita kepada teman-teman semua untuk lebih mengenal kisah daerah langsung dari Kota Kandangan. Konon di sungai Kandangan , dulu ada sebuah jembatan gantung dan dibawahnya dipercaya ada sebuah liang Naga, sehingga tidak ada satupun tiang jembatan yang bisa dibangun sampai sekarang, dan konon juga air sungai tersebut tidak pernah kering. Kisah ini bermula, ada sepasang suami istri yang ketika itu mencari ikan di sungai dengan cara tradisional yaitu “ tangguk” , mereka menanggu k ikan-ikan tersebut untuk keperluan hidup sehari-hari. Namun suatu ketika, mereka mendapatkan dua butir telur yang s...
Kembang Barenteng adalah rangkaian bunga khas Kalimantan Selatan. Biasanya dipakai untuk keperluan ritual keagamaan, kematian, pernikahan hingga menyambut pejabat penting. Ada juga segelintir kalangan yang menjadikannya oleh-oleh. Namun di balik itu, ada legenda tentang sejarah atau asal usul keberadaan Kembang Barenteng ini hingga menjadi bagian dari kebudayaan Banjar sejak ratusan tahun lalu. Kembang Barenteng adalah rangkaian bunga-bunga segar terdiri dari mawar, cempaka, melati, kenanga, kembang kuning dan bunga kertas. Konon, legenda asal usulnya hidup di kalangan para perajinnya atau dalam bahasa Banjar disebut parentengan di kawasan Jalan Pangeran Hidayatullah, Kelurahan Pangambangan, Kecamatan Banjarmasin Timur, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Para parentengan yang sudah senior di sana sangat hafal dengan kisah legenda ini. Seperti dituturkan Sabariyah, salah satu p...
Dahulu kala hiduplah seorang pemuda dengan kedua orang tuanya, pemuda tersebut dijauhi oleh warga desa ditempat tinggalnya karena menderita penyakit yang menjijikan, seluruh tubuhnya dipenuhi kudis dan menimbulkan bau yang tidak sedap, selain itu pemuda tersebut juga tidak bisa begitu banyak bergerak karena tubuhnya yang cacat. Karena penyakitnya tersebut akhirnya pemuda itu hanya bisa pasrah menerima nasibnya ketika pada suatu hari warga desa berkumpul dan bermusyawarah membicarakan tentang dirinya, mereka bersepakat untuk menjauhkannya dari desa tersebut, hal ini mereka lakukan karena khawatir kalau-kalau penyakit pemuda tersebut menular dan menjangkit kepada warga desa yang lain, dan akhirnya dibuatlah satu keputusan bahwa pemuda tersebut akan dibuang ke hutan yang paling jauh dari desa. Untuk menghindari kemungkinan pemuda tersebut kembali lagi ke desa, sewaktu perjalanan dari desa matanya ditutup dengan kain dengan maksud agar dia tidak bisa pulang lagi ke desa. Sesampainya di...