×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Cerita Rakyat

Elemen Budaya

Cerita Rakyat

Provinsi

Jawa Barat

Asal Daerah

Indramayu

Sejarah Buyut Banjar Dan Desa Bulak (Legenda 41 Kera)

Tanggal 10 Jul 2018 oleh Deni Andrian.

Bercerita tentang Banjar maka tidak lepas dengan asal usul Desa Bulak atau sebaliknya, maka dari itu Banjar dan Desa Bulak ini selalu dikaitkan bersama seiring waktu berjalan membawa sejarah ini.
Ok kali ini saya akan mengungkap sejarah Desa Bulak dan Banjar, Sekaligus Tanah kelahiran Saya tapi saya akan mengungkap dari segi sudut pandang “Buku Sejarah Indramayu dan Folklore Daerah Indramayu, hal:  311”.
 
Banjar adalah nama tempat di daerah Bulak Kecamatan Jatibarang Kab. Indramayu. Banjar dikenal dengan nama Ki Buyut Banjar. Sampai sekarang terkenal dengan keranya. Berdasarkan cerita orang tua, asal usulnya adalah sebagai berikut.Pada jaman dahulu ada lima kerajaan yang berkuasa di sini, yaitu:

 

  1. Pagusten Pangeran Suryanegara (dari Cirebon)
  2. Pangeran Mangkunegara (adik Pangeran Suryanegara), yang bertempat tinggal di desa Sleman.
  3. Pangeran Kartanegara, bertempat tinggal di kampong Karang kendal.
  4. Pangeran Martanegara, bertempat tinggal di gunung Jati.
  5. Pangeran Patmanegara, bertempat tinggal di Wanacala (sebelah Timur Cirebon).

Diantara kelima Pangeran itu, Pangeran Suryanegaralah yang paling berkuasa dan yang paling mempunyai kesaktian. Daerah yang dikuasainya yaitu: sebelah barat Bulak, Kedungwarak Bungkak, Kesambi Jamprah, Kedung, Tanahanila (Alas Sewu), sebelah timur Kedungwungu, Kedung Tambi, Sudikampiran, Cangkingan, Kedokan Utara, Jempatan Petakan. Di Jempatan Petakan inilah terdapat Sungai Longgagastina. Pangeran Suryanegara mengerahkan rakyatnya untuk bekerja membuat Kali Longgagastina tersebut. Pangeran Suryanegara mengutus Nyi Ayu Kelir dari daerah Kedokan supaya bekerja bersama-sama denga utusan dari kerajaan lainnya. Utusan dari Kedokan berjumlah 41 orang dipimpin oleh Ki Ratim. Utusan ini datang menghadap Pangeran Suryanegara dengan maksud menghadiri pembuatan kali tersebut, tapi sayang … kali yang dimaksud itu sudah selesai. Maka Pangeran Suryanegara marah. Katanya, “Malas, tak mau mentaati perintah, untuk apa datang kalau sungai Longgagastina sudah selesai.”

Karena kesalnya, akhirnya sang raja (Pangeran Suryanegara) mengeluarkan kata-kata yang sangat kejam (menurut istilah Indramayu “nyumpatani”), yaitu:
“Mulai saat ini kamu semua bukanlah manusia lagi, tetapi semuanya adalah kunyuk (kera), dan sebagai tempat tinggalmu saya beri nama Ki Buyut Banjar. Mulai saat inilah kamu menempati tempat ini. Kamu hanya dapat makan dari orang yang mempunyai kaul (nadzar), atau dari orang-orang yang lalu lalang di jalan itu. Kamu wajib meminta.”

Demikianlah kisah manusia menjadi kera, yang sampai sekarang kera itu berjumlah 41 ekor, dipimpin oleh seekor sebagi ketuanya. Menurut cerita, kera ketua itu adalah Ki Ratim sebagai pemimpin 41 orang dari desa Kedokan. Dengan adanya kera-kera tersebut, sudah menjadi kebiasaan masyarakat Indramayu setiap hari Lebaran mendatangi Ki Buyut Banjar ini. Mereka datang karena masih terpengaruh oleh adat jaman dahulu yang masih percaya akan ketakhyulan. Mereka beranggapan bahwa kera-kera itu sama dengan kita, karena mereka pada mulanya adalah manusia, maka berebutlah orang-orang datang membawa nasi dan makanan lainnya dengan maksud untuk memberi makan kera-kera itu.

Sumber: https://desabulak.wordpress.com/2012/07/28/sejarah-buyut-banjar-dan-desa-bulak-legenda-41-ker/

 

DISKUSI


TERBARU


Tradisi Sekaten...

Oleh Journalaksa | 29 Oct 2024.
Tradisi Sekaten Surakarta

Masyarakat merupakan kesatuan hidup dari makhluk-makhluk manusia saling terikat oleh suatu sistem adat istiadat (Koentjaraningrat, 1996: 100). Masyar...

Seni Tari di Ci...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Seni Tari Banyumasan

Seni tari merupakan salah satu bentuk warisan budaya yang memiliki peran penting dalam kehidupan masyarakat Cilacap. Tari-tarian tradisional yang ber...

Wayang Banyumas...

Oleh Aniasalsabila | 22 Oct 2024.
Wayang Banyumasan

Wayang merupakan salah satu warisan budaya tak benda Indonesia yang memiliki akar dalam sejarah dan tradisi Jawa. Sebagai seni pertunjukan, wayang te...

Ekspresi Muda K...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Ekspresi Muda Kota

Perkembangan teknologi yang semakin pesat tidak hanya ditemui pada bidang informasi, komunikasi, transportasi, konstruksi, pendidikan, atau kesehatan...

Refleksi Realit...

Oleh Journalaksa | 19 Oct 2024.
Refleksi Keraton Yogyakarta Melalui Perspektif Sosiologis

Manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Adanya manusia menjadi penyebab munculnya kebudayaan. Kebudayaan sangat penting dalam k...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...