Tari kethek ongleng adalah salah satu bentuk kesenian rakyat yang berasal dari Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Kethek ongleng ditampilkan oleh sekelompok lelaki yang memakai hiasan kepala menyerupai kera putih. Gerakan tariannya penuh semangat, lincah dan atraktif. Kethek Ongleng biasanya diiringi oleh gamelan jawa. Tarian ini bercerita tentang seekor kera yang merupakan jelmaan Raden Gunung Sari dalam cerita Panji yang sedang mencari Dewi Sekartaji yang menghilang dari istana. Ia berubah bentuk menjadi kethek (kera) agar dapat bebas berkeliaran tanpa dicurigai oleh orang-orang sekitar.
Tarian ini berasal dari kabupaten Kerinci. Konon kabarnya, pada abad ke-19, ulama yang berasal dari Kerinci sempat mempelajari kesenian rebana saat ia menunaikan ibadah haji. Kemudian, sepulangnya dari Mekkah, beliau menciptakan tarian ini sebagai media dakwah Islam. Kemudian lambat laun semakin berkembang dan ditampilkan pula dalan Keduri Sko (pesta pusaka) dan pemberian gelar luhah untuk pemimpin negeri. Rangguk memiliki definisi angguk yang menggambarkan gerakan tarian yang didominasi oleh gerakan menganggukkan kepala seirama dengan musik pengiring. Yang menjadi alat musik dari tarian ini ialah rebana yang kental akan pengaruh Arab.
Sebagian kecil dari kita pasti tau tentang Tari Sawan ini, bahkan ada yang pernah melihatnya langsung pertunjukkan tari 7 sawan. Namun awal mulanya tari sawan tidak berjumlah tujuh melainkan hanya satu. Zaman dulu kala, Sisingamangaraja memiliki anak perempuan bernama Lopian atau Putri Lopian. Sebelum perang, Sisingamangaraja meminta putrinya tersebut untuk menari di hadapannya. Putri Lopian menari tor-tor Pangurason (membersihkan ; membersihkan dari Roh-roh jahat, membersihkan ruangan dan sebagainya) menggunakan 1 cawan. Dan zaman pun semakin berkembang, tari sawan juga dikembangkan ditambah menjadi tiga (pada tahun '80-an), lalu berjumlah 5 (tahun '90-an) dan berjumlah 7 (tahun 2000-an) untuk sebagai atraksi & hiburan.
Tarian Gong, sama seperti namanya, merupakan tarian yang dimainkan dengan menggunakan alat musik gong. Tarian ini sendiri menggambarkan kelembutan seorang gadis, yang meliuk-liuk bagaikan sebatang padi. Tarian ini dibawakan oleh seorang gadis dengan pakaian adat Dayak Kenyah. Gerakan tubuh dan tangan yang lambat dan lembut, serta dominasi bulu burung dalam corak pakaiannya merupakan ciri khas yang bisa kita lihat pada tarian ini. Jika Kanjet Pepatay menggambarkan kejantanan dan keperkasaan pria Dayak Kenyah, sebaliknya Kanjet Ledo menggambarkan kelemah-lembutan seorang gadis bagai sebatang padi yang meliuk-liuk lembut ditiup oleh angin. Tari ini dibawakan oleh seorang wanita dengan memakai pakaian tradisionil suku Dayak Kenyah dan pada kedua belah tangannya memegang rangkaian bulu-bulu ekor burung Enggang. Biasanya tari ini ditarikan diatas sebuah gong, sehingga Kanjet Ledo disebut juga Tari Gong.
Tari Gending Sriwijaya adalah Tarian asli dari daerah Sumatera Selatan.
Tari Campak merupakan tarian dari daerah Bangka-Belitung yang menggambarkan keceriaan bujang dan dayang di Kepulauan Bangka Belitung. Tarian ini biasanya dibawakan setelah panen padi atau sepulang dari ume (kebun). Tari ini digunakan juga sebagai hiburan dalam berbagai kegiatan seperti penyambutan tamu atau pada pesta pernikahan di Bangka Belitung. Tarian ini berkembang pada masa pendudukan bangsa Portugis di Bangka Belitung. Hal ini bisa dilihat dari beberapa ragam pada tari Campak antara lain akordion dan pakaian pada penari perempuan yang sangat kental dengan gaya Eropa.
a. Tari Serampang Dua Belas, sebuah tari melayu dengan irama joged. Diiringi musik dengan pukulan gendang ala Amerika Latin. Serampang Dua Belas merupakan tari pergaulan, baik bagi muda-mudi maupun orang tua. b. Tari Tor-tor, sebuah tari dari daerah Batak dengan latar belakang falsafah peradatan dan ditarikan dalam suasana khusuk. c. Tari Marsia Lapari, tari garapan ini menggambarkan kegiatan gadis-gadis Sumatera Utara yang senantiasa saling membantu dalam menggarap sawah. Olahan tari didasarkan unsur gerak tari daerah Tapanuli Selatan yang diramu dengan unsur daerah lain, dengan iringan musik gondang sembilah. d. Tari Manduda, suatu bentuk tarian rakyat Simalungun yang bersuka ria di masa panen padi.
Tari Musyoh Tari yang pertama adalah tari musyoh, dimana tari ini sendiri merupakan tarian tradisional dari papua sendiri yang mempunyai makna tersendiri dalam pembuatan beberapa gerakan dalam tarian ini sendiri. Seperti yang kita tahu sendiri bahwa setiap gerakan dari tarian tentu saja harus ada pengertian dan juga pemahaman yang tinggi untuk dapat lebih tahu bagaimana tarian itu sendiri. Begitu juga halnya dengan tari musyoh ini sendiri, dengan beberapa gerakan yang ada membuat tarian ini menjadi terkenal di daerah ini dan sering dilakukan juga di daerah ini. Tarian ini sendiri merupakan tarian sacral dalam upaya untuk mengusir arwah orang yang telah meninggal karena kecelakaan. Seperti yang kita tahu sendiri bahwa biasanya arwah yang telah meninggal itu banyak sekali yang belum tenang dan banyak juga yang menghantui dan mengganggu orang yang ada di sekitarnya. Jadi dengan tarian ini diharapkan bisa mengusir arwah tersebut agar tidak lagi m...