Buncisan merupakan nama salah satu kesenian lokal setempat yang dipentaskan dalambentuk seni pertunjukan di wilayah persebaran budaya Banyumasan. Pemain seni Buncisan terdiri dari 8 orang pemain yang melakukan tarian sambil bernyanyi sekaligus menjadi musisinya. Adapun nyanyian yang dibawakan oleh para pemain adalah lagu-lagu tradisional Banyumasan. Para pemain dalam pertunjukannya membawa alat musik angklung beralas slendro, masing-masing membawa satu buah alat musik yang berisi satu jenis nada berbeda, enam orang diantaranya memegang alat bernada 2 (ro) 3 (lu) 5 (ma) 6 (nem) 1 (ji tinggi) dan 2 (ro tinggi), dua orang yang lain memegang instrumen kendhang dan gong bumbung. Dalam membangun sajian musikal masing-masing pemain menjalankan fungsi nada sesuai dengan alur balungan gending. Dari alat-alat musik yang demikian mereka mampu menyajikan gending-gending Banyumasan. Buncisan di Banyumas memiliki beberapa karakter dan salah satu karakter Buncisan tersebut dapat dijumpai di desa...
Kesenian Buncisan Golek Gendong merupakan bentuk kesenian yang mulanya tumbuh dari cerita lengenda di wilayah Banyumas. Cerita legenda tersebut adalah proses sayembara antara Raden Prayitno yang merupakan putra Adipati Nata Kusuma dari kadipaten Gentayakan yang berebut calon mempelai dengan Prabu Parung Bahas dari Kadipaten Nusa Kambangan atau Nusatembini. Kedua pria tersebut sama-sama menginginkan seorang putri dari Kadipaten Kalisalak yang bernama Dewi Nur Kanthi. Untuk mengingat berbagai peristiwa yang terjadi dalam proses sayembara tersebut, maka masyarakat Kalisalak menjadikannya sebagai bentuk tarian adat untuk menjemput tamu dari luar kadipaten. Kesenian Buncis ini berasal dari kata Buntar dan Cis. Buntar berarti gagang atau garan dan Cis berarti keris kecil atau cundrik yang merupakan bagian peristiwa utama dalam legenda tersebut. Karater dalam pertunjukan kesenian Buncis ini adalah adegan penari golek yang menggendong seseorang dan dalam penyajiannya saat ini umumnya diirin...
khitpbah merupakan ajang adu bakat santri untuk menjadi generasi muda yang tangguh cerdas dan beradi di depan, khitobah juga dapt dikategorikan sebagai wadah mengasah diri, mengasah mental dan uji mental, biasanya khithobah dilakaukan pada malam jum'at ketika kegiatan santri libur, untuk terima kasih bigrospace
Dolalak banyak diperkirakan berasal dari kota-kota tangga nada Do-la-la, kemudain diucapkan dengan lafal daerah menjadi dolalak. Pengucapan/sebutan tersebut ada yang berpendapat alur kesenian tradisional pada waktu itu banyak disenagi atau diminati oleh serdadu Belanda yang berada di wilayah Purworejo. Bahkan ada yang beranggapan kesenian tradisional tersebut diciptakan sedikit banyak atas pengaruh kehidupan tangsi, sehingga model pakaian dan perlengkapannya ada kesamaan dengan pakaian serdadu Belanda. Dolalak saat ini baru dikenal oleh masyarakat Purworejo dan sekitarnya. Kesenian tersebut telah mengalami pasang surut. Saat ini kesenian itu banyak dipentaskan saa ada hajatan atau upacara hari besar atau menyambut kedatangan tamu. Mendem merupakan bagian dari kesenian itu yang banyak di tunggu oleh penontonnya, terlebih jika penarinya para gadis.
Kota Solo, Jawa Tengah selain dikenal dengan ragamnya kuliner yang lezat dan legendaris. Namun, Solo juga terkenal mempunyai pertunjukan seni yang indah dan mewah yang diselenggarakan tiap setahun sekali, Salah satunya Solo International Performing Arts (SIPA). Event berskala internasional rutin ini sudah ada sejak tahun 2009. SIPA sendiri tiap tahunnya memiliki tema yang berbeda-beda. Pada tahun lalu yaitu SIPA 2022 menyuguhkan konsep dan tema Arts as The Spirit Of Life Changing yang memiliki arti bahwa seni menjadi penggerak dari semangat untuk mewujudkan perubahan hidup atau harapan. Pemilihan tema ini digunakan untuk menempatkan kedudukan peran seni dalam keselarasan kehidupan. Pada tahun 2022 ini Covid-19 menyerang segala sektor dalam kehidupan, melalui seni yang disuguhkan dalam petunjukkan SIPA diharapkan dapat mewujudkan kebebasan dari belenggu pandemi yang dapat tersalurkan. SIPA yang ke-14 ini diselenggarakan pada tanggal 8-10 September 2022. Panggung SIPA 2022 dapat di...
Hari Tari Internasional (World Dance Day) jatuh pada tanggal 29 April. Pada tanggal ini Kota Solo yang identitasnya sebagai Kota Budaya tiap tahunnya mengadakan pementasan tari yang dinamai Solo Menari. Tari Jaranan dipilih menjadi tari utama yang dipertunjukkan di Stadion Sriwedari, Solo. Pada tahun 2019 sebanyak 5.0000 penari membawakan Tarian Jaranan yang dicetuskan oleh seniman asal Kota Solo yaitu Alm. S. Permadi. Tarian ini sendiri dipilih karena memiliki pemaknaan yang mendalam, yaitu menciptakan pedoman bahwa kita mempunyai arah dan tujuan yang tegas dalam hidup. Seperti penggambaran memakai kacamata jaranan (kuda) dimana pandangan kita harus kedepan tidak tengok kiri maupun kanan. Awal mula munculnya Solo Menari ini diprakarsai oleh kampus Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta pada tahun 2006 yang mengadakan pementasan tari selama 24 jam berturut-turut. Lalu Pemerintah Kota Surakarta mengadakan pementasan tarian massal pada tanggal 29 April tiap tahunnya untuk memperk...
Kebo Bule adalah kerbau albino yang dipelihara oleh Keraton Surakarta Hadiningrat. Bagi Keraton Surakarta , Kebo Bule merupakan pusaka kerajaan yang memiliki nilai keramat. Nilai ini didapat dari sejarah perjalanan Pakubuwono II pada abad ke-18 setelah melakukan pertapaan di bawah pohon Sawo Jajar. Menurut catatan sejarah, saat Pakubuwono II hendak kembali ke Kartasura, dia membawa pusaka yang memiliki nama Kyai Slamet. Dalam perjalanan tersebut, Pakubuwono II diwajibkan untuk membawa Kebo Bule sebagai pengiring perjalanan pulang. Terdapat sumber lain yang mengatakan bahwa Kebo Bule merupakan kerbau pemberian dari Kyai Hasan Beshari Tegalsari Ponorogo kepada Pakubuwono II. Peristiwa tersebut berlangsung saat Pakubuwono II pulang dari Pondok Tegalsari setelah adanya peristiwa Geger Pacinan yang menghancurkan Kartasura. Menurut pandangan masyarakat, Kebo Bule merupakan hewan yang memiliki kekuatan ghaib . Beberapa masyarakat juga menganggap bahwa Kebo Bule merupakan peruwujuda...
Sejak tahun 1900-an beberapa daerah di Jawa Tengah memiliki tradisi menerbangkan balon udara pada waktu-waktu tertentu, termasuk Idul Fitri, atau hari raya Islam. Peluncuran balon udara ini merupakan salah satu tradisi yang dimaknai sebagai momen kemenangan umat Islam saat Idul Fitri dan Idul Adha. Salah satu peluncuran balon udara yang terkenal di Jawa Tengah saat ini ada di Kabupaten Wonosobo yaitu Festival Balon Udara atau Cultural Balloon Festival (BCF). Balon tradisional Wonosobo ditemukan oleh Atmo Goper (1898-1978) pada pertengahan tahun 1920-an. Balon udara kreasi Pak Atmo sendiri terinspirasi dari balon udara yang mendarat bersama penumpang yang dilihatnya di Alun-alun Wonosobo saat masih muda. Balon Atmo Goper pertama dibuat dari kertas pilus (penduduk setempat menyebutnya kertas renyah) yang dipadukan dengan kertas payung. Penerbangan balon pertama Pak Atmo dilakukan di depan Masjid Krakal Tamanani dan disaksikan oleh rombongan warga sekitar. Tahun-tahun berikutnya, ki...
Event Night Market Ngarsopuro adalah agenda rutin bazar atau pasar Kota Solo saat malam Minggu. Yang sekarang diadakan di JL. Bhayangkara,Sriwedari,Laweyan,Kota Surakarta. Jalan tersebut kemudian menjadi pasar malam yang menjual aneka produk jajanan dan usaha mikro kecil menengah khas Kota Solo. Ngarsopuro night market ini diselenggarakan rutin setiap hari sabtu malam atau malam minggu. Yang berlangsung dari jam 19.00 WIB - 20.00 WIB. Bertempat di JL. Bhayangkara,Sriwedari,Laweyan,Kota Surakarta. Event yang diadakan setiap hari sabtu itu, awalnya bertempat di JL. Diponegoro, Kelurahan Keprabon, Banjarsari. Kemudian berpindah lokasi karena adanya penataan kawasan koridor ngarsopuro dan koridor Gatot Subroto. Lokasi terbaru setelah adanya penataan tersebut sekarang bertempat di JL. Bhayangkara,Sriwedari,Laweyan,Kota Surakarta. Di Ngarsopuro Night Market terdapat sekitar 200 umkm yang menjajakan produknya. Dari yang berjualan fashion, kuliner, sampai handicraft khas solo dapat ditemui d...