|
|
|
|
Tradisi Balon Udara Wonosobo Tanggal 04 May 2023 oleh Haha_sahda_21 . Revisi 4 oleh Haha_sahda_21 pada 04 May 2023. |
Sejak tahun 1900-an beberapa daerah di Jawa Tengah memiliki tradisi menerbangkan balon udara pada waktu-waktu tertentu, termasuk Idul Fitri, atau hari raya Islam. Peluncuran balon udara ini merupakan salah satu tradisi yang dimaknai sebagai momen kemenangan umat Islam saat Idul Fitri dan Idul Adha. Salah satu peluncuran balon udara yang terkenal di Jawa Tengah saat ini ada di Kabupaten Wonosobo yaitu Festival Balon Udara atau Cultural Balloon Festival (BCF).
Balon tradisional Wonosobo ditemukan oleh Atmo Goper (1898-1978) pada pertengahan tahun 1920-an. Balon udara kreasi Pak Atmo sendiri terinspirasi dari balon udara yang mendarat bersama penumpang yang dilihatnya di Alun-alun Wonosobo saat masih muda. Balon Atmo Goper pertama dibuat dari kertas pilus (penduduk setempat menyebutnya kertas renyah) yang dipadukan dengan kertas payung.
Penerbangan balon pertama Pak Atmo dilakukan di depan Masjid Krakal Tamanani dan disaksikan oleh rombongan warga sekitar. Tahun-tahun berikutnya, kisah balon Krakal Tamanani semakin menyebar ke seluruh wilayah, menjadikannya momen yang ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Hingga saat ini, hampir setiap tahun setelah Idul Fitri, Kabupaten Wonosobo selalu mengadakan Festival Balon Udara yang diadakan di berbagai pelosok desa untuk merayakan hari raya Idul Fitri.
Saat ini balon besar di Wonosobo terbuat dari kertas minyak seperti parasit, dan menggunakan bahan bakar gas atau asap yang dipanaskan terlebih dahulu agar balon dapat terbang bebas. Ukuran balon tingginya bervariasi, bisa 6 sampai 10 meter dan diameternya sampai 4 meter. Namun, di beberapa kota atau desa diberlakukan ukuran balon kertas minyak seperti tinggi satu meter dan lebar beberapa meter.
Festival balon udara berlangsung tujuh hari, dimulai dengan peluncuran balon udara di kembaran Kalikajar dan diakhiri di Alun-alun di Wonosobo. Festival Balon Udara Wonosobo aman dan tidak membahayakan keselamatan pengunjung maupun penerbangan. Pasalnya, festival balon udara ini mendapat persetujuan dari Kementerian Perhubungan dan didukung oleh Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau Perum AirNav Indonesia.
Festival Balon Udara atau Cultural Balloon Festival (BCF) dipuncaki dengan acara Festival Mudik di Alun-alun Wonosobo yang berhasil menerbangkan 30 balon udara terbaik dari Festival Balon Udara yang diadakan di 8 titik di berbagai desa di Wonosobo. Kesuksesan Festival Balon Udara dapat diukur dari antusiasme masyarakat dan pembuat balon untuk menghidupkan Festival Balon Udara. Festival Balon Udara Wonosobo sangat populer saat ini, sehingga diperkirakan festival balon udara yang diselenggarakan dapat menarik minat ribuan pengunjung.
Referensi: https://temanggungkab.go.id/articles/festival-balon-udara-meriahkan-libur-lebaran-2023-1682604542
Gambus
Oleh
agus deden
| 21 Jun 2012.
Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual... |
Hukum Adat Suku...
Oleh
Riduwan Philly
| 23 Jan 2015.
Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dal... |
Fuu
Oleh
Sobat Budaya
| 25 Jun 2014.
Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend... |
Ukiran Gorga Si...
Oleh
hokky saavedra
| 09 Apr 2012.
Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai... |