Dide' adalah salah satu bentuk kesenian berupa pantun bersahut yang biasa dinyanyikan oleh pria dewasa pada saat panen jagung dan pada keramaian yang diadakan oleh para pembesar kerajaan. Irama semua jenis dide' yang menggunakan rebana dengan ukuran yang lebih besar dari rebana biasa, akan terdengar mirip dengan salah satu irama kesenian Tibet. Dide' yang lazim dilakukan dengan berempat atau berlima dapat berfungsi sebagai wadah persahabatan dan pemersatu.
Batti'-batti' menampilkan muda-mudi dengan berbalas pantun diiringi rebana dan gambus. Biasanya kesenian ini berlangsung semalam suntuk, dan digelar pada pesta rakyat atau acara perkawinan yang dimainkan semalam suntuk antara pukul 22.00 sampai subuh.
Perpaduan yang sangat kontras antara musik yang keras dengan tari yang sangat halus adalah ciri khas pada repertoar tari Pakarena yang berasal dari kreativitas masyarakat Makassar. Tari yang lembut dengan musik yang keras dan ramai dalam Pakarena adalah contoh dari bentuk manifestasi dari sifat, karakter atau kepribadian wanita Makassar pada umumnya yang begitu kuat atau tangguh, bagaikan karang yang begitu keras dan kokoh, tak goyah diterpa oleh deburan ombak samudra yang dahsyat. Bisa juga ditafsirkan juga sebagai badai masalah kehidupan keluarga dan kemasyarakatan yang begitu dahsyat. Tak mengherankan jika tarian ini sangat artistik, halus dan sangat berkarakter. Tarian ini terbagi atas 12 bagian, dan setiap gerakan memiliki makna tersendiri. Posisi duduk menjadi pertanda awal dan akhir Tarian Pakarena. Gerakan berputar mengikuti arah jarum jam, menunjukan siklus kehidupan manusia. Sementara gerakan naik turun, tak ubahnya cermin irama kehidupan. Tarian ini juga mempunyai atu...
Ma'pasilaga tedong (adu kerbau) adalah suatu kegiatan unik dari Toraja, SulSel. Kegiatan ini sangat mudah dijumpai pada kegiatan2 duka. Belakangan ini, pemerintah Toraja melihatnya sebagai potensi wisata, sehingga pada 2013 kemarin, pertama kali diadakan pertandingan (konpetisi) adu kerbau se-Toraja.
SILAGA TEDONG Silaga Tedong atau adu kerbau merupakan kompetisi legal bagi masyarakat Toraja Sulawesi Selatan. Tidak jarang kepolisian atau aparat negara turut menjaga kelancaran dari acara ini. Sayangnya jarang ditemukan pihak kepolisian atau aparat negara yang menyaksikan secara langsung acara ini. Silaga Tedong ini biasanya dilaksanakan setelah ritual Rambu Solo (upacara adat kematian) bagi kaum ningrat di Toraja. Silaga Tedong merupakan pula hiburan untuk tiap tingkatan masyarakat di Toraja. Kompetisi ini disaksikan pula masyarakat dari kabupaten tetangga yang juga turut ikut berpartisipasi dalam Silaga Tedong tersebut. Contohnya saja masyarakat Kabupaten Mamasa yang juga mengikutkan kerbau mereka untuk diadu dalam kompetisi ini. Silaga Tedong sendiri biasanya dimulai dengan makan bersama bagi para pelaksana kegiatan ini. Menu dari makan bersamapun adalah menu khas Toraja yaitu babi dan kerbau. Acara makan tersebut akan dilanjutkan dengan pemasangan jumlah taruhan setiap kerbau....
Akkio Bunting adalah semacam pentun berbalasan yang dipakai oleh sipengantar penganti dengan penjemput pengantin yang ada di sulawesi selatan tepatnya suku makassar. pertunjukan ini semacam hiburan yang digunakan oleh masyarakat takalar untuk memeriahkan pesta yang sedang berlangsung sekaligus mempunyai makna dan nilai filosofis yang terkandung dalam syair akkio bunting tersebut. Berikut syair akkio bunting yang saya dapati, Akkio Bunting Iadende-iadende nia tojengmi deng bunting… Bunting salloa ku tayang Salloa kuminasai Ku kanroa ri nabbia Ku palaka ri bataraya Kuminasaiya bunting Nama bunting tojeng todong Nampako ri ujung borikku deng bunting… Ri cappa pa~rasangangku Na ku tewa-tewako guru Kuminasaiko sunggu ri ka issilangngang Ipantarang emba injako pole deng bunting… Ri boko pangngala~ injako Na kuruppaiko jama~ Ku buntulik...
Royong Royong adalah sastra lisan Makassar berbentuk puisi yang dapat dinyanyikan dalam berbagai acara penyambutan pengantin (pakkio' bunting), acara aqiqah, bahkan sampai dengan nyanyian untuk anak sebelum tidur yang didalamnya berisi do'a dan harapan, Royong sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu verbal, yang dikhususkan dipertunjukkan atau dipertontonkan dan sakral yang mana sakralnya royong ini harus pada tempat dan waktu tertentu serta ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi, apabila salah satu syaratnya tidak terpenuhi maka paroyong (orang yang membawakan royong) tidak akan membacakan royongnya, dan jika tetap dibacakan tanpa syarat yang lengkap, maka yang punya hajatan akan mengalami kesurupan, ini dikarenakan oleh sakralnya royong tersebut. Royong tentunya menjadi sesuatu yang sangat asing untuk kebanyakan orang, bahkan untuk orang Makassar sendiri Royong ini sudah menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk kita jumpai, karena tradisi...
Sinrilik atau sajak dalam bahasa Makassar adalah pertunjukan seni bertutur masyarakat suku Makassar yang telah dilakukan sejak dahulu. Sinrilik merupakan sebuah kisah atau narasi tertentu yang disampaikan atau diceritakan dalam bentuk lantunan irama (dilagukan). Bentuk narasinya menyerupai puisi atau syair dengan pemilihan dan perpaduan kata-kata yang tepat dan terdapat berulangkali pengulangan-pengulangan lirik atau repetisi. Pada umumnya sinrilikdilantunkan oleh seorang pria, bisa dengan diiringi alunan alat musik dan bisa pula tidak. Sinrilik ini terbagi dalam dua kategori yaitu sinrilik bosi timurung dan sinrilik pakesok-kesok . Sinrilik bosi timurung yang dalam bahasa Makassar berarti hujan turun, adalah sinrilik yang dilantunkan pada saat keadaan sepi dan orang-orang sedang tertidur lelap. Sinrilik ini tidak diiringi oleh alat musik apapun, dengan narasi yang pendek-pendek dan berisi kesedihan atau curahan hati dari penggubahnya, seperti kecintaan pada seorang gadis,...
Appakdekko merupakan salah satu tradisi yang dipegang teguh masyarakat Suku Makassar sejak dahulu kala. Jika suku Makassar menyebut tradisi ini dengan istilah Appakdekko, maka Suku Bugis biasa menamainya dengan istilah Mappadendang. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa setelah rutinitas panen padi berlangsung. Awal tahun kisaran bulan Februari, Maret atau April menjadi waktu pelaksanaannya. Dalam pelaksanaannya tersebut, tradisi ini dilangsungkan selama sehari. Biasanya dari pagi hingga sore hari. Alat yang digunakan dalam pelaksanaan tradisi Appakdekko ini berupa sebuah kayu panjang yang berbentuk seperti perahu. Kayu tersebut dinamai assung (lesung). Alat yang disediakan sebagai alat untuk menumbuk lesung berbentuk perahu tersebut adalah sebuah alu yang dipakai oleh enam orang wanita. Di dalam lesung, dimasukkan ase lolo (padi muda) sebagai bahan yang akan ditumbuk. Kemudian, terdapat satu orang laki-laki sebagai pemukul dua buah alu kecil....