Royong
Royong adalah sastra lisan Makassar berbentuk puisi yang dapat dinyanyikan dalam berbagai acara penyambutan pengantin (pakkio' bunting), acara aqiqah, bahkan sampai dengan nyanyian untuk anak sebelum tidur yang didalamnya berisi do'a dan harapan, Royong sendiri terbagi menjadi 2 jenis yaitu verbal, yang dikhususkan dipertunjukkan atau dipertontonkan dan sakral yang mana sakralnya royong ini harus pada tempat dan waktu tertentu serta ada syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi, apabila salah satu syaratnya tidak terpenuhi maka paroyong (orang yang membawakan royong) tidak akan membacakan royongnya, dan jika tetap dibacakan tanpa syarat yang lengkap, maka yang punya hajatan akan mengalami kesurupan, ini dikarenakan oleh sakralnya royong tersebut.
Royong tentunya menjadi sesuatu yang sangat asing untuk kebanyakan orang, bahkan untuk orang Makassar sendiri Royong ini sudah menjadi sesuatu yang sangat sulit untuk kita jumpai, karena tradisi lisan ini memang sudah nyaris punah jika dibandingkan dengan sinrilik dan kelong-kelong , royong merupakan sastra lisan yang keadaannya sangat mengkhawatirkan.awal mula kemunculan Royong berawal dari munculnya Tumanurung yang dipercaya turun dari khayangan dan datang untuk mempersatukan kembali kerajaan yang kala itu berpisah-pisah karena permusuhan, dayang-dayang bersama Tumanurung yang melantunkan nyanyian-nyanyian tertentu yang disebut royong, dg,ratang mengatakan bahwa royong munculnya lebih jauh dari sekedar turunnya Tumanurung, yaitu pada saat nabi Muhammad lahir dan adanya dzikir untuk penyambutan kelahiran Nabi.
narasumber :
- Zaenuddin (mantan kepala pusat pengembangan bahasa sulawesi selatan)
- Daeng Ratang, Paroyong (orang yang membawakan Royong)
Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak,Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman),...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...
Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...
aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan
Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang