Tumbilotohe yang dalam arti bahasa gorontalo terdiri dari kata "tumbilo" berarti pasang dan kata "tohe" berarti lampu, yaitu acara menyalakan lampu atau malam pasang lampu. Tradisi ini merupakan tanda bakal berakhirnya bulan suci Ramadhan, telah memberikan inspirasi kemenangan bagi warga Gorontalo. Pelaksanaan Tumbilotohe menjelang magrib hingga pagi hari selama 3 malam terakhir sebelum menyambut kemenangan di hari Raya Idul Fitri. Di tengah nuansa kemenangan, langit gelap karena bulan tidak menunjukkan sinarnya. Warga kemudian meyakini bahwa saat seperti itu merupakan waktu yang tepat untuk merefleksikan eksistensi diri sebagai manusia. Hal tersebut merupakan momentum paling indah untuk menyadarkan diri sebagai fitrah ciptaan Allah SWT. Menurut sejarah kegiatan Tumbilotohe sudah berlangsung sejak abad XV sebagai penerangan diperoleh dari damar, getah pohon yang mampu menyala dalam waktu lama. Damar kemudian dibungkus dengan janur dan diletakkan di atas kayu. Seiring dengan perkemban...
Salah satu pesta yang mutlak bisa dijumpai pada setiap etnis adalah pesta pernikahan. Etnis Gorontalo, yang bermukim di Provinsi Gorontalo, juga punya cara tersendiri dalam menggelar pesta pernikahan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilalui dalam penyelenggaraan pesta pernikahan adat Gorontalo: Mopoloduwo Rahasia Mopoloduwo rahasia , merupakan tahapan di mana orang tua dari calon pengantin pria mendatangi kediaman orang tua sang wanita untuk memperoleh restu pernikahan anak mereka. Apabila keduanya menyetujui, maka ditentukan waktu untuk melangsungkan pinangan atau tolobalango . sumber :http://www.wacana.co/2011/11/pernikahan-adat-gorontalo/
Salah satu pesta yang mutlak bisa dijumpai pada setiap etnis adalah pesta pernikahan. Etnis Gorontalo, yang bermukim di Provinsi Gorontalo, juga punya cara tersendiri dalam menggelar pesta pernikahan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilalui dalam penyelenggaraan pesta pernikahan adat Gorontalo: Tolobalango adalah peminangan secara resmi yang dihadiri oleh pemangku adat dan sejumlah pihak penting lainnya. Prosesi ini mempertemukan juru bicara pihak keluarga pria atau Lundthu Dulango Layio , dan juru bicara utusan keluarga wanita atau Lundthu Dulango Walato . Dalam prosesi ini, disampaikanlah maksud pinangan lewat bait-bait pantun yang indah. Di sini, diungkapkan juga mahar dan rangkaian acara yang akan dilaksanakan selanjutnya. Sebagai catatatan, tidak disebutkan biaya pernikahan ( tonelo ) oleh pihak utusan keluarga calon pengantin pria dalam prosesi ini. http://www.wacana.co/2011/11/pernikahan-adat-gorontalo/
Salah satu pesta yang mutlak bisa dijumpai pada setiap etnis adalah pesta pernikahan. Etnis Gorontalo, yang bermukim di Provinsi Gorontalo, juga punya cara tersendiri dalam menggelar pesta pernikahan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilalui dalam penyelenggaraan pesta pernikahan adat Gorontalo: Depito Dutu Sesuai dengan kesepakatan yang diamini kedua belah pihak dalam tolobalango , dalam waktu yang telah ditetapkan, digelar prosesi selanjutnya, yakni mengantar mahar dan sejumlah harta lainnya, yang di daerah Gorontalo disebut depito dutu , yang terdiri dari satu paket mahar, satu paket lengkap kosmetik tradisional dan kosmetik modern, seperangkat busana pengantin wanita, serta bermacam buah-buahan dan bumbu dapur atau dilonggato . Mahar dan pelengkapnya tersebut dibawa oleh sebuah kendaraan yang didekorasi menyerupai perahu, yang disebut kola – kola . Arak-arakan hantaran ini dibawa dari rumah calon pengantin pria menuju rumah pengantin w...
Salah satu pesta yang mutlak bisa dijumpai pada setiap etnis adalah pesta pernikahan. Etnis Gorontalo, yang bermukim di Provinsi Gorontalo, juga punya cara tersendiri dalam menggelar pesta pernikahan. Berikut adalah tahapan-tahapan yang dilalui dalam penyelenggaraan pesta pernikahan adat Gorontalo: Mopotilandahu Pada malam, sehari menjelang akad nikah, digelar serangkaian acara malam pertunangan atau mopotilandahu . Acara ini diawali dengan prosesi pembacaan Al-Qur’an, surah Ad-Dhuha dan Al-Lahab oleh calon mempelai wanita, yang bermakna bahwa dia telah menamatkan atau menyelesaikan proses mengajinya. Selanjutnya, calon mempelai pria beserta ayah atau walinya menarikan Molapi Saronde . Sementara ayah dan calon mempelai pria secara bergantian menarikannya, calon mempelai wanita memperhatikan dari kejauhan atau dari kamar. Bagi calon mempelai pria, adegan menari ini merupakan kesempatan menengok atau mengintip calon istrinya, yang dalam istilah d...
Dahulu jika penduduk Gorontalo akan menjadikan hutan untuk dijadikan lahan pertanian, maka diadakan suatu upacara. Upacara ini dimaksudkan untuk meminta izin kepada si penjaga hutan tersebut. Mereka percaya bahwa barang siapa yang menebang hutan tanpa izin penjaganya (setan) melalui suatu upacara, maka akan mendatangkan bencana alam, menyebabkan penduduk jatuh sakit bahkan kematian. Itulah sebabnya terlebih dahulu diadakan upacara, selain bertujuan menyelamatkan mereka yang akan menebang hutan, juga agar tanah yang akan ditanami nanti, mendatangkan hasil sesuai yang diharapkan. Upacara membuka hutan (momu'o o'ayuwa) dilakukan oleh penduduk sebagai tanda permintaan izin kepada si penjaga hutan (setan). Upacara dilakukan pada hari senin, jumat, dan ahad dimulai pagi hari disesuaikan dengan pasang surutnya air di laut. Menurut kepercayaan penduduk bahwa upacara yang dimulai bertepatan dengan air pasang, kayu-kayu yang ditebang banyak mengandung air sehingga mudah dimakan rayap sedangk...
Upacara ini ada hubungannya dengan pertanian pada masyarakat Gorontalo. Dengan adanya musim kemarau panjang semua tanaman mati, kegiatan bertani terhenti, maka mereka mengadakan upacara mohile didi. Sebelum agama Islam masuk di daratan Gorontalo, mereka menggangap bahwa hujan ditahan oleh setan-setan, dengan demikian tanah menjadi kering dan tak subur lagi. Untuk itu, setan-setan tersebut harus dibujuk dengan cara memberi santapan makanan yang lezat, diberi hiburan dengan mengadakan bunyi-bunyian gendang (towohu), kecapi, gambus sehingga mereka gembira dan membuka kembali pintu hujan bagi kesuburan tanah. Upacara minta hujan dilakukan apabila penduduk mengalami musim kemarau yang berkepanjangan sehingga tanah menjadi kering dan tandus. Pelaksanaan upacara adalah palenga, panggaba, wombuwu, pantongo dan tuwango lipu (penduduk desa) terutama para petani. Tempat pelaksanaan upacara yakni di pertemuan dua aliran sungai yang berlawanan arah (topanga lo hutaiyo). Bahan yang disiapkan an...
Upacara menolak wabah penyakit atau dalam bahasa Gorontalo disebut molembo'o adalah upacara yang dilaksanakan untuk memberi makan kepada setan yang dipercaya oleh penduduk sebagai penyebab penyakit. Upacara ini dilaksanakan pada tanggal 11,13,15,17 bulan di langit dan waktunya bertepatan dengan sholat maghrib karena pada saat sholat maghrib, setan berada di tempatnya sehingga mudah untuk dijinakkan. Tempat pelaksanaan upacara : di lereng gunung, di bawah pohon besar, di pinggir sungai/danau/laut (tempat-tempat ini paling disukai setan). Bahan yang disiapkan : gendang, kain merah, nyiru, tembakau, saguer (bohito), mayang pinang, ayam panggang, telur rebus, nasi kuning, nasi merah, dan jeruk. Selanjutnya, orang yang mahir berhubungan dengan setan (wombua) membakar kemenyan sambil bersiul lalu dia berteriak memanggil raja setan dan anak buahnya. Setelah itu, gendang dipukul 7 kali, orang-orang yang kemasukan setan atau kesurupan masuk ke balai (banthayo) dengan gerakan setan. Panggoba...
Mopo'a huta artinya memberi makan kepada tanah sebagai tempat tanaman bertumbuh. Penduduk percaya bahwa kegagalan panen disebabkan oleh murkanya si penjaga tanah dalam hal ini adalah setan. Itulah sebabya upacara ini disebut juga dengan mopo'a lati (memberi makan kepada setan). Penduduk percaya dengan memberi perhatian kepada penjaga tanah (setan), maka panen mereka akan berhasil dengan produksi yang meningkat. Upacara mopo'a huta atau memberi makan kepada si penjaga tanah (setan) dilakukan agar tanah pertanian menjadi subur sehingga mendatangkan hasil yang banyak. Waktu pelaksanaan upacara yakni malam jumat setelah sholat maghrib ketika bulan terang (tanggal 11,13,15,17,19) menurut peredaran bulan di langit. Masyarakat percaya bahwa pada saat-saat tersebut setan penjaga tanah mulai keluar dari tempatnya dan gentayangan melakukan pengrusakan tanaman bahkan mengganggu manusia. Saat itulah disajikan makanan untuk mereka. Bahan yang disiapkan selain makanan juga sirih, pinang, tembak...