Masyarakat Indonesia pada umumnya dan khususnya masyarakat Tolaki adalah masyarakat agraris, artinya kehidupannya sangat tergantung pada pertanian. Masyarakat Tolaki juga adalah masyarakat adat, hal ini sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar 1945. Sebagai masyarakat adat tentu sangat terikat dengan berbagai kearifan lokal sebagai panduan kehidupan sosial, kemasyarakatan, maupun berbangsa dan bernegara. Kearifan lokal itu diantaranya yang berhubungan dengan pertanian seperti, Monahu Ndau’upada pesta syukuran pasca panen dan memasuki musim tanam berikutnya. Dalam acara Monahu Ndau’uitu terdiri dari beberapa tahapan kegiatan yang harus dilaksanakan, yaitu: Mombaka Pengertian mombaka secara harfiah adalah memberi makan, tetapi makna yang sesungguhnya adalah mensucikan; yang disucikan itu adalah peralatan pertanian mulai dari alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahan kebun sampai alat untuk memproses padi sampai menjadi beras yang siap untuk d...
Mosehe pada orang Tolaki sering disebut sebagai upacara pensucian. Secara harfiah, Mosehe merupakan penggabungan dari dua kata yaitu mo dan sehe . Mo artinya melakukan sesuatu, dan sehe yang berarti suci atau menyehatkan. Mosehe berarti upaya pensucian diri dari segala perbuatan yang salah. Mosehe pada orang Tolaki terdiri dari lima macam yaitu : mosehe ndiolu (upacara pensucian diri dengan memakai telur sebagai korbannya), mosehe manu (upacara pensucian diri dengan memakai ayam sebagai korbannya), mosehe dahu (upacara pensucian diri dengan memakai anjing sebagai korbannya), mosehe ngginiku (upacara pensucian diri dengan memakai kerbau putih sebagai korbannya), dan mosehe ndoono (upacara pensucian diri dengan memakai manusia sebagai korbannya). Namun setelah masuknya agama Islam maka mosehe dahu dan mosehe ndoono tidak lagi dilaksanakan....
Ritual ini biasanya digelar setiap menyambut tahun baru Islam atau Hijriyah. Tahun ini, ritual tersebut diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Kota Baubau yang dirangkaikan dengan HUT Baubau ke-474 tahun dan hari jadi Kota Baubau sebagai daerah otonom ke-14. Ritual Batu Puaro merupakan ritual untuk memperingati wafatnya Syeh Abdul Wahid, salah seorang ulama yang membawa ajaran Islam ke tanah Buton. Syeh Abdul Wahid datang ke tanah Buton dengan maksud menyebarluaskan ajaran Islam. Saat itu Kerajaan Buton dipimpin oleh raja ke-6 bernama Lakilaponto yang sudah menjabat selama 20 tahun. Setalah Syeh Abdul Wahid mampu meyakinkan ajaran yang dibawanya kepada raja, saat itu pula Lakilaponto menyatakan menganut Islam dan mengucapkan syahadat. Mengetahui rajanya telah menganut Islam, seluruh petinggi kerajaan dan juga masyarakat Buton pun berbondong-bondong masuk Islam. Masuknya ajaran Islam di tanah Buton merubah sistem pemerintahan Buton dari kerajaan menjadi kesultanan. Dan Lakilapo...
Panasnya sinar matahari tak menyurutkan langkah beberapa laki-laki paruh baya yang menggunakan jubah panjang adat Buton membawa sesajen di tangannya. Empat buah sesajen yang tersimpan di atas susunan bambu besar yang sudah dipotong dengan ukuran kecil. Keempat sesajen tersebut dimasukkan ke dalam tenda yang di dalamnya sudah banyak pejabat dan tokoh masyarakat duduk bersila. Sesajen tersebut merupakan bagian dari adat Tuturangiana Andala, atau memberi sesajen kepada penguasa laut yang dilakukan masyarakat Pulau Makasar, Kota Baubau, Sulawesi Tenggara. “Ritual ini merupakan salah satu tradisi masyarakat Puma sebelum melaksanakan aktivitas di laut diawali dengan Tuturangiana Andala. Intinya untuk membuka pintu-pintu rezeki di laut, sekaligus menolak semacam hambatan dan tantangan yang berasal dari kejahatan laut, seperti gelombang tinggi dan sebagainya,” kata Ketua Adat Pulau Makasar, Armuddin, Minggu (16/10/2016). Isi sesajen tersebut seperti aneka jenis k...
Wakatobi tak hanya memiliki keindahan bawah laut yang menawan. Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara ini juga punya kekayaan lain yaitu sumber daya manusia yang menghargai alam dan bangga dengan kesederhanaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Ada 8 suku yang tinggal di Wakatobi . Menurut data tahun 2000, suku bangsa terbanyak adalah Wakatobi 91,33 persen, Suku Bajau (Bajo) 7,92 persen, dan suku lainnya yang berjumlah kurang dari 1 persen. Suku Bajo tersebar di beberapa wilayah di Wakatobi. Suku Bajo Mola bermukim di sekitar perairan Wangi-Wangi atau Wanci, Bajo Sampela, Lohoa dan Mantigola bermukim di perairan Kecamatan Kaledupa, dan Bajo Lamanggu bermukim di perairan kecamatan Tomia. Suku Bajo Mantigola memiliki ciri khas tersendiri, mereka tak punya lahan tempat tinggal di Pulau Kaledupa. Masyarakat Bajo Mantigola yang biasa disebut orang laut itu memang sudah terbiasa hidup di laut. "Suku Bajo itu unik, mereka dibilang primitif oleh orang luar,...
Warga keturunan Ambon yang bermukim di Kota Baubau, Sulawesi Tenggara (Sultra), mempunyai tradisi unik jelang penyembelihan hewan kurban. Tradisi tersebut dinamakan hadrat. Dalam tradisi ini, ratusan orang mulai dari tua dan muda hingga anak-anak berkeliling kampung mengarak hewan kurban. Mereka menari diiringi lantunan selawat dan alat musik rebana. Anak-anak setempat ikut meramaikan tradisi ini dengan membawa umbul-umbul dan melantunkan selawat. Tradisi ini merupakan warisan nenek moyang mereka dan kerap mereka praktikkan saat berada di Ambon sebelum kerusahan melanda. "Hadrat merupakan budaya islam yang kami ambil dari Syekh Abdul Qodir Jaelani. Pukulan hadrat ini di mana-mana ada tapi bagi warga Ambon mempunyai cara tersendiri," kata Zainal Abidin, pemuda keturunan Ambon, Jumat (25/9/2015) Seusai diarak, hewan itu disembelih. Daging hewan kurban dibagikan kepada masyarakat setempat yang tidak mampu. sumber: htt...
Ritual Mombesara dilakukan untuk menyambut tamu terhormat atau pemimpin, termasuk mereka yang baru terpilih sebagai kepala daerah. Ritual ini sudah dilakukan sejak jaman dulu di kalangan para raja-raja. Tujuannya adalah agar tidak ada lagi konflik politik setelah pilkada selesai dilakukan. Pemerintah juga berharap bahwa pemerintahan yang akan dilakukan oleh kepala daerah terpilih dapat berjalan damai, sejuk dan lancar tanpa ada dendam, amarah antar kawan maupun lawan yang bersaing dalam pilkada. Konon, tradisi ini bermula dari perseteruan dua anak raja di Konawe. Mereka adalah Sorumba dan Buburanda. Kedua anak raja ini tengah memperebutkan wilayah kekuasaan di daratan Konawe. Untuk mendamaikan keduanya, Raja Tebawo mengambil jalan tengah dengan membagi wilayah kekuasaan menjadi dua bagian dimana Sorumba memegang kekuasaan di wilayah Timur Konawe dan Buburanda memegang wilayah Latoma Tua. Dan sebagai tanda sah berhentinya pertikaian antar kedua putra raja ini maka dihelatkan ritual...
Pendidikan Seorang Puteri di Puri Mangkunegaran menurut sejarah sebenarnya sudah ada sejak Kadipaten Mangkunegaran berdiri pada tahun 1757 Pendidikan seperti ini ada juga di Keraton baik Surakarta maupun Yogyakarta hanya yang begitu marak di Pura Mangkunegaran. Terlebih-terlebih sewaktu hidupnya Permaisuri Mangkunegara III yang di kenal sebagai Gusti Putri. Beliau lahir pada tahun 1923 meninggal tahun 1978. Pendidikan bagi Putri di Pura Mangkunegaran merupakan ajaran hidup sebelum para Putri Bangsawan berumah tangga. Bagaimana melayani suami yang baik, untuk memperoleh pendidikan mereka harus tinggal di Keputren di mulai sesudah Menstruasi yang pertama.Pelajaran yang di berikan seperti bagaimana cara berpakaian , cara berbicara, cara makan dan sex education. Bagaimana sikap seseorang isteri yang baik , malam jadi pelacur untuk Suami, pagi jadi Bojo, sore hari ketika suami lelah sepulang kerja bisa jadi Mbkyu dan Ibu. Hidup di Keputren sewaktu ngenger seperti dalam pingitan tidak ada p...
Ritual ahacu alo adalah upacara pasca kematian pada keseratus hari pasca kematian di kabupaten Buton. Secara keseluruhan ritual ahacu alo bertujuan menormalisasi kondisi kehidupan keluarga atau kerabat yang labil akibat kematian.