Ritual
Ritual
ritual Sulawesi Tenggara Bajo
Tradisi Duata
- 18 November 2018

Wakatobi tak hanya memiliki keindahan bawah laut yang menawan. Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara ini juga punya kekayaan lain yaitu sumber daya manusia yang menghargai alam dan bangga dengan kesederhanaan dalam menjalani kehidupan sehari-hari.

Ada 8 suku yang tinggal di Wakatobi. Menurut data tahun 2000, suku bangsa terbanyak adalah Wakatobi 91,33 persen, Suku Bajau (Bajo) 7,92 persen, dan suku lainnya yang berjumlah kurang dari 1 persen.

Suku Bajo tersebar di beberapa wilayah di Wakatobi. Suku Bajo Mola bermukim di sekitar perairan Wangi-Wangi atau Wanci, Bajo Sampela, Lohoa dan Mantigola bermukim di perairan Kecamatan Kaledupa, dan Bajo Lamanggu bermukim di perairan kecamatan Tomia.

Suku Bajo Mantigola memiliki ciri khas tersendiri, mereka tak punya lahan tempat tinggal di Pulau Kaledupa. Masyarakat Bajo Mantigola yang biasa disebut orang laut itu memang sudah terbiasa hidup di laut.

"Suku Bajo itu unik, mereka dibilang primitif oleh orang luar, tapi navigasi laut mereka justru lebih maju dibandingkan orang darat," ujar Edi, pemandu wisata, kepada DetikTravel. Ya, saat melaut, orang Suku Bajo memang tak pernah menggunakan kompas atau alat navigasi.

Sejak zaman dahulu, Suku Bajo memang selalu berpindah-pindah tempat di semua negara yang memiliki pesisir pantai. Meski terbiasa hidup nomaden, ada satu tradisi yang tak pernah luntur dalam masyarakat Suku Bajo, yaitu tradisi Duata. Menurut kepercayaan warga setempat, Duata adalah dewa yang turun dari langit dan menjelma menjadi manusia.

Tradisi Duata merupakan puncak dari segala upaya pengobatan tradisional suku Bajo. Kebiasaan ini akan dilakukan bila ada salah satu di antara mereka mengalami sakit keras dan tak lagi dapat disembuhkan dengan cara lain termasuk pengobatan medis.

Saat menjalani prosesi Duata pengobatan, sejumlah tetua adat biasanya berkumpul di sebuah ruangan dan meramu jenis pelengkap ritual, seperti beras aneka warna, dupa, daun sirih, kelapa, dan pisang.

Sementara itu, orang yang akan diobati dibawa menuju ke laut dengan diiringi nyanyian lagu masyarakat Bajo yaitu lilligo dan tarian ngigal. Selesai dari laut, orang yang sakit dan tetua adat bertemu di tempat semula dan berlangsung lah pengobatan. Tak terbatas pada pengobatan, tradisi Duata juga dapat dilakukan dalam acara syukuran dan hajatan. Duata juga dilaksanakan saat menyambut tamu.

Tradisi tersebut sering ditampilkan saat Festival Budaya Wakatobi dan acara-acara lainnya yang mengundang banyak wisatawan, baik domestik mau pun mancanegara.

Duata juga merujuk pada sebuah tarian tradisonal yang dimainkan oleh gadis-gadis cantik di atas perahu atau rakit. Penari yang memainkan tarian tradisional tersebut diiringi dengan bunyi gamelan atau gong.

 

Untuk melihat kehidupan warga Suku Bajo, Anda bisa datang ke Kampung Bajo Mola. Di sana, pengunjung bisa menyaksikan aktivitas keseharian warga, mencoba makanan khas yang kebanyakan berupa hidangan laut, naik sampan keliling kampung, melihat lumba-lumba berenang bebas, sampai melihat kegiatan menyuluh atau mencari ikan dengan tombak.

sumber: https://beritagar.id/artikel/piknik/suku-bajo-dan-tradisi-duata-di-wakatobi

#SBJ

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Upacara Kelahiran di Nias
Ritual Ritual
Sumatera Utara

Kelahiran seorang anak yang dinantikan tentu membuat seorang ibu serta keluarga menjadi bahagia karena dapat bertemu dengan buah hatinya, terutama bagi ibu (melahirkan anak pertama). Tetapi tidak sedikit pula ibu yang mengalami stress yang bersamaan dengan rasa bahagia itu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan tentang makna dari pra-kelahiran seseorang dalam adat Nias khusunya di Nias Barat, Kecamatan Lahomi Desa Tigaserangkai, dan menjelaskan tentang proses kelahiran anak mulai dari memberikan nama famanoro ono khora sibaya. Metode pelaksanaan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode observasi dan metode wawancara dengan pendekatan deskriptif. pendekatan deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan fakta sosial dan memberikan keterangan yang jelas mengenai Pra-Kelahiran dalam adat Nias. Adapun hasil dalam pembahasan ini adalah pra-kelahiran, pada waktu melahirkan anak, Pemberian Nama (Famatorõ Tõi), acara famangõrõ ono khõ zibaya (Mengantar anak ke rumah paman)...

avatar
Admin Budaya
Gambar Entri
Prajurit Pemanah Kasultanan Kasepuhan Cirebon Di Festival Keraton Nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN: terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembongb berwarnaungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok dan pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR: sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH: Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghadap ke belaka...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Prajurit pemanah kasultanan kasepuhan cirebon di festival keraton nusantara
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

Prajurit pemanah dari komunitas pemanah berkuda indonesia (KPBI) mengikuti Festival Keraton Nusantara 2017. mewakili kesultanan kasepuhan cirebon. PAKAIAN : terdiri dari ikat kepala/ totopong khas sunda jenis mahkuta wangsa. kain sembong berwarna ungu di ikat di pinggang bersamaan dengan senjata tajam seperti golok ataupun pisau lalu baju & celana pangsi sunda. dengan baju corak ukiran batik khas sunda di bagian dada. untuk alas kaki sebagian besar memakai sendal gunung, namun juga ada yang memakai sepatu berkuda. BUSUR : sebagian besar memakai busur dengan model bentuk turkis dan ada juga memakai busur model bentuk korea. ANAK PANAH : Semua nya memakai anak panah bahan natural seperti bambu tonkin, kayu mapple & kayu spruce QUIVER (TEMPAT ANAK PANAH): Semua pemanah menggunakan quiver jenis backside quiver atau hip quiver . yaitu quiver yang anak panah di pasang di pinggang dan apabila anak panah di pasang di dalam quiver , nock anak panah menghad...

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
Kirab agung milad ke 215 kesultanan kacirebonan
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Jawa Barat

aksi pertunjukan pusaka dan pasukan kesultanan kacirebonan dari balaikota cirebon sampai ke keraton kacirebonan

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU
Gambar Entri
PANURUNG: Pasukan Pengawal Keraton Sumedang Larang
Senjata dan Alat Perang Senjata dan Alat Perang
Jawa Barat

Para pasukan penjaga keraton Sumedang larang

avatar
ASEP NU KASEP TEA ATUH PIRAKU