Ritual
Ritual
Upacara Adat Sulawesi Tenggara Konawe
Upacara Pembersihan Mosehe #SBM
- 13 November 2018

Mosehe pada orang Tolaki sering disebut sebagai upacara pensucian. Secara harfiah,Mosehe merupakan penggabungan dari dua kata yaitu modan seheMoartinya melakukan sesuatu, dan sehe yang berarti suci atau menyehatkan. Mosehe berarti upaya pensucian diri dari segala perbuatan yang salah.

Mosehe pada orang Tolaki terdiri dari lima macam yaitu : mosehe ndiolu (upacara pensucian diri dengan memakai telur sebagai korbannya), mosehe manu (upacara pensucian diri dengan memakai ayam sebagai korbannya), mosehe dahu (upacara pensucian diri dengan memakai anjing sebagai korbannya), mosehe ngginiku (upacara pensucian diri dengan memakai kerbau putih sebagai korbannya), dan mosehe ndoono (upacara pensucian diri dengan memakai manusia sebagai korbannya). Namun setelah masuknya agama Islam maka mosehe dahudan mosehe ndoonotidak lagi dilaksanakan.

Upacara adat mosehe dilaksanakan karena sebab-sebab tertentu sehingga tujuan dari masing-masing pelaksanaan jenis mosehe pun berbeda-beda. Orang Tolaki mengenal beberapa jenis mosehe antara lain mosehe wonua, mosehendaumosehe saolowamoseheine pepakawiamosehe ndepokonomosehe mobeli dan moseheine mate’a / mosehe dalam upacara kematian.

 Mosehe wonua dilaksanakan dengan tujuan untuk membersihkan ataupun mensucikan kampung/desa/negeri dari segala perbuatan-perbuatan tercela yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang bersangkutan, serta sebagai upaya tolak bala dari segala bencana atau musibah. Hewan yang dikurbankan dalam mosehewonua adalah seekor kerbau putih ataupun kerbau biasa. Penyembelihan hewan kerbau bermakna sebagai wujud tolak bala terhadap segala bentuk musibah/bencana terhadap kampung/desa.

Mosehendau/ndinau dilaksanakan pada saat ladang/kebun baru pertama kali dibuka. Tujuannya agar tanaman padi ataupun sayur-sayuran yang ditanam di ladang dapat berhasil baik. Moseheumoapi/saolowa dilaksanakan karena ada salah satu pihak dari pasangan suami istri yang melakukan perselingkuhan dengan orang lain. Sehingga untuk melaksanakan perdamaian baik antara suami isteri maupun dengan orang yang telah mengganggu rumah tangga, harus dilaksanakan mosehe.

 Mosehe ine pepakawia / mosehe dalam perkawinan umumnya disebabkan karena sumpah (pombetudari) yang pernah diucapkan oleh nenek moyang seperti yang telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya dalam sejarah moseheMosehendepokono dilaksanakan jika terdapat dua belah pihak yang terlibat konflik baik antara dua individu maupun dua keluarga. Dalam konflik kemudian terjadi mombetudari (sumpah-menyumpah) yang diucapkan oleh salah satu atau kedua belah pihak. Mosehe mobeli dilaksanakan pada saat peletakan batu pertama dalam pembangunan suatu bangunan baru.

Moseheine mate’a / mosehe dalam upacara kematian diadakannya mosehe ini pada dasarnya hampir sama dengan ritual mosehe umumnya yakni jika ada ucapan sumpah di masa lalu oleh seseorang ataupun dua orang yang terlibat konflik. Jika salah satunya ada yang lebih dahulu meninggal maka sebelum pengurusan pemakaman terlebih dahulu diadakan mosehe.

Upacara adat mosehe memiliki dua fungsi utama yakni fungsi penyelesaian konflik (konflik yang terutama disebabkan oleh pombetudari’a atau sumpah) dan fungsi pensucian seperti mensucikan negeri yang dikenal dengan mosehe wonua jika suatu negeri ditimpa berbagai masalah seperti gagal panen, wabah penyakit, atau kemarau yang berkepanjangan.

Mosehe yang terjadi hingga saat ini didasari oleh pombetudaria (sumpah) yang diucapkan oleh nenek moyang orang Tolaki di masa lalu. Sejarah yang paling tua berkenaan dengan latar belakang dilaksanakannya mosehe ini adalah yang terjadi dalam ritual moseheine pepakawia (ritual mosehe dalam perkawinan) antara individu dari Kecamatan Lambuya dengan individu dari Kecamatan Konawe, yang mana didasari oleh sejarah di masa lampau yang melibatkan nenek moyang orang Tolaki di kedua wilayah tersebut. IWekasapu dan Laliasa dari Konawe bersaudara. Lalu mereka berpisah, Wekasapu pergi ke Konawe, Laliasa pergi ke Asaki. Kemudian mereka pergi mencari sagu, lalu mereka bertengkar hebat, akibat pertengkaran tersebut Wekasapu berkata bahwa selamanya anaknya tidak akan ada yang tinggal di Konawe dan selamanya pula anak cucunya tidak akan minum air dari Konawe.  Wekasapu lalu ke Mowila. Namun dalam perjalanan kehidupan, terjadilah pernikahan antara kedua wilayah ini. Dengan terjadinya pernikahan itu maka sumpah yang pernah diucapkan harus ditawarkan melalui upacara pensucian yang disebut dengan mosehe. Jika tidak ditawarkan maka akan terjadi hal-hal buruk yang bahkan dapat mendatangkan kematian.

Inventarisasi WBTB

Sumber : https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpnbsulsel/317/

Diskusi

Silahkan masuk untuk berdiskusi.

Daftar Diskusi

Rekomendasi Entri

Gambar Entri
Tradisi MAKA
Seni Pertunjukan Seni Pertunjukan
Nusa Tenggara Barat

MAKA merupakan salah satu tradisi sakral dalam budaya Bima. Tradisi ini berupa ikrar kesetiaan kepada raja/sultan atau pemimpin, sebagai wujud bahwa ia bersumpah akan melindungi, mengharumkan dan menjaga kehormatan Dou Labo Dana Mbojo (bangsa dan tanah air). Gerakan utamanya adalah mengacungkan keris yang terhunus ke udara sambil mengucapkan sumpah kesetiaan. Berikut adalah teks inti sumpah prajurit Bima: "Tas Rumae… Wadu si ma tapa, wadu di mambi’a. Sura wa’ura londo parenta Sara." "Yang mulia tuanku...Jika batu yang menghadang, batu yang akan pecah, jika perintah pemerintah (atasan) telah dikeluarkan (diturunkan)." Tradisi MAKA dalam Budaya Bima dilakukan dalam dua momen: Saat seorang anak laki-laki selesai menjalani upacara Compo Sampari (ritual upacara kedewasaan anak laki-laki Bima), sebagai simbol bahwa ia siap membela tanah air di berbagai bidang yang digelutinya. Seharusnya dilakukan sendiri oleh si anak, namun tingkat kedewasaan anak zaman dulu dan...

avatar
Aji_permana
Gambar Entri
Wisma Muhammadiyah Ngloji
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Wisma Muhammadiyah Ngloji adalah sebuah bangunan milik organisasi Muhammadiyah yang terletak di Desa Sendangagung, Kecamatan Minggir, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Wisma ini menjadi pusat aktivitas warga Muhammadiyah di kawasan barat Sleman. Keberadaannya mencerminkan peran aktif Muhammadiyah dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendekatan dakwah dan pendidikan berbasis lokal.

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
SMP Negeri 1 Berbah
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

SMP Negeri 1 Berbah terletak di Tanjung Tirto, Kelurahan Kalitirto, Kecamatan Berbah, Sleman. Gedung ini awalnya merupakan rumah dinas Administratuur Pabrik Gula Tanjung Tirto yang dibangun pada tahun 1923. Selama pendudukan Jepang, bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas mandor tebu. Setelah Indonesia merdeka, bangunan tersebut sempat kosong dan dikuasai oleh pasukan TNI pada Serangan Umum 1 Maret 1949, tanpa ada yang menempatinya hingga tahun 1951. Sejak tahun 1951, bangunan ini digunakan untuk kegiatan sekolah, dimulai sebagai Sekolah Teknik Negeri Kalasan (STNK) dari tahun 1951 hingga 1952, kemudian berfungsi sebagai STN Kalasan dari tahun 1952 hingga 1969, sebelum akhirnya menjadi SMP Negeri 1 Berbah hingga sekarang. Bangunan SMP N I Berbah menghadap ke arah selatan dan terdiri dari dua bagian utama. Bagian depan bangunan asli, yang sekarang dijadikan kantor, memiliki denah segi enam, sementara bagian belakangnya berbentuk persegi panjang dengan atap limasan. Bangunan asli dib...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Pabrik Gula Randugunting
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Pabrik Gula Randugunting menyisakan jejak kejayaan berupa klinik kesehatan. Eks klinik Pabrik Gula Randugunting ini bahkan telah ditetapkan sebagai cagar budaya di Kabupaten Sleman melalui SK Bupati Nomor Nomor 79.21/Kep.KDH/A/2021 tentang Status Cagar Budaya Kabupaten Sleman Tahun 2021 Tahap XXI. Berlokasi di Jalan Tamanmartani-Manisrenggo, Kalurahan Tamanmartani, Kapanewon Kalasan, Kabupaten Sleman, pabrik ini didirikan oleh K. A. Erven Klaring pada tahun 1870. Pabrik Gula Randugunting berawal dari perkebunan tanaman nila (indigo), namun, pada akhir abad ke-19, harga indigo jatuh karena kalah dengan pewarna kain sintesis. Hal ini menyebabkan perkebunan Randugunting beralih menjadi perkebunan tebu dan menjadi pabrik gula. Tahun 1900, Koloniale Bank mengambil alih aset pabrik dari pemilik sebelumnya yang gagal membayar hutang kepada Koloniale Bank. Abad ke-20, kemunculan klinik atau rumah sakit di lingkungan pabrik gula menjadi fenomena baru dalam sejarah perkembangan rumah sakit...

avatar
Bernadetta Alice Caroline
Gambar Entri
Kompleks Panti Asih Pakem
Produk Arsitektur Produk Arsitektur
Daerah Istimewa Yogyakarta

Kompleks Panti Asih Pakem yang terletak di Padukuhan Panggeran, Desa Hargobinangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, merupakan kompleks bangunan bersejarah yang dulunya berfungsi sebagai sanatorium. Sanatorium adalah fasilitas kesehatan khusus untuk mengkarantina penderita penyakit paru-paru. Saat ini, kompleks ini dalam kondisi utuh namun kurang terawat dan terkesan terbengkalai. Beberapa bagian bangunan mulai berlumut, meskipun terdapat penambahan teras di bagian depan. Kompleks Panti Asih terdiri dari beberapa komponen bangunan, antara lain: Bangunan Administrasi Paviliun A Paviliun B Paviliun C Ruang Isolasi Bekas rumah dinas dokter Binatu dan dapur Gereja

avatar
Bernadetta Alice Caroline