3.355 entri ditemukan

Entri per provinsi
Entri per provinsi

Entri Terkait

Gambar Entri
Mbolo Weki
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Mbolo Weki merupakan ritual atau acara adat yang menjadi ciri khas dari suku Bima. Sebelum mengenal lebih jauh apa itu Mbolo Weki. Mari kita sedikit mengenal "Bima" sebagai suku, dimana Mbolo Weki itu berasal. Bima (dalam konteks ini) dapat merujuk pada dua hal. Yaitu; nama suku, dan nama kabupaten yang berada di Provinsi NTB (Nusa Tenggara Barat). Suku Bima secara dominan, utamanya menempati dua kabupaten di NTB, yaitu Kabupaten Bima dan Kabupaten Dompu. Sebagai contoh, dimisalkan dalam sebuah dialog berikut, yang diawali dengan pertanyaan; "aslinya mana?". Lalu dijawab; "aslinya Bima". Maka dapat diartikan bahwa orang tersebut berasal dari Suku Bima. Namun, tidak serta-merta mengartikan orang tersebut berasal dari Kabupaten Bima. Maka, tanyalah lagi; "Bima-nya mana?". Jawabannya bisa saja seperti ini; "Bima-nya Kota Bima" atau "Bima-nya Kota Dompu". Contoh lain yang serupa adalah; A: "Aslinya mana?" B: "Aslinya Jawa" A: "oawalaaahhh, Jawa-nya mana...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Khatam Karo'a
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Tradisi Khatam Al-qur an atau dalam bahasa Bima "Khata Karo a" sudah menjadi tradisi masyarakat Bima. Biasanya tradisi ini dilakukan bersamaan dengan acara Khitanan atau dalam bahasa Bima di sebut "Suna Ra Ndoso" dan sangat berbangga orang tua saat acara untuk memberitahukan kepada khalayak ramai, bahwa anak-anak ini akan menjaga kelakukan mereka, karena sudah dikenal sebagai anak-anak yang telah tamat membaca Alquran. Saat acara Suna Ra Ndoso di mulai awal acara dibuka dengan pembacaan Al-qur an oleh yang khatam, biasa yang khatam Al-Qur an berumur 9 hingga 10 tahun dimana mereka sudah mengaji dari umur 7 tahun. Khatam Karo a dilakukan secara meriah dan banyak hadiah yang di dapat oleh anak tersebut supaya memotivasi anak-anak yang lain untuk mau belajar mengaji Al-Qur an. Acara tradisi khatam Al-qur`an ini biasanya dilakukan sejak siang hari sekitar pukul satu, dan ada juga yang dengan arak-arakan atau pawai dengan di selingi oleh pukulan rebana dan hadrah. Menggunakan pakaian...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Upacara Nggana Ro Nggoa
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Yang dimaksud dengan upacara nggana ro nggoa ialah rangkaian upacara adat yang dimulai dan upacara "Salama Loko" sampai dengan upacara "dore ro boru". Upacara salama loko. Upacara Salama Loko disebut juga dengan Kiri Loko dilakukan ketika kandungan seorang ibu berumur tujuh bulan. Upacara ini hanya dilakukan bagi seorang ibu yang pertama kali mengandung. Jalannya upacara dihadiri oleh kaum ibu dan dipimpin oleh sando nggana (dukun beranak) yang dibantu oleh enam orang tua adat wanita. Upacara akan dimulai pada saat maci oi ndeu (waktu yang tepat untuk mandi) di sekitar jam 07.00. Sando nggana menggelar tujuh lapis sarung. Setiap lapis ditaburi beras dan kuning uang perak sa ece (satu ketip = 10 sen). Selain itu disimpan pula dua liku atau dua leo mama (dua bungkus bahan untuk menyirih). Maksud dan taburan beras kuning, ialah agar ibu beserta calon bayinya akan hidup bahagia dan jaya. Uang sa ece, sebagai peringatan kepada ibu bersama calon bayi, bahwa uang merupakan salah sa...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Doho Sara
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Sejak masa pemerintahan Kesultanan Bima masih berkuasa dari tahun 1640 hingga 1951 masehi ada tradisi yang wajib dilakukan pada saat hari-hari besar Islam yaitu disebut "Doho Sara" yang dilakukan pada waktu Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri dan Idul Adha, Doho bahasa Bima yang berarti Duduk sedangkan Sara yang berarti Pemerintahan. Ketiga hari besar itupun dalam tradisi kesultanan Bima disebut "Rawima Tolu Kali Samba`a" yaitu kegiatan yang diadakan tiga kali setahun dalam tradisi keagamaan Kesultanan. Setelah perayaan hari besar tersebut, mereka (pejabat Kesultanan) berkumpul pada ruang tertentu di Istana Sultan untuk memulai Doho Sara. Doho Sara selain untuk silaturahmi antar para pejabat juga sekaligus dilangsungkannya sidang lengkap untuk Paruga Suba (majelis kesultanan yang tertinggi) yang membahas mengenai perkembangan Agama, Keamanan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, juga merencanakan hal-hal yang akan dilakukan kesultanan untuk pembangunan kelak, semua para majelis...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Mpaa Ntumbu
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Dalam pagelaran adu domba di Garut, Lo mungkin masih bisa tahan dengan bunyi mengerikan hasil benturan dua kepala binatang tangguh tersebut. Tapi bagaimana kalau yang diadu di sini merupakan dua kepala manusia dewasa? Yup, pemandangan mengerikan inilah yang akan Lo hadapi saat menyaksikan ajang adu kepala manusia di Bima, Nusa Tenggara Barat, yang disebut juga dengan mpaa ntumbu atau bisa disebut ntumbu. Dalam ajang ini, dua kepala laki-laki dewasa akan diadu seperti layaknya adu domba. Tak pelak, pemandangan ini akan menghasilkan bunyi-bunyian yang sangat mengerikan. Jangan khawatir, para pelaku mpaa ntumbu biasanya merupakan dua orang profesional yang sudah biasa melakukan ritual ini. Mpaa ntumbu merupakan ritual asli masyarakat Bima di Desa Maria, Kecamatan Wawo, dimana ritual ini biasanya dilaksanakan di halaman mumbung khas masyarakat Bima. Untuk mencapai wilayah ini, Lo wajib melakukan perjalanan selama 1 jam dari pusat Kota Bima menuju ke arah timur. Pengaruh mantra...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Sasi
Ritual Ritual
Papua

Dua anak busur sengaja dipanah ke timur dan barat. Ini sebagai simbol semua marga yang ada di kampung turut serta menjaga sumber daya alam. Dua anak busur dipanahkan oleh Ketua Adat Kanume Kampung Rawa Biru, Patrisius Sangra dengan iringan nyanyian dan hentakan kaki, serta gemulai tangan penari sebagai tanda ritual adat dimulai. Warga Kampung Rawa Biru merupakan salah satu daerah yang ada di dalam Kawasan Taman Nasional Wasur, Merauke. Kampung Rawa Biru kebanyakan dihuni Suku Marin Kanume. Suku Marin Kanume banyak menempati daerah pedalaman perbatasan Merauke dan Negara Papua Nugini. "Kami lebih memilih tinggal di hutan. Ini cara kami tetap melindungi alam," kata Patrisius. Patrisius menyebutkan, dua anak busur yang dipanah ke dua arah yang berbeda, sebagai wujud penghormatan kepada tiga marga lainya, sekaligus mengajak ketiga suku itu untuk menjaga alam. Panah ke depan yang berarti penghormatan kepada marga Sangra. Lalu panah ke belakang untuk menghormati marga Ma...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Ngapem
Ritual Ritual
Jawa Barat

Sebagian masyarakat Cirebon percaya pada bulan Safar ini berusaha untuk menghindari perjalanan jauh, pekerjaan berbahaya dan pernikahan. Dianjurkan pada bulan ini banyak membantu orang lain dan memperbanyak sedekah khususnya untuk anak-anak yatim, para janda tua, panti jompo, dan mempererat tali silahturahmi di antara sesama. Berkaitan dengan ini, masyarakat Cirebon selama bulan ini melakukan tiga macam kegiatan yang dikenal dengan "ngapem, ngirab dan rebo wekasan". "Ngapem" berasal dari kata apem, yaitu kue yang terbuat dari tepung beras yang dipermentasi. Apem dimakan disertai dengan pemanis (kinca) yang terbuat dari "gula jawa" (gula merah) dan santan. Umumnya masyarakat masih melakukan ini dengan membagi-bagikan ke tetangga yang intinya adalah bersyukur (slametan) di bulan Safar. Yang maknanya terhindar dari malapetaka. Di Keraton Kacirebonan tradisi "Rebo Wekasan" dilakukan dengan membangun kue apem dalam bentuk gunungan, curak receh dan doa. Sumber: https://www.lyceum.id/n...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Ngunjung
Ritual Ritual
Jawa Barat

Informasi Budaya Jawa - budayajawa.id Tradisi Ngunjung di Kabupaten Indramayu Tradisi Ngunjung di Kabupaten Indramayu By Bambang S on Februari 12, 2018 Adat istiadat, tradisi atau kebiasaan masyarakat sejak dulu hingga sekarang ada yang masih lestari ada juga yang sudah punah. Begitu juga dengan tradisi-tradisi yang ada di Indramayu. Sebagian sudah punah tetapi ada juga yang masih tetap bertahan hingga kini. Dari sekian banyak tradisi-tradisi yang sering dilakukan oleh leluhur kita dulu, sampai sekarang masih ada yang tetap terjaga dan dilestarikan. Ada yang masih sejalan dengan maksud dan tujuan leluhur kita dulu. Tradisi ini merupakan syukuran sekaligus prosesi berdoa, dengan mengunjungi makam keramat, leluhur, serta tokoh agama. Tujuannya dengan maksud memohon keselamatan. Biasanya tradisi Ngunjung ini dilaksanakan pada bulan Syuro atau Maulud. Ngunjung atau ziarah kubur ini sebagai bentuk penghormatan kepada tokoh-tokoh yang terdahulu, dengan segala jasa yang telah diberikan...

avatar
Hamzahmutaqinf
Gambar Entri
Selamat Asuh, Ritual Adat Suku Bayan Saat Ada Bencana
Ritual Ritual
Nusa Tenggara Barat

Sejumlah pria dewasa bertelanjang dada, mengenakan kain terlilit di pinggang hingga ke betis. Parang terselip pada ikatan sarung. Mereka berjalan beriringan, tanpa alas kaki, memasuki kompleks rumah tradisional Sasak di Karang Bajo, Kecamatan Bayan, Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat. Di belakang mereka, tampak para perempuan dewasa, mengenakan kemben–kain melilit badan dari atas dada sampai atas mata kaki– membawa nampan di atas kepala mereka. Nampan terbuat dari anyaman bambu berisi padi dan beberapa hasil kebun. Pria dewasa lain memikul padi belum ditumbuk, diikatkan pada sebilah tongkat bambu. Padi utuh dengan batang itu terikat pada kedua ujung tongkat, bagian depan dan belakang. Pria lain membawa kelapa terikat pada bilah bambu yang sama. Ada juga pria dan perempuan menggendong kambing. Beberapa anak-anak laki-laki mengenakan sarung dan sapu’ (ikat kepala khas Lombok) mengikuti dari belakang. Sebagian besar tanpa alas kaki. Bagi yang beralas kaki...

avatar
Aze