Tato atau rajah tubuh yang dulu asosiasinya selalu dikaitkan dengan dunia preman kini mulai digemari oleh berbagai kalangan baik itu laki-laki maupun perempuan. Tengok saja misalnya artis Tora Sudiro yang menato hampir sekujur badannya. Maka asosiasi tato yang semula begitu kental dengan dunia premanisme pun sekarang berubah menjadi sebuah karya seni tubuh yang indah. Tetapi tahukah anda bahwa di kalangan suku Dayak, tato memiliki makna tersendiri yang sangat jauh dari kesan jok jagoan, atau sekedar gaya-gayaan apalagi sekedar untuk hiasan tubuh? Tato yang dibuat secara tradisional menggunakan duri dari pohon jeruk (seiring perkembangan zaman, sekarang menggunakan beberapa buah jarum sekaligus yang dikaitkan pada sebilah kayu) dengan tinta berupa jelaga yang di campur garam ini bagi masyarakat suku Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, bahkan untuk mencirikan tinggi rendahnya status sosial seseorang dan bisa pula sebagai bentuk penghormatan suku terhadap kemamp...
Urang Banjar memang tidak mengenal sistem rumah panjang atau rumah betang seperti pada kebanyakan suku Dayak. Namun demikian tidak semua Dayak juga mengenal sistem rumah panjang atau rumah betang. Dayak Maanyan dan Dayak Meratus memiliki sistem bentuk rumah adat yang sama dengan rumah adat Banjar. Hal ini mungkin disebabkan kedua suku ini masih adalah satu rumpun nenek moyang. Namun kali ini kita akan fokus pada proses pembangunan rumah adat Banjar. Rumah adat Banjar disebut dengan rumah bubungan tinggi yang memiliki beberapa variasi bentuk, namun utamanya selalu membentuk pola cacak burung atau dalam bahasa dayaknya disebut lampak lampinak – pola seperti salib. Namun kali ini kita hanya akan membahas proses pembuatan rumah adat banjar. Seperti kebudayaan orang pada jaman dahulu, budaya gotong royong dalam membangun rumah adalah juga adat yang dilakukan oleh Urang Banjar baik untuk membuat atap dari daun rumbia, memasang tongkat, tiang sampai memasang lantai...
Baayun Mulud adalah salah satu upacara adat yang dilakukan oleh orang-orang di daerah Kalimantan Selatan, yaitu oleh masyarakat Banjar. “Baayun” berarti buaian atau ayunan, sedangkan “mulud” - yang berasal dari bahasa Arab – merupakan rujukan pada kelahiran Nabi Muhammad SAW. Sesuai dengan namanya, kegiatan Baayun Mulud adalah suatu kegiatan dimana bayi diayun dan dibacakan ayat dari Quran. Kegiatan ini merupakan bentuk rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad SAW. Baayun Mulud dilakukan dengan harapan bahwa bayi-bayi tersebut akan berkembang menjadi orang yang taat dan berbakti pada orang tua, dan juga mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW. Saat bayi diayunkan, doa-doa dan lagu yang berisi petuah dilantunkan bergantian. Sering dengan berkembangnya waktu, upacara ini juga dilakukan untuk tolak bala. Dahulu kala, tradisi ini dilakukan untuk mengenalkan bayi pada Datu Ujung yang dipercaya sebagai leluhur yang sakti. Seiring dengan ber...
HAUL GURU SEKUMPUL Tradisi Martapura, Kalimantan Selatan Keyword : Haul, Guru Sekumpul, Martapura Haul dan asal-usulnya Haul berasal dari bahasa arab haala-yahuulu-haulan yang bermakna upaya, perpindahan, daya, mengembalikan, tahun. Kemudian kata haul tersebut berkembang dan terserap menjadi istilah Bahasa Indonesia, yang lazim dan masyhur di pakai komunitas masyarakat muslim di Indonesia, dan dari istilah Indonesia inilah, kata haul memiliki dua pengertian besar, yaitu: Haul berati upacara peringatan ulang tahun wafatnya seseorang dengan berbagai acara, yang puncaknya menziarahi kubur almarhum atau almarhumah. Selayaknya merayakan ulang tahun di hari kelahiran, haul dilaksanakan setiap tahun Haul yang di artikan putaran waktu dua belas bulan (satu tahun) kalender Hijriyyah terhadap harta yang wajib dizakati di tangan pemilik ( Muzzaki ) dan arti ini berkaitan erat dengan masalah zakat. &...
Akad Jual-Beli Adat Banjar, Kalimantan Selatan Siapa yang tidak mengenal akad? Akad secara harfiah merupakan ikatan atau persetujuan; sedangkan menurut istilahnya adalah transaksi atau kesepakatan antara seseorang (yang menyerahkan) dengan orang lain (yang menerima) untuk pelaksanaan suatu perbuatan. (sumber : https://www.bacaanmadani.com/2017/09/pengertian-akad-rukun-syarat-macam.html) Dalam adat kami, suku Banjar memiliki kebiasaan yang mungkin kedengarannya singkat, padat, jelas; namun memiliki maksud dan tujuan yang sangat baik yaitu akad jual-beli. Mengapa demikian? Karena masyarakat kami masih mengandalkan pasar tradisional seperti salah satunya Pasar Terapung Muara Kuin yang letaknya di Sungai Barito ataupun tukang sayur keliling, ketimbang pasar modern seperti minimarket, swalayan, dan lain-lain. Hal tersebut juga melatar belakangi kenapa masyarakat Kalimantan mudah untuk bersosialisasi terhadap masyarakat di sekitarnya. Untuk akad jual-beli sendiri dilakukan dengan bahasa se...
BARABUN adalah sebuah prosesi dalam mengusir hama atau binatang atau serangga pengganggu/perusak tanaman tanpa saling mangsa dan bunuh biasanya dilakukan pada waktu sore hingga menjelang matahari tenggelam dengan membuat api kecil sehingga menimbulkan asap pada sudut-sudut atau beberapa titik di sepanjang batas huma sembari BAMAMANG (melantunkan mantera bagi penganut kepercayaan Balian) atau akan melantunkan ayat suci Al Qur’an, salawat dan do’a jika muslim. Barabun juga digunaka oleh orang Dayak untuk mengusir gangngguan makhluk halus, misalnya dengan membakar kayu nunang untuk mengusir HANTUEN / KUYANG makluk jejadian Kalimantan sejenis vampire (nanti kita akan bahas dalam tulisan yang lain). Penulis sendiri pernah mengalami gangguang dari HANTUEN ini ketika masih bayi dan seisi rumah mengalami gangguang mirip paranormal activity , maka untuk mengusirnya dilakukan BARABUN ini dengan membakar kayu atau daun rabun. Konon para makhluk halus ini tidak akan t...
Kaharingan adalah kepercayaan tradisional suku Dayak di Kalimantan Pemerintah Indonesia mewajibkan penduduk dan warganegara untuk menganut salah satu agama yang diakui oleh pemerintah Republik Indonesia. Oleh sebab itu, kepercayaan Kaharingan dan religi suku yang lainnya seperti Tollotang (Hindu Tollotang) pada suku Bugis, dimasukkan dalam kategori agama Hindu sejak 20 April 1980. Kaharingan ini pertama kali diperkenalkan oleh Tjilik Riwut tahun 1944, saat ia menjabat Residen Sampit yang berkedudukan di Banjarmasin. Tahun 1945, pendudukan Jepang mengajukan Kaharingan sebagai penyebutan agama Dayak. Sementara pada masa Orde Baru, para penganutnya berintegrasi dengan Hindu, menjadi Hindu Kaharingan. Pemilihan integrasi ke Hindu ini bukan karena kesamaan ritualnya. Tapi dikarenakan Hindu adalah agama tertua di Kalimantan. Sumber: https://infokamu12345.blogspot.com/2013/11/agama-agama-asli-indonesia.html
Batapung tawar adalah salah satu tradisi masyarakat Banjar, Kalimantan Selatan, yang sampai saat ini tetap dilestarikan. Apa itu batapung tawar? Batapung tawar bersal dari kata “tapung” (bahasa Indonesia: tepung) dan “tawar”. Kata “tapung” diambil dari bahan yang digunakan dalam tradisi batapung tawar, yakni tepung beras yang dicampur dengan air, sedangkan “tawar” diambil dari nama daun setawar. “Tawar” dalam bahasa Banjar bisa juga diartikan sebagai proses pengobatan. Contohnya dalam bahasa Banjar, “Sudah ditawari apa sakit gigitnya?” Maksudnya, “Sudah diobati apa sakit giginya?” Ternyata istilah “tepung tawar” ada di Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), lho. Alat dan bahan batapung tawar adalah air yang dicampur dengan minyak likat baboreh. Minyak ini punya wangi yang khas. Alat lainnya adalah potongan daun pisang, daun kelapa, atau daun pandan, yang gunanya untuk memercikkan air ke...
Kayu hutan lainnya seperti kayu maranti, karuing, sintuk lanan, bangkirai, galan, galih (kayu ulin yang sudah mati), bambu dan paring, daun nipah dan daun rumbia serta purun. Untuk melakukan pekerjaan meramu yang sifatnya berat seperti meramu kayu ulin dan jenis kayu lainnya, biasanya dilakukan oleh kelompok atau keluarga, sedang meramu yang sifatnya ringan dan tempatnya tidak jauh kadang-kadang dilakukan oleh perorangan seperti meramu daun nipah atau rumbia. Biasanya terdapat jenis pembagian pekerjaan di antara kelompok masyarakat yang melakukan pekerjaan ini, seperti misalnya dalam masyarakat penebang kayu ulin, yang tua dan yang kuat, mereka mendapat tugas menebang, sedangkan anak-anaknnya membuat sirap (bahan untuk atap). Dalam masyarakat peramu galan, yang tua menebang dan mengangkat, sedangkan anak-istri dan yang muda memotong dan membelah untuk dijadikan kayu api. Dalam melaksanakan pekerjaan meramu di daerah Kalimantan Selatan tidaklah dikenal adanya upacara yang berhu...