×

Akun anda bermasalah?
Klik tombol dibawah
Atau
×

DATA


Kategori

Tradisi

Provinsi

Kalimantan Selatan

Asal Daerah

Kalimantan

Budaya Tato Suku Dayak

Tanggal 16 Jul 2018 oleh Arum Tunjung.

Tato atau rajah tubuh yang dulu asosiasinya selalu dikaitkan dengan dunia preman kini mulai digemari oleh berbagai kalangan baik itu laki-laki maupun perempuan. Tengok saja misalnya artis Tora Sudiro yang menato hampir sekujur badannya. Maka asosiasi tato yang semula begitu kental dengan dunia premanisme pun sekarang berubah menjadi sebuah karya seni tubuh yang indah.
 
Tetapi tahukah anda bahwa di kalangan suku Dayak, tato memiliki makna tersendiri yang sangat jauh dari kesan jok jagoan, atau sekedar gaya-gayaan apalagi sekedar untuk hiasan tubuh? Tato yang dibuat secara tradisional menggunakan duri dari pohon jeruk (seiring perkembangan zaman, sekarang menggunakan beberapa buah jarum sekaligus yang dikaitkan pada sebilah kayu) dengan tinta berupa jelaga yang di campur garam ini bagi masyarakat suku Dayak merupakan bagian dari tradisi, religi, bahkan untuk mencirikan tinggi rendahnya status sosial seseorang dan bisa pula sebagai bentuk penghormatan suku terhadap kemampuan seseorang.
 
Meskipun setiap sub suku Dayak memiliki aturan dan motif yang berbeda-beda satu sama lain tapi tujuan pembuatan tato sendiri sebenarnya memiliki kesamaan secara religi yaitu berfungsi sebagai obor atau penerangan dalam perjalanan seseorang menuju alam keabadian, setelah kematian. Jadi, semakin banyak tato yang terdapat di tubuh seseorang maka semakin teranglah jalan menuju alam keabadian itu.
 
Walaupun begitu, bukan berarti setiap orang bisa membuat tato semaunya di tubuh mereka karena bagi masyarakat Dayak tato tidak di bisa buat sembarangan. Ada aturan-aturan tertentu yang harus dipatuhi sebelum seseorang membuat tato di tubuhnya, seperti pilihan motif tatonya, dan juga penempatan tato dibagian tubuh. Orang yang akan di tato tidak bisa asal memilih motif yang diinginkannya maupun bagian tubuh yang mana yang ingin ia tato karena sebelumnya harus terlebih dahulu tunduk pada aturan-aturan adat. Setiap sub suku di Dayak memiliki aturan-aturan tersendiri mengenai tato. Bahkan ada pula sub suku Dayak yang tak memiliki tradisi tato sama sekali.
 
Di bawah ini saya uraikan secara singkat beberapa motif yang biasa di pakai oleh sub suku Dayak untuk tato mereka berikut hal apa saja yang harus dilakukan orang yang bersangkutan sebelum mendapat motif tato tersebut.
 
Dayak Kenyah dan Dayak Kayan (Kalimantan Timur)
Bagi kedua sub suku ini banyaknya tato yang ada di tubuh mereka adalah berbanding lurus dengan seberapa jauh dan seringnya mereka mengembara. Dan karena setiap kampung memiliki motif tato yang beragam maka bila banyaknya motif ragam tato yang menempel di tubuh mereka itu artinya yang bersangkutan telah mengembara cukup jauh. Pengembaraan yang dilakukan oleh suku ini biasanya dilakukan dengan berjalan kaki dan dalam waktu yang bisa berbulan-bulan karena mengingat jauhnya jarak antar kampung yang ada di wilayah Kalimantan. Sedangkan Di kalangan masyarakat dayak Kenyah, motif yang lazim untuk kalangan bangsawan (paren ) adalah burung enggang yakni burung endemik Kalimantan yang dikeramatkan.
 
Pada suku Kayan tidak hanya laki-laki yang bisa memiliki tato tapi perempuan pun lazim memilikinya di tubuh mereka. Tapi berbeda dengan laki-laki yang biasanya harus mengembara terlebih dahulu dan tato adalah sebagai bentuk penghargaan atas apa yang telah dilakukannya, maka pada tubuh perempuan (Biasanya di kaki, paha, atau tangan) suku Dayak Kayan tato ini lebih bermotif religius, ada tiga macam tato yang biasanya disandang perempuan suku Kayan, antara lain tedak kassa, yakni meliputi seluruh kaki dan dipakai setelah dewasa. Tedak usuu, tato yang dibuat pada seluruh tangan dan tedak hapii pada seluruh paha.
 
Sementara di suku Dayak Kenyah, pembuatan tato pada perempuan dimulai pada umur 16 tahun atau setelah haid pertama. Untuk pembuatan tato bagi perempuan, dilakukan dengan upacara adat disebuah rumah khusus. Selama pembuatan tato, semua pria tidak boleh keluar rumah. Selain itu seluruh keluarga juga diwajibkan menjalani berbagai pantangan untuk menghindari bencana bagi wanita yang sedang di tato maupun keluarganya.
 
Bagi perempuan Dayak memiliki tato dibagian paha status sosialnya sangat tinggi dan biasanya dilengkapi gelang di bagian bawah betis. Tato sangat jarang ditemukan di bagian lutut. Meski demikian ada juga tato di bagia lutut pada lelaki dan perempuan yang biasanya dibuat pada bagian akhir pembuatan tato dibadan. Tato yang dibuat diatas lutut dan melingkar hingga ke betis menyerupai ular, sebenarnya anjing jadi jadian atau disebut tuang buvong asu.
 
Dayak Iban
Adapun bagi Dayak Iban, kepala suku beserta keturunanya ditato dengan motif sesuatu yang hidup di angkasa. Selain motifnya terpilih, cara pengerjaan tato untuk kaum bangsawan biasanya lebih halus dan sangat detail dibandingkan tato untuk golongan menengah ( panyen ).
 
Disamping ketiga sub suku Dayak di atas sebenarnya masih ada motif tato lainnya yang antara lain motif tato yang berkaitan dengan kebiasaan mengayau (Memenggal kepala) dalam satu peperangan. Tapi karena kebiasaan mengayau ini sudah tidak lagi dilakukan maka motif-motif seperti ini hampir tak pernah lagi di pakai. Dan atau tradisi tato bagi suku Dayak yang bermukim di perbatasan Kalimantan - Serawak, mereka menato jari-jari tangan mereka sebagai ciri bahwa suku tersebut ahli dalam hal pengobatan. Maka jika anda melihat banyak tato di sekitar tangan mereka maka itu bisa dipastikan bahwa yang bersangkutan sangat ahli dalam hal pengobatan.
 
 
 
 

Sumber: http://arsipbudayanusantara.blogspot.com/2013/06/budaya-tato-suku-dayak.html

DISKUSI


TERBARU


Bika Panggang

Oleh Upikgadangdirantau | 20 Apr 2024.
kue tradisional

Bika Panggang atau bisa juga disebut Bika bakar merupakan salah satu kue tradisional daerah Sumatera Barat. Kue Bika ini sangat berbeda dengan Bika...

Ketipung ngroto

Oleh Levyy_pembanteng | 19 Apr 2024.
Alat musik/panjak bantengan

Ketipung Ngroto*** Adalah alat musik seperti kendang namun dimainkan oleh dua orang.Dalam satu set ketipung ngroto terdapat 2 ketipung lanang dan we...

Rek Ayo Rek

Oleh Annisatyas | 19 Apr 2024.
Seni

Lagu Rek Ayo Rek adalah salah satu lagu asli Surabaya. Lagu ini diciptakan dengan bahasa khas "Suroboyo-an" oleh Is Haryanto. Rek Ayo Rek j...

Simpa Odja

Oleh Andi Redo | 05 Apr 2024.
Ornamen

Simpa Odja adalah ornamen wajib dalam setiap upacara di Kerajaan Gowa Tallo. Ornamen ini terdiri dari dua perangkat yang disatukan yaitu "Simpa&...

Ogoh-Ogoh, Dari...

Oleh Dodik0707 | 28 Feb 2024.
tradisi

Ogoh-Ogoh, Dari Filosofi Hingga Eksistensinya Malang - Jelang Hari Raya Nyepi, warga Dusun Jengglong, Desa Sukodadi, Kecamatan Wagir, Kabupaten Mal...

FITUR


Gambus

Oleh agus deden | 21 Jun 2012.
Alat Musik

Gambus Melayu Riau adalah salah satu jenis instrumental musik tradisional yang terdapat hampir di seluruh kawasan Melayu.Pergeseran nilai spiritual...

Hukum Adat Suku...

Oleh Riduwan Philly | 23 Jan 2015.
Aturan Adat

Dalam upaya penyelamatan sumber daya alam di kabupaten Aceh Tenggara, Suku Alas memeliki beberapa aturan adat . Aturan-aturan tersebut terbagi dala...

Fuu

Oleh Sobat Budaya | 25 Jun 2014.
Alat Musik

Alat musik ini terbuat dari bambu. Fuu adalah alat musik tiup dari bahan kayu dan bambu yang digunakan sebagai alat bunyi untuk memanggil pend...

Ukiran Gorga Si...

Oleh hokky saavedra | 09 Apr 2012.
Ornamen Arsitektural

Ukiran gorga "singa" sebagai ornamentasi tradisi kuno Batak merupakan penggambaran kepala singa yang terkait dengan mitologi batak sebagai...